Uji Normalitas Analisis Data Berpikir Kritis Siswa

Kriteria pengujian adalah tolak H jika F hitung ≥ F 12v1,v2 , artinya varians kedua kelompok sampel berbeda Sudjana, 2005. Hasil perhitungan homogenitas dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Hasil Uji Homogenitas Kelas F hitung F tabel Α N Kriteria VIII A 2,00 1,80 5 33 Ha diterima Ho ditolak VIII B “Tidak Homogen” Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.

3.9 Analisis Data Akhir

3.9.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas data akhir adalah untuk memperoleh asumsi apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Data yang dimaksud adalah hasil posttest. Berdistribusi normal tidaknya suatu data dapat dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Chi Square x 2 . Hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut : H = data berdistribusi normal H a = data tidak berdistribusi normal Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan: = chi kuadrat = frekuensi observasi = frekuensi harapan Taraf signifikansinya adalah 5 dengan derajat kebebasan d k =k-1. Kriteria kenormalannya adalah jika x 2 hitung 2 x tabel maka data tersebut berdistribusi normal. Nilai χ 2 tabel adalah nilai χ 2 . Bila data tidak berdistibusi normal maka menggunakan analisis nonparametrik Sudjana, 2005.

3.9.2 Analisis Data Berpikir Kritis Siswa

Hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa dianalisis dengan perhitungan sebagai berikut: Sugiyono, 2010 keterangan: P = persentase f = jumlah skor yang diperoleh N = skor total Hasil ini kemudian diklasifikasikan sesuai kriteria Arikunto, 2012 yang ditetapkan dibawah pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis Interval Koefisien Kriteria 80 x ≤ 100 Sangat kritis 60 x ≤ 80 Kritis 40 x ≤ 60 Cukup kritis 20 x ≤ 40 Kurang kritis 0 x ≤ 20 Tidak kritis Siswa dikategorikan memiliki kemampuan berpikir kritis bila memenuhi kriteria minimal cukup kritis yaitu 40. Kriteria tersebut berdasarkan penilaian nilai pretest dan posttest memuat indikator berpikir kritis yang menunjukkan bahwa siswa mampu menganalisis masalah tetapi belum dapat menyelesaikannya. Hasil tes peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dianalisis dengan rumus N-gain sebagai berikut: Meltzer dalam Hayat, 2011 keterangan : N-gain = besarnya faktor gain Skor posttest = nilai hasil tes akhir Skor pretest = nilai hasil tes awal Skor maksimal = nilai maksimal tes Hasil ini kemudian diklasifikasikan sesuai kriteria Arikunto, 2012 yang ditetapkan dibawah pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis Interval Koefesien Kriteria N-gain 0,3 Rendah 0,3 ≤ N-gain 0,7 Sedang N- gain ≥ 0,7 Tinggi Sedangkan untuk melihat signifikasi peningkatan kemampuan berpikir kritis dari hasil pretest dan posttest, bila data berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah uji-t. Hipotesis: H : µ 1 ≤ µ 2 µ 1 = hasil pretest siswa H a : µ 1 µ 2 µ 2 = hasil posttest siswa Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest dianalisis dengan menggunakan rumus: √ Arikunto, 2006 Keterangan : = mean dari deviasi d antara pretest dan posttest. = perbedaan deviasi dengan mean deviasi. = banyaknya subjek. Signifikansi, nilai hasil hitung t dibandingkan dengan nilai tabel t, derajat kebebasan N-1. Pada uji dua sisi daerah penerimaan Ho, jika , t 0,5  t hitung t 0,5  , sedangkan pada uji satu sisi daerah penerimaan Ho, jika t hitung t  . Namun, bila data tidak berdistribusi normal maka menggunakan statistik nonparametrik yaitu wilcoxon match pairs test. Wilcoxon match pairs test merupakan uji yang digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak. Wilcoxon match pairs test ini digunakan hanya untuk data bertipe ordinal, namun datanya tidak berdistribusi normal. Hipotesis : Ho : Tidak terdapat peningkatan signifikan antara nilai pretest dan posttest Ha : Terdapat peningkatan signifikan antara nilai pretest dan posttest Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus : √ Sugiyono, 2004 Keterangan: z = uji normal hitung T = jumlah rangking yang bertanda negatif µT = rataan rangking σT =simpangan baku rangking Ho ditolak apabila z hitung z tabel

3.9.3 Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

Perbedaan Berpikir Kreatif Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran PBL dan STM Pada Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah

1 30 322

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA SWASTA PERSIAPAN STABAT.

1 6 27

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL).

0 0 46

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PROBLEM SOLVING SISWA MAN 1 YOGYAKARTA.

0 0 1

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD

1 1 8

Problem Based Learning (PBL) Dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

0 2 45

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

0 0 16