Dari pengertian para tokoh dan kesimpulan M alisub Sabri diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar adalah suatu
perubahan pada diri siswa setelah mengalami peroses belajar. Belajar bukan hanya dari guru, tetapi juga dari sesama teman dari manusia-manusia sumber di luar
sekolah. Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tatapi juga
kecakapan dan keterampilan dalam melihat dan menganalisis dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagaian kerja; dengan demikian
aktivitas dan produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar ini mendapatkan penilaian. Penilaian tidak hanya dilakukan secara tertulis, tatapi juga secara lisan
dan penilaian perbuatan.
10
Hasil belajar merupakan suatu tanda keberhasilan dari tujuan pembelajaran, dan untuk mengetahui seberapa pencapain siswa terhadap
meteri pelajaran yang diberikan kepadanya. Prestasi belajar juga dapat diartikan suatu penguasaan, pengetahuan, sikap dan keterampilan. Contoh perubahan dari
psikomotor, afektif, dan kognitif. Prestasi belajar merupakan salah satu tujuan seorang dalam belajar
sekaligus sebagai motivasi terhadap aktifitas anak didik. Prestasi belajar merupakan indikator untuk mengetahui pandai atau tidaknya seorang anak didik.
Penulis menyipulkan bahwa prestasi belajar adalah keseluruhan hasil perbuatan siswa yang membawa perubahan tingkah laku berdasarkan latihan atau
pengalaman interaksi siswa pada lingkungan belajar melalui tes biasanya dinyatakan dalam bentuk angka.
B. Teori Belajar
Setiap teori belajar dirumuskan berdasarkan kajian tentang prilaku individu dalam proses belajar. Kajian itu pada intinya menyangkut dua hal:
a. Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah
kemampuan potensial
daya-daya, seperti
menalar, mengingat,
menghayal, yang dapat dikembangkan dengan latihan.
10
Nana Syaodih Sukmadinata,op. cit.,h. 179
b. Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu sistem energi
yakni suatu sistem tenaga yang dinamis yang berupaya memelihara keseimbangan dalam meraspon sistem energi lain sehingga ia dapat
berinteraksi melalui organ rasa. Sistem energi ini meliput respon terhadap stimulus, motivasi, dan proses penalaran.
11
Ada beberapa teori belajar diantaranya yaitu: a.
Koneksionis atau asosinisme yang menganggap bahwa tingkah laku itu merupakan respon terhadap stimulus tertentu. Penganut aliran atau tori ini
menganggap bahwa suatu stimulus S mempunyai ikatan dengan response R tertentu.
12
Tokoh yang terkenal dari teori ini adalah Thorndike dan beliau mengungkapkan tiga perinsip atau hukum dalam belajar. Pertama, law of
rediness, belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut. Kedua, law of exercise. Belajar akan berhasil
apabila banyak latihan, ulangan. Ketiga, law of effect, belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
13
b. Teori Classical Conditioning teori ini merupakan sebuah prosedur penciptaan
refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Berdasarkan eksperimen Ivan Pavlop mengungkapkan bahwa belajar
adalah perubahan yang ditandai dengan adanya hubungan antara stimulus dan respon.
14
c. Teori Disiplin mental atau psikologi daya, yang memandang bahwa otak
manusia terdiri atas sejumlah daya yang beraneka ragam. Belajar pada perinsipnya adalah melatih daya-daya mental tersebut.
15
Termasuk dalam teori Disiplin Mental adalah Naturalisme Romantik dari Jean Jacques Rousseau, menurut pendapatnya anak memiliki potensi-potensi
yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan
11
Yudi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarata: Gaung Persada Press, 2008 Cet. Ke-1, h. 21
12
Ibid h. 22
13
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 166
14
Tohirin, op. cit., h. 64-66
15
Ibid
mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencapai, mencoba, mengemukakan
dan mengembangkan dirinya sendiri. Pendidikan tidak perlu terlalu banyak turut campur mengatur anak,biarkan dia belajar sendiri, yang penting perlu
diciptakan situasi belajar yang permisif rileks, menarik dan bersifat alamiah.
16
Untuk melatih daya-daya jiwa sama dengan melatih kekuatan jasmani, yaitu dengan mengerjakan sesuatu dengan cara berulang-ulang. Jadi daya berpikir
akan meningkat kalau pikiran itu berulang-ulang memecahkan soal, daya merasakan akan menjadi kuat atau tajam kalau sering digunakan, daya
ingatan akan menjadi lebih tinggi kalau berulang-ulang mengingat sesuatu, dan sebagainya.
17
d. Bahaviorisme atau psikologis tingkah laku, yang menganggap bahwa tingkah
laku manusia merupakan kumpulan respon terhadap rangsangan. Bagian- bagain terpenting teori behaviorisme adalah:
1 Teori Sarbon stimulus and respons bond theory
Tingkah laku yang kompleks ini dapat di analisis menjadi rangkaian “Unit” perangsang dan reaksi stimulus and response, yang disebut
refleks. 2
Pengamatan dan kesan sensation and perception 3
Perasaan tingkahlaku afektif dengan berpendapat bahwa hal senang dan tidak senang itu adalah soal senso-motoris.
4 Teori tentang berpikir dengan postulatnya adalah bahwa berpikir itu
haruslah semacam tingkah laku senso-motoris, dan bagi dia berbicara dalam hati adalah tingkahlaku berpikir.
5 Pengaruh lingkungan pendidikan, belajar, pengalaman dalam
perkembangan individu. Pendapatnya bahwa reaksi-reaksi kodrati yang
16
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 168
17
Sumadi Suryabrata, psikologi pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2008 h. 245
dibawa sejak lahir itu sedikit sekali. Kebiasan-kebiasan itu terbentuk dalam perkembangan, karena latihan dan belajar.
18
e. Kognitif atau Gestelt yang menganggap bahwa proses kognitif yaitu
insight pemahaman atau wawasan merupakan ciri fundamental asasi dari respon manusia. Dengan demikian perilaku manusia itu ditandai oleh
kemampuan melihat dan membuat hubungan antara unsur-unsur dalam situasi problematik, sehingga diperoleh insight.
19
Hal yang juga sangat penting dalam teori Kognitif adalah, bahwa individu itu adalah aktif, konstruktif dan berencana, bukan pasif menerima stimulus
dari lingkungan. Menurut para ahli kognitif individu merupakan partisipasi aktif dalam peroses memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Individu
berpikir secara aktif dalam membentuk wawasannya tentang kenyataan, memilih aspek-aspek penting dari pengalaman untuk disimpan dalam
ingatan, atau digunakan dalam pemecahan masalah.
20
Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini, yaitu:
1 Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil.
2 Bersifat mekanistis.
3 Menekankan peranan lingkungan.
4 Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
5 Menekankan pentingnya latihan.
21
C. Jenis-jenis Belajar
Menurut Muhibbin Syah, ada delapan jenis belajar yang sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia, di antaranya yaitu: 1 Belajar abstrak, yaitu
belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. 2
Belajar keterampilan, yaitu belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan
18
Ibid h. 266-270
19
Yudi Munadi, op. cit., h. 22
20
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 167
21
Ibid , h. 168