26
ditetapkan sekurang-kurangnya 26 dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam Aanggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Dana Alokasi Umum untuk suatu daerah dialokasikan berdasarkan berdasarkan formula yang terdiri atas celah fiskal dan alokasi dasar. Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan menjelaskan, celah fiskal adalah selisih antara kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal. Di mana kebutuhan
fiskal diukur dengan variabel jumlah penduduk, luas wilayah, indeks kemahalan konstruksi, produk domestik regional bruto per kapita dan indeks pembangunan
manusia, sedang kapasitas fiskal diukur berdasarkan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil. Sementara Alokasi Dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai
Negeri Sipil Daerah.
Dana Alokasi Umum = Celah Fiskal CF + Alokasi Dasar AD
Keterangan: CF
= Kebutuhan Fiskal – Kapasitas Fiskal AD
= Jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah
2.1.7 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran merupakan imbas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dengan kata lain, sumber-sumber Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran dapat berasal dari pelampauan anggaran pendapatan, realisasi belanja yang rendah atau keduanya. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Sisa Lebih
27
Perhitungan Anggaran adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.
Jikaanggarandefisit,makakekuranganpendapatanatasbelanjanyaakan ditutup dengan pembiayaan yang salah satunya berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
tahun sebelumnya, sedangkan jika terjadi surplus maka akan dimanfaatkan untuk pengeluaran pembiayaan. Pembiayaan anggaran merupakan pembiayaan untuk
menutup defisit anggaran, sedangkan pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan yang dilakukan untuk memanfaatkan surplus. Di dalam Pasal 8 Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dituliskan, dalamhalAnggaran Pendapatan dan
Belanja Daerahdiperkirakandefisit,pembiayaandefisitbersumberdari: a.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran; b.
Dana cadangan; c.
Penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan d.
Pinjaman daerah. Pada dasarnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Dalam hal belanja diperkirakan lebih besar daripada pendapatan maka sumber-sumber pembiayaan defisit diperoleh
dari penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan dan pinjaman daerah.
Dalam realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terdapat dua jenis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran. Pertama, Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun