13
Dalam penerapan desentralisasi fiskal, setiap daerah juga dituntut untuk membiayai sendiri biaya pembangunannya, padahal pendapatan daerah tidak bisa
membiayai seluruh pengeluarannya. Oleh karena itu, transfer dana dari pusat menjadi sumber penerimaan yang sangat dominan bagi pemerintah daerah. Dana yang
biasanya ditransfer dari pemerintah pusat adalah Dana Alokasi Umum. Proporsi Dana Alokasi Umum terhadap penerimaan daerah masih yang tertinggi dibandingkan
dengan penerimaan daerah yang lain, termasuk Pendapatan Asli Daerah. Teori tentang federalisme fiskal menyatakan bahwa untuk barang atau jasa
publik tertentu seperti barang publik daerah, desentralisasi dapat meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas alokasi sumber daya karena: 1 Pemerintah daerah dapat
lebih baik dikelola menurut daerah dan letak geografisnya; 2 Pemerintah daerah memiliki posisi yang lebih baik untuk mengenali preferensi dan kebutuhan daerah;
dan 3 Tekanan dari persaingan jurisdiksi yang mendorong pemerintah daerah untuk menjadi inovatif dan memiliki akuntabilitas bagi warga dan penduduknya.
2.1.3 Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal
2.1.3.1 Otonomi Daerah
Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan
namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna
mengurus rumah tangga sendiri. Menurut Encyclopedia of Social Science, dalam
14
pengertiannya yang orisinal, otonomi adalah the legal self sufficiency of social body and it’s actual independence. Sedangkan menurut Black’s Law Dictionary
mendefinisikan Autonomy sebagai the political independence of a nation; the right and condition of power of self government. The negotiation of state of political
influence from without or from foreign powers. Di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
dituliskan otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.
b. Pengembangan kehidupan demokrasi.
c. Keadilan nasional.
d. Pemerataan wilayah daerah.
e. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah
dalam rangka keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. f.
Mendorong pemberdayaaan masyarakat. g.
Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah itu diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumberdaya masing-masing serta perimbangan keuangan pusat dan
15
daerah, sesuai prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta potensi dan keanekaragaman antar daerah.
2.1.3.2 Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi merupakan sebuah instrumen untuk mencapai salah satu tujuan bernegara, terutama memberikan pelayanan publik yang lebih baik dan menciptakan
proses pengambilan keputusan publik yang lebih demokratis. “Desentralisasi fiskal merupakan salah satu komponen utama dari otonomi daerah. Desentralisasi fiskal
dapat diartikan sebagai suatu proses distribusi anggaran dari tingkat pemerintah yang lebih tinggi kepada pemerintah yang lebih rendah, untuk mendukung fungsi atau
tugas pemerintah dan pelayanan publik sesuai dengan banyaknya kewenangan bidang pemerintahan yang dilimpahkan.” Agustina, 2011. Desentralisasi menurut Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas
otonomi. Dengan desentralisasi, akan terwujud pelimpahan wewenangan kepada tingkat pemerintahan yang lebih rendah untuk melakukan pembelanjaan, kewenangan
untuk memungut pajak, terbentuknya dewan yang dipilih oleh rakyat, kepala daerah yang dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan adanya bantuan dalam
bentuk transfer dari pemerintah pusat. Dalam konteks negara berkembang, sedikitnya ada tiga alasan utama mengapa
sebagian besar negara berkembang menganggap penting untuk mengaplikasikan densetralisasi fiskal, yaitu untuk menciptakan efisiensi penyelenggaraan administrasi