centered yang dapat memberdayakan siswa untuk melakukan penyelidikan, mengintregasikan
teori dan
praktik, menerapkan
pengetahuan dan
keterampilannya untuk mengembangkan penemuan solusi atau pemecahan terhadap masalah tertentu. Saat penelitian dibentuk kelompok dan tiap kelompok
diberi permasalahan yang sama untuk diselesaikan. Lembar Kegiatan Siswa LKS dan Lembar Diskusi Siswa LDS yang digunakan untuk membantu
pembelajaran tersebut.
1.5.3 Alat Peraga Tiga Dimensi
Alat peraga pembelajaran adalah sarana komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran Arsyad, 2007. Penelitian ini
menggunakan alat peraga tiga dimensi berupa alat musik yaitu gitar dan recorder soprano. Penggunaan alat peraga tiga dimensi ini hanya digunakan dalam
submateri nada dan resonansi pada pertemuan kedua.
1.5.4 Berpikir Kritis
Fisher 2009, menyatakan bahwa berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi
dan argumentasi. Indikator berpikir kritis dalam penelitian ini menggunakan pendapat dari Ennis 1996 yaitu memberi penjelasan sederhana, membangun
keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut, strategi dan teknik. Mengetahui adanya peningkatan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari
hasil pretest dan posttest yang diujikan.
1.5.5 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar Rifa’i Chatarina, 2011. Penelitian ini menilai tiga
ranah belajar yaitu ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotorik domain. Hasil kognitif
didapatkan dari nilai posttest sedangkan afektif dan psikomotorik dinilai saat pembelajaran.
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Problem Based Learning dan Sintaksnya.
Problem Based Learning PBL adalah pembelajaran yang dirancang agar siswa mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim Kemendikbud, 2014.
Model pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan menghadapkan siswa pada permasalahan yang nyata dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri dalam memecahkan masalah dan mengupayakan berbagai macam solusinya yang
mendorong siswa untuk berpikir kreatif Purnamaningrum, 2012. Savery, sebagaimana dikutip oleh Kemendikbud 2014 menyatakan
bahwa PBL adalah model yang menekankan pada pembelajaran berbasis student- centered yang dapat memberdayakan siswa untuk melakukan penyelidikan,
mengintregasikan teori
dan praktik,
menerapkan pengetahuan
dan keterampilannya untuk mengembangkan penemuan solusi atau pemecahan
terhadap masalah tertentu. Pengertian PBL menurut Hwang Tzu-Pu Wang 2012 sebagai berikut:
. . . Problem-based learning PBL is considered a student-centered instruction approach in which inspired students to apply critical
thinking through simulated problems in order to study complicated multifaceted, and practical problems that may have or not have
standard answers. Secara garis besar, PBL merupakan model pembelajaran berpusat pada
siswa untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh yang diaktualisasikan dalam memecahkan permasalahan di dunia nyata sehingga
mengasah kemampuan berpikir kritisnya.