asrama. Dari data diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa nilai siswa yang tingal di asrama lebih baik berdasar nilai raport.
Analisis dan Interpretasi Data
Berdasarkan pemaparan data diatas , maka nilai siswa yang tingal diasrama dan siswa nonasrama hipotesis menggunakan teknik komparasi Uji Beda t-test,
T test sampel bebas Independent Sample Test.
Tabel 4.22 Nilai siswa yang berasrama dan siswa nonasrama
No X
berasrama Y
nonasrama
1 81
73 6561
5829 2
90 79
8100 6241
3 98
86 9604
7396 4
86 86
7396 7396
5 86
81 7396
6561 6
89 93
7921 8649
7 85
72 7225
5184 8
90 76
8100 5776
9 78
77 6084
5929 10
71 73
5041 5329
11 77
72 5929
5184 12
88 99
7744 9801
13 80
79 6400
6241 14
79 73
6241 5329
15 74
73 5476
5329
Ʃ
1252 1192
105218 96174
Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut: Ho :
� = �� Tidak ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar
pendidikan Agama Islam antara siswa berasrama dengangan nonasrama berdasarkan nilai raport.
H
a
:
� ⋖ � � Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar pendidikan
Agama Islam antara siswa berasrama dengan siswa nonasrama berdasar nilai raport.
Keterangan: H
o
= Hipotesis nihil H
a
= Hipotesis alternatif
�
= Prestasi belajar siswa berasrama
��
= Prestasi belajar siswa nonasrama Ho diterima jika
�
ℎ��
⋖ t α ;db Ha diterima jika
�
ℎ��
≥ t α ;db db = n1 + n2
– 2 dengan Tingkat kemaknaan level of significance α = 0,05 Untuk mengetahui Hipotesis nihil atau hipotesis alternatif yang
diterima dengan mengunakan “Uji t” atau T test berhubung populasinya dua kelas
yaitu siswa berasrama dan siswa nonasrama, maka penulismengunakan rumus uji beda rata-rata yang saling lepas namunuji beda rata-rata yang saling lepas
mempunyai dua rumus dan mempunyai dua ketentuan: f
Untuk Varian ragam homogen dengan mengunakan rumus
� = −
�
1 �1
+
1 �2
db; N1+N2 -2 Keterangan:
t :Nilai Uji t
x :Niali rata-rata siswa berasrama
y : Nilai rata-rata siswa nonasrama
SG :Standar deviasi gabungan N1 : Jumlah sampel siswa berasrama
N2 : Jumlah sampel siswa nonasrama S1 : Varian siswa berasrama
S2 : Varian siswa nonasrama
g Untuk Varian ragam tidak homogen heterogen dengan mengunakan
rumus
� = −
�
1 2
�1
+
�
2 2
�2
db =
�12 �2
+
�22 �2
2 �1
2 �1
2 �1−1
+
�2 2
�2 2
�2−1
Keterangan: t
: Nilai Uji t x
: Niali rata-rata siswa berasrama y
: Nilai rata-rata siswa nonasrama N1 : Jumlah sampel siswa berasrama
N2 : Jumlah sampel siswa nonasrama S1 : Varian siswa berasrama
S2 : Varian siswa nonasrama Untuk mengetahui populasinya homogen atau tidaknya maka digunakan
rumus sebagai berikut: Uji Homogenitas Populasi dengan Uji
=
Varaia Besar Varian kecil
Populasi homogen jika nilai
ℎ�� � �1 �2
Populasi heterogen jika nilai
ℎ��
≥
� �1 �2
Dari rumus di atas langkah pertama untuk mengetahui homogen atau tidaknya populasi di atas makaharus di ketahui terlebih dahulu varian dari kedua
sampel tersebut dengan mengunkan rumus setandar deviasi karena varian itu adalah kuadrat dari setandar deviasi dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
S =
Ʃ�
2
−
Ʃ� �
2
�−1
Keterangan : S
: Setandar deviasi
ƩX :
Jumlah nilai ƩX
2
: Jumlah nilai yang telah di kuadratkan
n : Jumlah siswa
S
2
: setandar deviasi Dari perhitungan nilai raport dengan mengunakan rumus di atas maka
mendapatkan hasil varian sebagai berikut untuk varian siswa berasrama adalah
�
2
= 83,77
2
= 7017,41, dan untuk varian siswa nonasrama �
2
= 80,12
2
= 6419,21 setelah diketahui variannya maka di uji homogenitasnya dengan mengunakan rumus yaitu
=
Varaia Besar Varian kecil
=
�
2
�
2
=
7017 ,41
6419 ,21
= 1,09 Populasi homogen jika nilai
ℎ�� � �1 �2
Populasi heterogen jika nilai
ℎ��
≥
� �1 �2
v1 = n1 – 1 = 15 – 1 = 14
v2 = n2 – 1 = 15 – 1 = 14
Dengan α = 0,05 maka
0,05 14 14
= 2,48 jadi karan
ℎ�� � �1 �2
1,09 2,48 Kesimpulannya adalah varian kedua kelompok homogen, maka uji beda menggunakan rumus:
� =
� −� �
�12 �1
+
�22 �2
dan dari hasil perhitungan tersebut
mendapatkan hasil yaitu � = 0,63
dengan db = n1 + n2 – 2 = 15+ 15 – 2 = 28
dan α = 0,05
,
�
0,05;28
= 1,70 Ternyata
�
ℎ��
0,63 ⋖ t α ;db 1,70 maka Ho diterima. Jadi tidak ada
perbedaan yang significan antara prestasi belajar siswa yang tinggal diasrama dan siswa yang nonasrama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IX di
SMP Kharisma bangsa berdasarkan Nilai raport.
E. Analisis Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Berasrama
dengan Non Asrama di Sekolah SMP Kharisma Bangsa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
pola belajar siswa Kharisma Bangsa menerapkan berbagai metode atau cara agar siswa terus selalu berkompetisi juga bisa terus bersaing dalam berbagai
bidang dan bisa selalu menerapkan ilmu yang mereka miliki kelak setelah mereka hidup di masyarakat. Adapun pola belajar siswa di asrama menerapkan pola
pembiasaan serta pemanfaatan waktu dengan sebaiki-baiknya dengan diadakannya kegiatan.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukaan pretasi belajar siswa berasrama dengan nonasrama di sekolah Kharisma Bangsa dalam Mata pelajaran Pendidikan
Agama islam tidak ada perbandingan prestasi yang signifikan, dari nilai hasil Uji Kompetensi Pendidikan Agama Islam dan nialai Pendidikan Agama Islam
berdasar nilai raport siswa semuanya memberikan hasil yang sama,sehingga angapan penulis pada tahap awal sekripsi ini tidak terbukti.
Tapi penulis meyadari banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian yang penulis lakukan di antaranya dari uji Kompetensi Pendidikan
Agama Islam penulis hanya menganalisis berdasarakan indikator Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam secara keseluruhan di sekolah dengan tidak melihat
indikator Pengajaran kegamaan di asrama yang berbeda dengan sekolah karena tidak ada program khusus Agama Islam yang memuat kompetensi dan Indikator
pencapaiannya. Adapun pengujian yang menggunakan Uji beda dengan menggunakan
nilai Pendidikan Agama Islam berdasarkan nilai raport siswa penulis hanya mengambil nilai yang telah jadi hasil dari pengujian oleh guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Dari penelitian tersebut masih banyak keterbatasan diantarnya prestasi
bukan hanya dari segi nilai semata dan setiap siswa itu mempunyai kemampuan yang berbeda kemungkinan seorang berprestasi baik dalam hal pendidikan Agama
islam tetapi tidak dalam bidang lain dan begitu sebaliknya siswa berprestasi dalam
bidang Ilmu Pengetahuan Alam tidak berpersatsi dalam Ilmu Pengetahuan sosial setiap siswa mempunyai kelebihan dan minat belajar yang berbeda dalam setiap
mata pelajaran. Seharusnya pengaruh lingkungan asrama terhadap prestasi Pendidikan
Agama Islam bukan hanya dilihat dari segi kognitif semata tetapi bisa dilihat dengan sikap mental dan perilaku keberagamaan, sikap sosial, kreatif, berani,
kerjasama, care, kemandirian dan tanggung jawab siswa. hal ini yang biasanya dibina melalui pembiasaan praktik hidup sehari-hari. Suasana semacam ini
sebagaimana yang terjadi di Pondok Pesantren. H. Amin Haedari beliau mengatakan “di pondok inilah para santri menetap, belajar, beribadah, dan bergaul
bersama. Pondok juga merupakan tempat tempat berasimilasi budaya antara santri dan tempat peningkatan wawasan dalam banyak hal, termasuk ibadah.”
26
Penulis berharap kepada para peneliti selanjutnya untuk bisa meneliti perbandingan pretasi belajar bukan hanya dari segi kogitif semata tetapi bisa di
lihat dari sikap sosial, kemandiriaan, kreatif, kerjasama dan tangung jawab siswa.
26
H. Amin Haedari, Transformasi Pesantren pengembangan aspek pendidikan, keagamaan, dan sosial. Jakarta, LekDis media Nusantara, 2006 Cet. Ke-1 h. 88
81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasar hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai “ Perbadingan Prestasi belajar siswa Asrama dan non asrama dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama islam di SMP Kharisma Bangsa” dapat diambil kesimpulan
bahwa: 1.
Pola belajar dan respon siswa terhadap masalah keberagamaan SMP Kharisma Bangsa dapat dikatakan cukup. Meskipun demikian ada beberapa
item dengan respon mereka baik di antaranya kebiasaan dalam pergaulan dengan sesama, malahan respon mereka amat baik dalam item kemauan
mempelajari dan mengetahui isi kandungan Al-Quran. 2.
Pembinaan siswa asrama di sekolah Kharisma Bangsa sudah baik. Hal ini terlihat dari data-data yang diperoleh tentang pembinaan yang dilakukan
pihak asrama dengan melibatkan guru dan pembina asrama dalam hal pembinaan siswa-siswanya. Ditambah juga dengan adanya berbagai
kegiatan untuk menjadikan siswa terus aktif belajar dan memanfatkan waktunya.
3. Perbandingan perestasi belajar siswa asrama dan nonasrama dengan
mengunakan uji perbandingan dengan mengunakan uji T Test dilihat dari uji Kompetensi PAI maupun uji nilai Pendidikan Agama Islam berdasarkan
nilai raport hasilnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi
belajar siswa Berasrama dengan siswa Nonasrama dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
4. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan kemungkinan ada beberapa
faktor pengaruh dari asrama terhadap Pendidikan Agama Islam berdasar telaah pertama dari segi kognitif tidak ada perbedaan prestasi antara siswa
asrama dan nonasrama kemungkinan dari segi afektif ada perbedaan yang signifikan, kedua pihak asrama tidak memberikan layanan program
keagamaan yang sesui dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah, ketiga penelitian yang penulis lakukan merupakan hasil belajar di
sekolah sehingga asrama tidak memiliki faktor pengaruh terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
B.
Saran
1. Hendaknya Pihak sekolah dan asrama terus mempasilitasi siswa-siswi untuk
Mempelajari dan memahami Al-Quran karna ternyata dari hasil penelitian di atas respon siswa terhadap item kemauan mempelajari dan mengetahui isi
kandungan Al-Quran mereka amat baik. 2.
Bagi pihak asrama Direktur asrama dan pembina asrama terus aktif memberikan bimbingan kegamaan bukan hanya dalam kegiatan-kegiatan
yang ada saja tetapi dalam setiap hal siswanya terus diberi pemahaman keagamaan, karna agama bukan sekedar kegiatan rutinitas, tetapi agama
Islam adalah semua tingkah laku, perbutan, tindakan dan pengambilan keputusan semua berdasarkan pemahaman kegamaan.
3. Untuk pihak asrama, guru, dan orang tua agar terus selalu aktif memberikan
arahan, bimbingan, motifasi serta pantauan kapada anak-anaknya untuk terus belajar Agama dan bisa menjalankan seluruh perintah dan menjauhi
larangan Agama supaya siswa-siswi mempunyai Iman, akhlak yang baik serta bisa terus meningkatkan prestasi.
4. Untuk para peneliti selanjutnya penulis mengharapkan bisa meneruskan
penelitian ini tetapi bukan hanya dari segi kognitif semata bisa melihat dari segi sikap afektif, perilaku keberagamaan, sikap sosial, kemandirian dan
tanggung jawab siswa.