Waktu Penelitian Lokasi Penelitian dan Teknik Pengambilan Contoh
46
Salim 2002 menyatakan bahwa kontrak formal adalah perjanjian yang penyusunannya memerlukan bentuk dan cara-cara tertentu sehingga dapat menjadi
akta autentik pengakuan di muka sidang pengadilan. Dengan demikian, kontrak formal memiliki fungsi ekonomis dan yuridis. Sedangkan kontrak non-formal
merupakan perjanjian yang dibuat dalam bentuk yang lazim atau informal serta hanya memiliki fungsi ekonomis.
Hak kepemilikan merupakan sumber kekuatan akses dan kontrol terhadap sumberdaya, yang dapat diperoleh melalui pembelian, pemberian dan hadiah, atau
melalui pengaturan administrasi pemerintah Kartodihardjo, 2006b. Berdasarkan rejim hak kepemilikan yang diungkapkan Schlager dan Ostrom 1996 dalam Ostrom
2000 maka pada lahan milik terdapat strata kepemilikan yang paling lengkap karena memiliki hak untuk memasuki access dan memanfaatkan withdrawal, hak
menentukan bentuk pengelolaan management, hak menentukan keikutsertaan atau mengeluarkan pihak lain exclusion, dan memperjual-belikan hak alienation. Pada
bukan lahan milik, pemegang kuasa hutan negara dan HGU kebun proprietors
20
memiliki kumpulan hak yang lebih tinggi dibandingkan petani penggarap. Petani merupakan penggarap authorised users dengan hak memasuki dan memanfaatkan,
atau pihak yang memiliki strata hak kepemilikan paling rendah berdasarkan batasan Schlager dan Ostrom tersebut.
Artinya, petani yang terlibat pada KIBARHUT Tipe 1 mempunyai karakteristik hak kepemilikan tinggi tetapi tidak memiliki kepastian kontrak secara hukum formal.
20
Jenis hak kepemilikan tersebut cenderung disebut sebagai quasi private property rights seolah milik pribadi, karena hanya ada satu kewenangan yang tidak dimiliki yaitu kewenangan untuk memperjualbelikan
alienation penguasaan terhadap sumberdaya milik negara tersebut Nugroho, 2003; Kartodihardjo, 2006b.
Lahan Milik
Gambar 5 Tipologi KIBARHUT di lokasi penelitian
Tipe 2 Tipe 1
Tipe 3
Kontrak Formal
Kontrak non-Formal
Lahan Negara bukan Lahan Milik
47
Tipe 2 adalah tipologi yang mempunyai karakteristik hak kepemilikan tinggi dan memiliki kepastian kontrak secara hukum formal bagi petani. Tipe 3 adalah tipologi
yang mempunyai karakteristik hak kepemilikan rendah bagi petani tetapi memiliki kepastian kontrak secara hukum formal.
Berdasarkan hasil pemilahan dan verifikasi data, hasil survey awal, dan klasifikasi tipologi maka pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
purposive non random sampling dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut: i ketersediaan dan kelengkapan data yang dimiliki, ii luasan lahan kemitraan yang
terdapat di suatu lokasiwilayah, serta iii memperhatikan keterwakilan pada tipologi KIBARHUT. Berdasarkan kriteria tersebut, lokasi pengumpulan data dilaksanakan di
3 tiga provinsi di Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pada setiap provinsi contoh, selanjutnya dipilih secara sengaja 1 satu kabupaten contoh,
dan pada setiap kabupaten contoh dipilih 1 satu kecamatan contoh. Jumlah petani contoh dan lokasi pengumpulan data penelitian disajikan pada Tabel 6 dan Gambar 6.
Tabel 6 Lokasi dan jumlah petani contoh Tipologi
KIBARHUT Karakteristik kontrak
Lokasi contoh Jumlah Petani contoh
per lokasi per Tipe
Tipe 1 Kontrak non-formal di lahan milik
Kec. Bawang, Batang, Jawa Tengah 30 orang
30 orang Bawang
Tipe 2 Kontrak formal di lahan milik
30 orang
a. Sukaraja
Kec. Sukaraja, Tasikmalaya, Jawa Barat 15 orang
b. Krucil
Kec. Krucil, Probolinggo, Jawa Timur 15 orang
Tipe 3 Kontrak formal di lahan Negara
30 orang
a. Sukaraja
Kec. Sukaraja, Tasikmalaya, Jawa Barat 15 orang
b. Krucil
Kec. Krucil, Probolinggo, Jawa Timur 15 orang
Jumlah petani contoh 90 orang
Gambar 6 Lokasi penelitian
48
49
Jumlah petani contoh peserta KIBARHUT ditetapkan sebanyak 30 petani untuk setiap tipe
35
, sehingga jumlah keseluruhan responden penelitian ini adalah 90 petani hutan yang dipilih secara sengaja purposive, yaitu petani yang bermitra dengan
INPAK dalam rangka pembangunan hutan. Guna mendapatkan gambaran selengkapnya pelaksanaan kelembagaan KIBARHUT di lapangan, kelengkapan data
dan informasi penelitian juga diperoleh dari informan kunci yang dipilih dengan metode bola salju snow ball sampling.