Reliabilitas Soal secara Keseluruhan Tingkat Kesukaran

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa jumlah butir soal yang valid sebanyak 17 butir soal dan tidak valid sebanyak 8 butir soal. Persentase butir soal valid sebesar 68 dari 25 soal.

3.7.2.2 Reliabilitas Soal secara Keseluruhan

Menurut Arikunto 2012, reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas soal secara keseluruhan menggunakan rumus K-R 20 adalah: [ ] keterangan : r 11 = reliabilitas soal secara keseluruhan. S 2 = Standar deviasi dari tes p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab dengan salah n = jumlah butir soal. Harga r 11 yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga r tabel dengan =5. Perhitungan yang menghasilkan r hitung r tabel maka soal tersebut reliabel. Kriteria reliabel terbagi menjadi lima tingkat yang ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal Interval Koefesien Tingkat Reliabilitas 0,8 ≤ r ≤ 1,0 Sangat Tinggi 0,6 ≤ r 0,8 Tinggi 0,4 ≤ r 0,6 Sedang 0,2 ≤ r 0,4 Rendah r 0,2 Sangat Rendah Hasil analisis uji coba soal didapatkan nilai reliabilitas soal sebesar 0,80 terlampir pada lampiran 11, sehingga instrumen soal reliabel karena r hitung r tabel yaitu r tabel sebesar 0,329. Instrumen soal uji coba berdasarkan kriteria reliabilitas pada tabel 3.3 menunjukkan bahwa soal uji coba mempunyai kriteria reliabilitas sangat tinggi.

3.7.2.3 Tingkat Kesukaran

Arikunto 2012, menyatakan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Di dalam istilah evaluasi, tingkat kesukaran ini diberi symbol P, singkatan dari kata “Proporsi”. Rumus yang digunakan untuk mencari P adalah: JS B P  keterangan: P = Tingkat kesukaran. B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul. JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes. Menurut ketentuan yang sering diikuti, tingkat kesukaran sering diklasifikasikan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Taraf Kesukaran Indeks P Kriteria 0,00 - 0,30 Sukar 0,30 - 0,70 Sedang 0,70 - 1,00 Mudah Soal yang baik adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran sedang Arikunto, 2012. Hasil perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Indikator Sukar Sedang Mudah 1. Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik. - - 1, 2 2. Memaparkan karakteristik gelombang bunyi. 3, 5, 6, 7 4, 8 - 3. Menunjukkan gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari. - 9, 10, 11, 12, 13 14, 15 4. Merencanakan percobaan untuk mengukur laju bunyi. - 16, 17 - 5. Memberikan contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi. - 18, 19, 20, 21 - 6. Menunjukkan bagian-bagian alat indera dan fungsinya. 25 22, 24 - 7. Menjelaskan proses pendengaran pada manusia. - - 23 Jumlah 5 butir 15 butir 5 butir Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9. Tabel 3.5 menunjukkan bahwa dari 25 jumlah butir soal yang mudah sebanyak 5, sedang 15 dan sukar sebanyak 5 butir soal. Ketiga kriteria tersebut dapat digunakan untuk diuji cobakan, namun tidak semua butir soal yang digunakan bergantung hasil perhitungan validitas, reliabilitas, dan daya beda butir soal.

3.7.2.4 Daya Beda Butir Soal

Dokumen yang terkait

Perbedaan Berpikir Kreatif Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran PBL dan STM Pada Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah

1 30 322

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA SWASTA PERSIAPAN STABAT.

1 6 27

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL).

0 0 46

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PROBLEM SOLVING SISWA MAN 1 YOGYAKARTA.

0 0 1

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD

1 1 8

Problem Based Learning (PBL) Dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

0 2 45

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

0 0 16