dibawa sejak lahir itu sedikit sekali. Kebiasan-kebiasan itu terbentuk dalam perkembangan, karena latihan dan belajar.
18
e. Kognitif atau Gestelt yang menganggap bahwa proses kognitif yaitu
insight pemahaman atau wawasan merupakan ciri fundamental asasi dari respon manusia. Dengan demikian perilaku manusia itu ditandai oleh
kemampuan melihat dan membuat hubungan antara unsur-unsur dalam situasi problematik, sehingga diperoleh insight.
19
Hal yang juga sangat penting dalam teori Kognitif adalah, bahwa individu itu adalah aktif, konstruktif dan berencana, bukan pasif menerima stimulus
dari lingkungan. Menurut para ahli kognitif individu merupakan partisipasi aktif dalam peroses memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Individu
berpikir secara aktif dalam membentuk wawasannya tentang kenyataan, memilih aspek-aspek penting dari pengalaman untuk disimpan dalam
ingatan, atau digunakan dalam pemecahan masalah.
20
Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini, yaitu:
1 Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil.
2 Bersifat mekanistis.
3 Menekankan peranan lingkungan.
4 Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
5 Menekankan pentingnya latihan.
21
C. Jenis-jenis Belajar
Menurut Muhibbin Syah, ada delapan jenis belajar yang sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia, di antaranya yaitu: 1 Belajar abstrak, yaitu
belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. 2
Belajar keterampilan, yaitu belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan
18
Ibid h. 266-270
19
Yudi Munadi, op. cit., h. 22
20
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 167
21
Ibid , h. 168
motorik, yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot. 3 Belajar sosial, yaitu belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk
memecahkan masalah tersebut. 4 Belajar pemecahan masalah, yaitu belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur,
dan teliti. 5 Belajar rasional, yaitu belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional sesuai dengan akal sehat. 6 Belajar
kebiasaan, yaitu proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. 7 Belajar apresiasi, yaitu belajar
mempertimbangkan judgment arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa
affective skills yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dsb. 8 Belajar
pengetahuan, yaitu belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.
22
D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa disekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-Faktor yang berasal dari luar diri siswa eksternal terdiri dari
faktor lingkungan dan faktor instrumental, sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa internal adalah berupa faktor fisiologis dan faktor
psikologis pada diri siswa.
1. Faktor-Faktor Lingkungan
Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar diri siswa, baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
22
Muhibbin Syah, Pesikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, 2004 cet. ke-9 h. 122-124
Keluarga, merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan
masyarakat. Faktor-faktor fisik dan sosial psikologi yang ada dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak.
Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor lingkungan alam atau non sosial dan faktor lingkungan sosial.
Yang termasuk faktor lingkungan non sosial atau alami ini ialah seperti; keadaan suhu, kelembapan udara, waktu pagi, siang, malam, tempat letak
gedung sekolah, dan sebagainya.
23
Semua faktor-faktor tersebut di atas dan faktor lainnya harus diatur sedemikian rupa, sehingga dapat membantu menguntungkan prosesperbuatan
belajar secara maksimal.
24
Dari urainan diatas dapat kita simpulkan bahwa Faktor lingkungan baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi
proses dan hasil belajar siswa sehingga faktor lingkungan harus dirancang sedemikian rupa sehingga menjadikan siswa yaman dalam lingkungan belajarnya
serta lingkungan tersebut bisa menjadi tempat mengamalkan atau memperaktekan apa yang dipelajarinya dan akhirnya menghasilkan prestasi yang baik.
2. Faktor-Faktor Instrumental
Faktor instrumental ini terdiri dari gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum atau materi pelajaran
serta setrategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
25
Sarana instrumen juga merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dengan adanya gedung sekolah dan kelas serta hal-hal yang termasuk
faktor instrumen yang baik, maka akan menjadikan siswa tenang dalam belajar, tidak terganggu dengan faktor instrumen yang rusak sehingga siswa yaman dan
23
M. Alisuf Sabri, op. cit., h. 59
24
Sumadi Suryabrata, op. cit., h. 233
25
M. Alisuf Sabri, loc. cit., h. 59
tidak terganggu dalam belajar dan bisa berkonsentrasi sehingga menghasilkan prestasi belajar yang baik.
3. Faktor-Faktor Kondisi Internal Siswa
Faktor kondisi siswa ini sebagaimana telah diuraikan diatas ada dua macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologi siswa.
Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca indranya terutama penglihatan dan
pendengaran. Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa adalah faktor: minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan- kemampuan kognitif seperti: kemampuan persepsi, ingatan, berfikir, dan
kemampuan dasar pengetahuan bahan appersepsi yang dimiliki siswa.
26
Dari uraiyan diatas dapat kita simpulkan bahwa kondisi internal siswa berpengaruh dalam prestasi belajar karna dengan adanya motivasi, minat, bakat,
intelegensi yang mendukung siswa, guru sebagai pendidik tinggal mengarahkan siswa tersebut sesui dengan minat, bakat serta motivasi siswa untuk terus
berprestasi dalam belajaer.
E. Indikator Prestasi Belajar
Pada perinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalamana dan peroses belajar siswa.
Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil
belajar itu ada yang bersifat intangible tak dapat diraba. Oleh karna itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan
tingkah laku yang di anggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan
rasa maupun yang berdimensi karsa.
26
M. Alisuf Sabri, op. cit.,, h. 59-60