Pola Kepemimpinan Keadaan Sosial Budaya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sektor pertanian yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan, sub sektor hortikultura, perkebunan, sub sektor peternakan dan perikanan merupakan sektor yang dominan dibandingkan dengan sektor lain, dan mampu menjadi penyangga dalam meningkatkan struktur perekonomian di Kabupaten Jayapura, sehingga perannya sangat penting untuk dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Peran sektor pertanian ini harus mampu menunjang PAD, terjadinya penyerapan tenaga kerja dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui komoditas lokal yang ada, dan diharapkan dapat berdampak pada supply dan atau demand dengan tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga petani-peternak dan nelayan. Namun tampaknya tidak semudah yang kita lihat sesuai dengan kondisi lapangan, tetapi harus ada pola perubahan paradigma pembangunan pada berbagai tataran. Salah satu contohnya bahwa keberhasilan ketahanan pangan nasional dapat dicapai tidak melalui pendekatan terpusat secara nasional melalui Departemen Pertanian semata, tetapi perlu diubah pola pikir bahwa ketahanan pangan tercapai jika dilakukan di tingkat keluarga, komunitas, dan daerah-daerah. Wilayah studi terdiri atas empat distrik, yaitu Distrik Kemtuk Gresi, Kemtuk, Nimbokrang, dan Nimboran. Setiap distrik mempunyai potensi untuk pengembangan beberapa komoditas peternakan, sehingga dapat menjadi basis bagi pengembangan komoditas peternakan tersebut. Untuk mengetahui komoditas peternakan unggulan apa yang tepat diusahakan dan dikembangkan di Kabupaten Jayapura dilakukan analisa berdasarkan pada pendapat stakeholder dan pakar dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial MPE.

5.1. Penentuan Komoditas Unggulan Peternakan di Kabupaten Jayapura

Dari hasil perhitungan MPE diketahui komoditas unggulan agribisnis peternakan Kabupaten Jayapura yang menjadi peringkat pertama adalah sapi potong dengan skor nilai 11,36; kedua ternak babi dengan skor nilai 11,24; ketiga ternak ayam buras dengan skor nilai 11,20; ayam ras pedaging dengan skor nilai 11,17; kelima ayam ras petelur dengan skor nilai 11,13 dan keenam adalah kambing dan itik yang memiliki skor nilai sama yaitu 11,10. Peringkat di atas menunjukkan komoditas unggulan yang mempunyai prospek terbesar untuk dikembangkan dan potensial menghasilkan pendapatan bagi masyarakat peternak di Kabupaten Jayapura. Tabel 31. Hasil perhitungan penentuan komoditas unggulan agribisnis peternakan Kabupaten Jayapura dengan metode perbandingan eksponensial MPE. Komoditi Nilai Kriteria Faktor-Faktor Strategis Skor dan Peringkat a b c d e f g h i j 1 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 11,36 I 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 11,24 II 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 11,10 VI 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 11,20 III 5 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 11,17 IV 6 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 11,13 V 7 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 11,10 VI Bobot Kriteria 0.12 0.09 0.10 0.11 0.09 0.09 0.10 0.08 0.12 0.11 Keterangan : 1 = Sapi potong 2 = Babi 3 = Kambing 4 = Ayam Buras 5 = Ayam Ras Pedaging 6 = Ayam Ras Petelur 7 = Itik Pemeliharaan ternak sapi sebagai ternak dengan peringkat tertinggi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem usaha tani. Selama ini, ternak sapi merupakan sumber pendapatan bagi petani sekaligus sebagai tabungan yang dapat digunakan jika diperlukan. Dalam rangka mewujudkan swasembada daging di Kabupaten Jayapura, usaha peternakan sapi potong lebih dominan dilakukan dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah.