Klasifikasi Tanah Keadaaan Biofisik dan Lingkungan.

tidak mengkhawatirkan. Tampaknya kandungan fosfat total dan fosfat tersedia berkorelasi positif sehingga memperkuat dugaan bahwa kadar fosfat cukup bagi kebutuhan tanaman. Kadar kalium total berkisar dari agak rendah hingga sedang. Ini berarti bahwa cadangan kalium tanah tidak memadai bagi suatu usaha pertanian, sehingga diperlukan pemupukan untuk mempertahankan kadar kalium tanah. Bahan Organik Tanah Kadar karbon C organik tanah mencerminkan kadar bahan organik tanah. Bahan organik sangat penting karena berpengaruh terhadap perbaikan sifat fisika dan kimia tanah. Bahan organik membantu granulasi dan penstabilan agregat tanah sehingga memperbaiki retensi air tanah, meningkatkan laju infiltrasi dan kapasitas memegang air. Selain itu, bahan organik meningkatkan kapasitas tukar kation KTK, yang berarti pula meningkatkan kemampuan menjerap kation unsur hara makro dan mikro sebagai sumber hara. Tidak kalah pentingnnya adalah dengan adanya bahan organik akan sangat berdaya terhadap biologi tanah. Pada umumnya kadar C organik tanah tergolong rendah. Hal ini mengisyaratkan bahwa peningkatan dan perlindungan bahan organik tanah sangat penting dilakukan. Penanggulangan kekurangan bahan organik dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kandang, kompos, dan menanam penutup tanah seperti Pueraria javanica atau Calopogonium mucunoides terutama pada pertanaman kakao.

4.2.6. Hidrologi

Sumber air di wilayah Kabupaten Jayapura dapat dijumpai dengan adanya sungai, danau, air, hujan, dan mata air. a. Sungai Wilayah penelitian dilalui oleh sungai dan anak sungai yang bermuara ke Danau Sentani dan Samudra Pasifik. Sungai-sungai yang berpengaruh dominan terhadap pasokan air Danau Sentani adalah sungai-sungai yang berhulu di Pegunungan Cycloop di utara danau, yaitu Sungai Haway, Hobai, Younolo, Klandeli, dan Dofroko. Di bagian barat adalah Sungai Dombule dan Boroway, dibagian selatan adalah Sungai Tenak Sawe dan Ayape sedangkan sungai yang langsung bermuara ke Samudra Pasifik ialah Sungai Sapari, Susupne, Amu, dan Doreri. Sungai-sungai tersebut merupakan salah satu sumber kehidupan serta sebagai sarana perhubungan, mata pencaharian masyarakat, potensi pariwisata, dan potensi energi listrik. b. Danau Danau terbesar di Papua adalah Danau Sentani yang berada di distrik Sentani, Sentani Timur, Waibu, dan Ebungfauw Kabupaten Jayapura. Outflow Danau Sentani melalui Sungai Jaifuri yang berada disebelah selatan danau, aliran bawah tanah, serta melalui rekahan-rekahan batu kapur yang banyak terdapat di sebelah timur Danau Sentani menuju Sungai Tami yang selanjutnya bermuara ke Teluk Seko di Lautan Pasifik. Air danau juga dimanfaatkan sebagai sumber air bersih oleh masyarakat yang bermukim di tepi danau. c. Air Hujan Kondisi iklim di Jayapura tergolong dalam iklim basah dengan curah hujan yang cukup tinggi. Jumlah curah hujan dari Stasiun Klimatologi Genyem adalah 2880mmthn, dengan jumlah hari hujan dalam tahun 2006 adalah 219 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Februari, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 16 dan Gambar 17. Gambar 16. Curah hujan mm tahun 2004 – 2006 Stasiun Klimatologi Genyem Gambar 17. Data hari hujan tahun 2004 – 2006 Stasiun Klimatologi Genyem Jumlah curah hujan di Kabupaten Jayapura menurut Stasiun Meteorologi Klas III Sentani adalah 2426 mmtahun, dengan jumlah hari hujan 191 hari, seperti terlihat pada Gambar 17. dan 18. Wilayah Ibukota Kabupaten Jayapura yang mengandalkan air hujan sebagai sumber air bersih adalah Distrik Kemtuk Kampung Sama, Mamei, Nambon, Mamda, Mamdayawan, dan Kwansu. Gambar 18. Curah hujan mm tahun 2004 – 2006 Stasiun Meteorologi Klas III Sentani Gambar 19. Data hari hujan tahun 2004 – 2006 Stasiun Meteorologi Klas III Sentani d. Mata Air Mata air banyak dijumpai di sepanjang lereng perbukitan yang umumnya keluar dari akar-akar pohon. Mata air juga digunakan sebagai sumber air minum bagi masyarakat Kabupaten Jayapura, yaitu Desa Maribu, Dosay, Kampung Harapan, Kamp Wolker, Tablanusu, dan Yongsu. Berdasarkan peta Daerah Aliran Sungai DAS yang kemudian dikonversi dalam bentuk Tabel 14 daerah Agropolitan terdiri atas 3 tiga buah Daerah Aliran Sungai DAS, yaitu: Sub DAS Grime, Sermo dan Sentani. DAS Grime terdapat pada keempat distrik tersebut dengan total luas 58.917 ha 69,27 dan merupakan DAS terluas di daerah tersebut, diikuti Sub DAS Sentani dengan luas 14.733 ha 17,32 yang terdapat hanya di distrik Kemtuk, sedangkan sub DAS terkecil adalah Sub DAS Sermo dengan luas 11.408 ha 13,41 yang menyebar pada distrik-distrik Nimboran, Nimbokrang dan Kemtuk Gresi. Berdasarkan data Dinas Kehutanan 2002, luas sub DAS Grime secara keseluruhan mencapai 132.205 ha, Sub-DAS Sermo 200.633 ha dan sub DAS Sentani 110.529 ha. Bila dibandingkan antara luas masing-masing sub DAS tersebut pada kawasan agropolitan dengan luas keseluruhan masing-masing Sub DAS, maka persentasenya pada kawasan agropolitan untuk Sub DAS Grime 44,56, Sub DAS Sermoai 5,69 dan Sub DAS Sentani 13,33. Adanya persentase seperti itu, maka pembukaan hutan yang berkaitan dengan Sub DAS Grime di kawasan agropolitan akan sangat mempengaruhi sistem hidrologi DAS Grime. Sungai-sungai utama tersebut pada umumnya membentuk tepi sungai yang terjal dan dalam. Keadaan penutupan tanah pada pinggiran sungai pada umumnya baik dengan jenis tumbuh-tumbuhannya seperti rumput-rumputan seperti alang-alang Imperata cylindrica, Solanum torvum, Cyperus rotundus, Andropogon aciculatus, Desmodium gangeticum. Paspalum conjugatum, Sida acuta, Cyperus kyllinga, Themeda arguens, jenis-jenis semak seperti Morinda citrifolia, Piper aduncum, Piper sp, Ficus grandis, jenis pohon hutan lainnya seperti, Pterocarpus indicus, Schyzostachyum brachycladum dan sagu Metroxylon sagu. Sungai Grime berada di sebelah barat Danau Sentani mengalir ke arah barat dan bermuara di Teluk Walkenaer Laut Pasifik. Percabangan sungai dari Sungai Grime ini mengalir dari arah selatan dan berhulu di daerah Pegunungan Nimboran. Tabel 15. Sebaran luas Sub DAS dalam kawasan agropolitan No. Distrik Sub DAS Luas ha 1. Nimbokrang Grime 15 028 Sermo 29 Sub Total 15 057 2. Nimboran Grime 13 801 Sermo 10 677 Sub Total 24 478 3. Kemtuk Sentani 5 442 Grime 14 733 Sub Total 20 175 4. Kemtuk Gresi Grime 24.646 Sermo 702 Sub Total 25 348 Total 85.058 Tabel 16. Debit air sungai-sungai besar di dalam kawasan pengembangan agropolitan No. Distrik Nama Sungai Debit m 3 dt 1 Nimbokrang Aso 1,32 2. Nimboran Nembu 3,83 3. Nimboran Swab 1,22 4. Nimboran Kedun 2,80 5. Nimboran Obu 2,10 6. Nimboran Grime 387,70 Sumber : Fakulatas Kehutanan Universitas Negeri Manokwari Di samping badan air alami tersebut, di dalam kawasan agropolitan telah dibangun saluran irigasi sebanyak dua buah. Saluran Iriagasi pertama berlokasi di Nimbokrang memanfaatkan sumber air Sungai Aso. Saluran irigasi ini sudah tidak berfungsi lagi. Saluran Irigasi kedua berlokasi di Distrik Nimboran, dengan sumber air Sungai Nembu Saluran ini melintasi tiga sungai, yaitu Sungai Swab, Sungai Kedun dan Sungai Oku. Talang saluran primer yang melintasi Sungai Kedun dan Oku sudah tidak berfungsi. Debit air pada saluran primer sebesar 5,14 m 3 detik yang mengairi sawah masyarakat pada pemukiman lokal, sedangkan saluran primer yang menuju ke sawah masyarakat transmigran sudah tidak berfungsi lagi.

4.2.7. Penutupan Lahan

Berdasarkan tipe penutupan lahan sesuai Gambar Peta 24. dan Tabel 16 lahan di kawasan agropolitan terdiri dari 10 sepuluh tipe penutupan yang meliputi hutan dataran tinggi, hutan dataran rendah, hutan rawa, hutan rawa sekunder, hutan tidak produkstif, tanah terbuka, pertanian lahan kering dan semak, pertanian lahan kering, transmigrasi dan badan air. Semua tipe penutupan terdapat di distrik Nimboran dan Nimbokrang, kecuali tanah terbuka tidak dijumpai di Distrik Nimbokrang. Tipe-tipe penutupan yang tidak terdapat di distrik Kemtuk, tidak dijumpai pula di Kemtuk Gresi, kecuali hutan rawa yang hanya terdapat di Kemtuk. Hutan dataran tinggi mencapai luas terbesar di Distrik Nimbokrang, Kemtuk dan Kemtuk Gresi dibandingkan dengan tipe penutupan lain di distrik masing-masing. Namun demikian, bila dibandingkan dengan luas total keempat distrik tersebut, maka luasan terbesar terdapat di Distrik Kemtuk Gresi 14,69, diikuti Distrik Kemtuk 14,57, Nimbokrang 8,96 dan luasan terkecil di Distrik Nimboran 1,83. Hutan dataran tinggi umumnya merupakan hutan primer, sehingga sangat baik dipertahankan sebagai areal hutan tetap mengingat keberadaannya pada daerah berbukit di kawasan agropolitan. Oleh karena itu maka fungsi hidrologis dapat dipertahankan. Jenis-jenis pohon hutan yang tumbuh di daerah ini yaitu: Endospermum mollucanum, Campnospermae brevipetiolata, Pterocarpus indicus, Nauclea orientalis, Artocarpus communis, Pometia pinnata, Metroxylon sagu dan lain-lain.