50
pelaksanaan KIBARHUT tidak diambil pada obyek yang sama melainkan pada obyek yang berbeda Faisal 2006; Irawan, 2006.
Guna memperoleh informasi lebih mendalam, dilakukan juga teknik wawancara tidak terstruktur atau wawancara mendalam pada individu atau kelompok dan tokoh
kunci lainnya yang dipilih secara sengaja. Tokoh kunci yang dimaksud adalah kelompok tanikoperasi, petugas teknis dari INPAK, pejabat kantor Dinas terkait,
usaha mikro kecil industri pemasaran kayu middle men, Camat dan petugas teknis di kecamatan, Kepala Desa, aparat desa dan pemerintahan lainnya, pemilik lahan non-
petani, serta tokoh masyarakat yang dianggap memahami persoalan. Pemilihan menggunakan metode bola salju snow ball sampling sehingga jumlah contoh untuk
wawancara mendalam bervariasi di setiap kelompok sesuai dengan kebutuhannya.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara i Observasi; teknik
pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan di lapangan; ii
Wawancara ; suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi
langsung dengan responden petani contoh dan informan yang diambil sebagai contoh penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaaan yang telah disiapkan; iii
Pencatatan ; mencatat semua data sekunder dari dinas atau instansi yang berkaitan
dengan penelitian.
E. Metode Analisis
Analisis penelitian dilakukan untuk dapat membuktikan bahwa kelembagaan kemitraan yang dilakukan melalui KIBARHUT memiliki peluang untuk mewujudkan
kelangsungan usaha, dan keberlanjutan hubungan kemitraan.
1. Analisis karakteristik dan pelaku KIBARHUT
Adanya kelembagaan KIBARHUT berdampak terhadap interdependensi antara pelaku petani, mitra antara, INPAK untuk menjamin keberlanjutan usaha.
KIBARHUT menimbulkan keterlibatan pihak dari luar sistem sosial petani serta diterapkannya aturan dan cara yang mungkin berbeda dengan aturan sebelumnya.
Identifikasi data dan analisis dilakukan secara deskriptif, tabulasi dan grafis berdasarkan hasil olahan data yang diberikan responden atau hasil survey, data yang
teridentifikasi dari kontrak atau surat perjanjian kerjasama, dan dokumen tertulis
51
lainnya yang berkaitan
36
. Analisis dilakukan terhadap: i perjanjian dan kerjasama KIBARHUT; ii kondisi fisik dan ciri umum lokasi pelaksanaan KIBARHUT; iii
aturan yang diterapkan; iii bentuk dan jenis konflik ingkar janji atau perilaku oportunis yang mungkin dan sudah terjadi. Indikasi perilaku oportunis selanjutnya
menjadi cerminan komitmen pelaku menegakkan kontrak Salim, 2002; Nugroho, 2003; Gibbons, 1998; 2005; Ostrom, 2005; Yustika, 2006.
2. Kinerja kelembagan KIBARHUT
Analisis ditujukan untuk membuktikan bahwa KIBARHUT mempunyai kinerja yang menunjukkan kelayakan usaha, dan menguntungkan bagi para pelaku yang
terlibat actors. Kelayakan usaha dan keuntungan memungkinkan para pelaku, khususnya petani, bersedia terus berinvestasi untuk membangun hutan, sehingga
ketersediaan stock kelestarian sumberdaya hutan dan kesinambungan pasokan kayu bundar untuk keberlangsungan proses produksi INPAK dapat terus terjamin. Analisis
kinerja kelembagaan KIBARHUT terdiri atas: analisis fungsi produksi, analisis kelayakan finansial, dan analisis keunggulan kompetitif dan komparatif.
a. Analisis fungsi produksi
Fungsi produksi adalah model hubungan fisik penggunaan faktor produksi input dengan keluaran produksi output atau komoditas yang dihasilkan
Soekartawi, 2002. Secara matematis, fungsi produksi ditulis sebagai berikut:
, , , … , 1
dimana : Y = output atau komoditas yang dihasilkan variabel terikat atau dependent variable
X
n
= variabel bebas independent variables yaitu input atau faktor- faktor produksi yang dipergunakan dalam memproduksi komoditas
yang dihasilkan Y f
= bentuk hubungan yang mentransformasikan input-input ke dalam output komoditas
Analisis fungsi produksi sering dilakukan, karena peneliti menginginkan informasi bagaimana sumberdaya yang terbatas seperti tanah, tenaga kerja, dan modal
36
Metode tersebut dikenal sebagai kajian isi content analysis, yaitu teknik penelitian yang digunakan untuk menganalisis dokumen-dokumen tertulis seperti laporan, surat, transkrip wawancara, dan bentuk-
bentuk tertulis lainnya, dan selanjutnya dilaporkan hasilnya secara deskripsi, tabulasi dan grafis Irawan, 2006; Pratiwi, 2008.