74
koefisien sebesar -0,0002450,000437 standar error. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi mampu
membuat alokasi Dana Alokasi Umum dalam belanja modal di Sumatera Utara menjadi lebih besar atau lebih kecil.
7. Pertumbuhan ekonomi mampu memoderatori secara signifikan pengaruh Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran terhadap belanja modal sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar -0,0004850,002240 standar error. Berdasarkan hasil
analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi mampu membuat alokasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran dalam belanja modal
di Sumatera Utara menjadi lebih besar atau lebih kecil.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh penulis yaitu: 1.
Sampel penelitian ini hanya dibatasi pada kabupatenkota yang memiliki ketersediaan data, yaitu 11 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini
menyebabkan hasil penelitian hanya berlaku untuk kabupatenkota yang menjadi sampel penelitian dan belum dapat digeneralisasikan untuk seluruh
kabupatenkota di Indonesia. 2.
Variabel independen dalam penelitian ini dibatasi hanya pada realisasi Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran, sementara banyak variabel lain yang berpengaruh dalam menentukan anggaran belanja modal seperti : Dana Alokasi Khusus, Dana Transfer
75
Pemerintah, jumlah penduduk dan tingkat inflasi yang belum diikutsertakan dalam penelitian ini.
5.3 Saran
1. Bagi pemerintah daerah diharapkan agar semakin efektif dalam mengelola
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran provinsi sehingga realisasi belanja modal semakin meningkat yang
kemudian akan meningkatkan pengalokasian belanja modal daerah. 2.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih memperbanyak pengambilan jumlah variabel, periode, dan sampel yang akan digunakan, sehingga akan
diperoleh sampel yang banyak dan hasil yang lebih akurat.
76
DAFTAR PUSTAKA
Anasmen. 2009. Pengaruh Belanja Modal Pemerintah pada Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatera Barat: 2000-2006. Tesis. Universitas Indonesia. Depok.
Ardhani, Pungky. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pengalokasian
Anggaran Belanja Modal Studi pada KabupatenKota di Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Ardhini. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan Daerah Terhadap Belanja Modal untuk Pelayanan Publik dalam Perspektif Teori Keagenan Studi pada Kabupaten
dan Kota di Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Agustina, Dina. 2011. Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Angka
Kematian Bayi dan Angka Melanjutkan SmpMts Periode 2007-2009 Studi Kasus: Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan. Fahmi, Rahardi. 2012. Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Pertumbuhan Ekonomi
terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat. Universitas Pasundan. Bandung.
Iskandar, Maolana Amin. 2012. Pengaruh Belanja Modal, Dana Perimbangan dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Studi Empiris
pada Pemerintah KabupatenKota di Pulau Jawa Periode 2006-2010. Skripsi. Universitas Indonesia. Salemba.
Kurniawan, Dhani. “Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal di Indonesia”, Universitas Sultan Fatah Demak.
Kusnandar, Dodik dan Siswantoro. 2012. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah terhadap
Belanja Modal. Maryadi, 2014. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi
Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Indonesia Tahun 2012”, Jurnal Akuntansi
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Republik Indonesia Nomor Per- 33PB2008.