Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

 Dalam mengkategorikan persepsi pegawai pada lingkungan kerja fisik dan non fisik, langkah yang digunakan adalah dengan menggunkan interval kelas dengan rumus Sturges. Keterangan: = interval range = selisih antara batas atas dengan batas bawah K = banyaknya kelas Maka interval kelasnya: Dengan interval sebesar 0,75 maka garis skala persepsi pegawai pada lingkungan kerja dapat digambarkan sebagai berikut: a Apabila skor variabel 1,00 sd 1,75 menunjukkan persepsi pegawai pada lingkungan kerja sangat buruk. b Apabila skor variabel 1,76 sd 2,50 menunjukkan persepsi pegawai pada lingkungan kerja buruk. c Apabila skor variabel 2,51 sd 3,25 menunjukkan persepsi pegawai pada lingkungan kerja baik. d Apabila skor variabel 3,26 sd 4,00 menunjukkan persepsi pegawai pada lingkungan kerja sangat baik. Sementara itu dengan rentang skala yang sama sebesar 0,75 maka skor semangat pegawai dikelompokkan sebagai berikut: a Apabila skor variabel 1,00 sd 1,75 menunjukkan semangat kerja pegawai sangat rendah. b Apabila skor variabel 1,76 sd 2,50 menunjukkan semangat kerja pegawai rendah. c Apabila skor variabel 2,51 sd 3,25 menunjukkan semangat kerja pegawai tinggi d Apabila skor variabel 3,26 sd 4,00 menunjukkan semangat kerja pegawai sangat tinggi. 2. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui apakah persepsi pegawai pada lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam analisis berganda yaitu: a. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolineritas Multikolineritas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna Priyanto, 2010:62. Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terjadi atas dua atau lebih variabel bebas atau independen variabel X1, X2, X3, X4 ...Xn, dimana akan diukur tingkat asosiasi keeratan hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi r. Dikatakan multikolinearitas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas X1dan X2, X2 dan X3, X3 dan X4, dan seterusnya lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolineatitas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 r ≤ 0,60. Untuk menguji ada tidaknya multikolineatitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya , yaitu dengan melihat varian inflation faktor. Dimana tolerance mengukur variabel-variabel bebas yang terpilih tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF=Itolerance dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menjelaskan adanya multikolinearitas adalah nilai tolarance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 Ghozali dalam Nugroho, 2011:102. Secara manual nilai VIF bisa dihitung dengan persamaan: VIF= Tolerance = 1- R² PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dimana: R² = koefisien determinasi 2 Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu analisis regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual adalah tetap, maka disebut homokedastisitas. Umumnya heterikedastisitas banyak ditemukan pada cara cross-sectional karena pengamatan dilakukan pada individu yang berbeda pada saat yang sama. Untuk mendeteksi heterokedastisitas, dapat dilihat pada grafik scatterplot diagram, dengan dasar mengambil keputusan adalah sebagai berikut:  Apabila sebaran data berpencar di sekitar angka 0 nol pada sumbu Y, baik di atas maupun di bawah, maka tidak terjadi heterokedastisititas  Apabila sebaran tersebut membentuk pola atau trend garis tertentu maka telah terjadi heterokedastisitas. 3 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan di mana pada model regresi ada korelasi antara residual pada tingkat periode t dengan residual pada periode sebelumnya t-1. Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi. Metode pengujian yang dilakukan uji Durbin-Watson DW test. Priyatno, 2012:172 Cara untuk menguji adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson adalah: DUdw4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi. DWDL atau DW4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi DLDWDU atau 4-DUDW4-DL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti. 4 Uji Normalitas Uji Normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki residual yang terdistribusi secara normal. Uji normalitas yang digunakan untuk penelitian ini adalah uji one sample Kolomogorov Smirnov, dalam hal ini untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Priyatno, 2012:144 b. Membuat Persamaan Regresi Untuk menguji hipotesis yaitu apakah persepsi pegawai pada linhkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI semangat kerja pegawai, baik secara simultan maupun parsial, maka digunakan metode statistik yaitu analisis regresi linier berganda dimana rumusnya adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 Keterangan : Y : variabel terikat semangat kerja X1 : variabel bebas persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja fisik X2 : variabel bebas persepsi karyawan pada lingkungan kerja non fisik a : konstanta b : koefisien regresi c. Uji Hipotesis dan koefisien 1 Uji F Menurut Kuncoro dan Ridwan 2007:82-83, uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui apakah persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik secara simultan berpengaruh pada semangat kerja pegawai secara signifikan maka digunakan uji F, dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: R² : koefisien determinasi k : jumlah variabel independen n : banyaknya sampel Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut: 1 Rumusan Hipotesis Ho:b1=b2=0, persepsi pegawai mengenai lingkungan kerja fisik dan non fisik secara simultan tidak berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai Ha: Paling sedikit satu nilai b tidak sama dengan 0, persepsi pegawai mengenai lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh secara simultan terhadap semangat kerja pegawai. 2 Level of significance Probabilitas keyakinan yang digunakan adalah sebesar α = 5. 3 Menghitung nilai Fhitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: R² : koefisien determinasi k : jumlah variabel independen n : banyaknya sampel 4 Menentukan Kriteria pengujian Ho diterima apabila ≤ , sedangkan Ha diterima apabila 5 Kesimpulan Jika Ho diterima maka persepsi karyawan mengenai lingkungan kerja fisik dan non fisik secara simultan tidak berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai. Jika Ha diterima maka persepsi karyawan mengenai lingkungan kerja fisik dan non fisik secara simultan berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Uji t Parsial Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial terdapat pengaruh independen yang signifikan antara variabel independen persepsi pegawai pada lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap variabel dependen semangat kerja. Maka perlu dilakukan uji t pada masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: b : Koefisien regresi seb : Standar eror dimana: √ ∑ ∑ ∑ Se : kesalahan standar estimasi √ ∑ ∑ ∑ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam penelitian ini akan diuji dua variabel independen yang akan diketahui pengaruh masing-masing variabel terhadap variabel dependen yaitu : 1 Persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik. a Rumusan hipotesis Ho: b1 ; b2 = 0, persepsi pegawai pada lingkungan kerja fisik dan non fisik tidak berpengaruh secara parsial terhadap semangat kerja pegawai. Ha: b1 ; b2 ≠ 0, Persepsi pegawai pada lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh secara parsial terhadap semangat kerja pegawai. b Level of significance Probabilitas keyakinan yang digunakan adalah sebesar α= 5 c Menghitung Nilai dengan menggunakan rumus : Keterangan: : koefisien regresi : standard deviation n : jumlah sampel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d Menentukan kriteria pengujian Ho diterima apabila - ≤ ≤ + Ho ditolak apabila - + e Kesimpulan Jika Ho diterima berarti Persepsi pegawai pada lingkungan kerja non fisik tidak berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai. Jika Ho ditolak berarti Persepsi pegawai pada lingkungan kerja non fisik berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai. Koefisien Determinasi R² Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel independen X1 dan X2 terhadap variabel dependen Y. Selain itu, koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas persepsi pegawai pada lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik X1 dan X2 menjelaskan variabel terikat semangat kerja Y. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Dasar Hukum Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar. Berdasarkan Peraturan daerah kota Pematangsiantar Nomor 3 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas daerah Kota Pematangsiantar serta Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar Nomor 7 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2010, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah kota Pematangsiantar mengemban tugas membantu Walikota Pematangsiantar di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

B. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

1. Visi

Menurut undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pendayagunaan aparatur pemerintah dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi daerah yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksaan tugas dan fungsi penyelenggara pemerintah dan pembangunan dapat diartikan bahwa daerah tersebut mempraktekkan pemerintahan yang baik. Dalam fenomena kehidupan masyarakat yang tergambar dalam berbagai tuntutanny menghendaki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI agar pelaksanaan pemerintah terbebas korupsi, kolusi dan nepotisme KKN. Visi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar adalah terselenggaranya sistem dan prosedur administrasi pengelolaan keuangan dan operasional pemungutan seluruh sumber pendapatan, pengelolaan aset daerah yang mampu mendukung pelaksanaan otonomi daerah.

2. Misi

Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar : 1. Melaksanakan tugas berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 2. Melaksanakan pemungutan pajak-pajak daerah dan koordinasi pada unit kerja pengelola sumber pendapatan daerah lainnya. 3. Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur serta pemanfaatan sarana dan prasarana tugas. 4. Meningkatkan potensi sumber PAD 5. Meningkatkan pengembangan system dan prosedur administrasi pengelolaan keuangan yang mencakup pendapatan, penerimaan, pengelolaan serta pembiayaan daerah 6. Melaksanakan pengawasan dan pengguanaan pemanfaatan, pemeliharaan perawatan aset daerah.

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BAGIAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPPKAD) PEMERINTAH KOTA SUKABUMI.

2 16 61

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPPKAD) KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 59

Hubungan antara lingkungan kerja, kesejahteraan pegawai dan semangat kerja terhadap prestasi kerja pegawai.

0 0 122

Pengaruh Motivasi, Pelatihan dan Stres Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta.

0 0 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, INSENTIF, LINGKUNGAN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG - UDiNus Repository

0 0 51

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN BARITO TIMUR

0 1 12

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI PEGAWAI DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PRIMA PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN, DAN ASET DAERAH KABUPATEN SOPPENG

0 0 7

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN MEDIASI KEPUASAN KERJA DI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI

0 1 16

ANALISIS PENEMPATAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BANDUNG Djuariah ABSTRAK - ANALISIS PENEMPATAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA

0 0 13

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA, KESEJAHTERAAN PEGAWAI DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI

0 0 120