Kognitif Siswa Analisis Data Hasil Belajar Siswa

√ Sugiyono, 2004 Keterangan: z = uji normal hitung T = jumlah rangking yang bertanda negatif µT = rataan rangking σT =simpangan baku rangking Ho ditolak apabila z hitung z tabel

3.9.3 Analisis Data Hasil Belajar Siswa

3.9.3.1 Kognitif Siswa

Untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dapat menggunakan rumus gain ternomalisasi sebagai berikut: Meltzer dalam Hayat, 2011 keterangan : Ngain = besarnya faktor gain Skor posttest = nilai hasil tes akhir Skor pretest = nilai hasil tes awal Skor maksimal = nilai maksimal tes Hasil ini kemudian diklasifikasikan sesuia kriteria Arikunto, 2012 yang ditetapkan dibawah pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Kriteria Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa Interval Koefesien Kriteria N-gain 0,3 Rendah 0,3 ≤ N-gain 0,7 Sedang N- gain ≥ 0,7 Tinggi Sedangkan untuk melihat perbedaan hasil belajar kognitif dari hasil pretest dan posttest, maka statistik yang digunakan adalah uji t. Hipotesis: H : µ 1 ≤ µ 2 µ 1 = hasil pretest siswa H a : µ 1 µ 2 µ 2 = hasil posttest siswa Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest dianalisis dengan menggunakan rumus: √ Arikunto, 2006 Keterangan : = mean dari deviasi d antara pretest dan posttest. = perbedaan deviasi dengan mean deviasi. = banyaknya subjek. Signifikansi, nilai hasil hitung t dibandingkan dengan nilai tabel t, derajat bebas N-1. Pada uji dua sisi daerah penerimaan Ho, jika , t 0,5  t hitung t 0,5  , sedangkan pada uji satu sisi daerah penerimaan Ho, jika t hitung t  . Namun, bila data tidak berdistribusi normal maka menggunakan statistik nonparametrik yaitu wilcoxon match pairs test. Wilcoxon match pairs test merupakan uji yang digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak. Wilcoxon match pairs test ini digunakan hanya untuk data bertipe ordinal, namun datanya tidak berdistribusi normal. Hipotesis : Ho : Tidak terdapat peningkatan signifikan antara nilai pretest dan posttest Ha : Terdapat peningkatan signifikan antara nilai pretest dan posttest Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus : √ Sugiyono, 2004 Keterangan: z = uji normal hitung T = jumlah rangking yang bertanda negatif µT = rataan rangking σT =simpangan baku rangking Ho ditolak apabila z hitung z tabel

3.9.3.2 Afektif dan Psikomotorik Siswa

Dokumen yang terkait

Perbedaan Berpikir Kreatif Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran PBL dan STM Pada Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah

1 30 322

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA SWASTA PERSIAPAN STABAT.

1 6 27

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL).

0 0 46

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PROBLEM SOLVING SISWA MAN 1 YOGYAKARTA.

0 0 1

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD

1 1 8

Problem Based Learning (PBL) Dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

0 2 45

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

0 0 16