Tabel 16. Debit air sungai-sungai besar di dalam kawasan pengembangan agropolitan No.
Distrik Nama Sungai
Debit m
3
dt 1 Nimbokrang
Aso 1,32
2. Nimboran Nembu
3,83 3. Nimboran
Swab 1,22
4. Nimboran Kedun
2,80 5. Nimboran
Obu 2,10
6. Nimboran Grime
387,70 Sumber : Fakulatas Kehutanan Universitas Negeri Manokwari
Di samping badan air alami tersebut, di dalam kawasan agropolitan telah dibangun saluran irigasi sebanyak dua buah. Saluran Iriagasi pertama berlokasi di
Nimbokrang memanfaatkan sumber air Sungai Aso. Saluran irigasi ini sudah tidak berfungsi lagi. Saluran Irigasi kedua berlokasi di Distrik Nimboran, dengan sumber air
Sungai Nembu Saluran ini melintasi tiga sungai, yaitu Sungai Swab, Sungai Kedun dan Sungai Oku. Talang saluran primer yang melintasi Sungai Kedun dan Oku sudah tidak
berfungsi. Debit air pada saluran primer sebesar 5,14 m
3
detik yang mengairi sawah masyarakat pada pemukiman lokal, sedangkan saluran primer yang menuju ke sawah
masyarakat transmigran sudah tidak berfungsi lagi.
4.2.7. Penutupan Lahan
Berdasarkan tipe penutupan lahan sesuai Gambar Peta 24. dan Tabel 16 lahan di kawasan agropolitan terdiri dari 10 sepuluh tipe penutupan yang meliputi hutan
dataran tinggi, hutan dataran rendah, hutan rawa, hutan rawa sekunder, hutan tidak produkstif, tanah terbuka, pertanian lahan kering dan semak, pertanian lahan kering,
transmigrasi dan badan air. Semua tipe penutupan terdapat di distrik Nimboran dan Nimbokrang, kecuali tanah terbuka tidak dijumpai di Distrik Nimbokrang. Tipe-tipe
penutupan yang tidak terdapat di distrik Kemtuk, tidak dijumpai pula di Kemtuk Gresi, kecuali hutan rawa yang hanya terdapat di Kemtuk.
Hutan dataran tinggi mencapai luas terbesar di Distrik Nimbokrang, Kemtuk dan Kemtuk Gresi dibandingkan dengan tipe penutupan lain di distrik masing-masing.
Namun demikian, bila dibandingkan dengan luas total keempat distrik tersebut, maka luasan terbesar terdapat di Distrik Kemtuk Gresi 14,69, diikuti Distrik Kemtuk
14,57, Nimbokrang 8,96 dan luasan terkecil di Distrik Nimboran 1,83. Hutan dataran tinggi umumnya merupakan hutan primer, sehingga sangat baik dipertahankan
sebagai areal hutan tetap mengingat keberadaannya pada daerah berbukit di kawasan agropolitan. Oleh karena itu maka fungsi hidrologis dapat dipertahankan. Jenis-jenis
pohon hutan yang tumbuh di daerah ini yaitu: Endospermum mollucanum, Campnospermae brevipetiolata, Pterocarpus indicus, Nauclea orientalis, Artocarpus
communis, Pometia pinnata, Metroxylon sagu dan lain-lain.
Hutan dataran rendah dengan luas tertinggi terdapat di Distrik Nimboran, baik untuk distrik tersebut 41,08 maupun bila luasan tersebut dibandingkan dengan
luas total keempat distrik 11,82. Hutan ini merupakan hutan primer yang pada umumnya terdapat pada daerah datar hingga berombak sehingga kemungkinan untuk
dikonversi akan sangat besar. Keberadaan hutan tersebut sangat mudah dijangkau, sehingga memungkinkan ekstraksi hasil hutan terutama kayu dari hutan tersebut.
Peluang yang sama dapat terjadi pula di distrik-distrik lain. Hal ini ditunjang pula oleh aksesibiltas yang tinggi oleh keadaan jalan yang baik, terutama di Distrik Nimboran,
Nimbokrang dan Kemtuk Gresi. Hutan dataran rendah di kawasan agropolitan ditumbuhi oleh jenis-jenis Intsia
palembanica, Pometia coriaceae, Ficus benyamina, Pimeliodendron amboinicum, Homonoia javensis, Artocarpus elastica, Artocarpus communis, Polyalthia glauca,
Alstonia scholaris, Palaquium amboinensis Celtis latifolia, Dracontomelum edule, Horsfieldia sylvestris, Callophyllum sp, Buchanania macrophylla dan lain-lain.
Hutan rawa di kawasan agropolitan hanya terdapat di Distrik Nimboran 16,61 dari luas distrik, Nimbokrang 2,85 dari luas distrik dan Distrik Kemtuk 0,01 dari
luas distrik. Dibandingkan dengan luas total keempat distrik, maka luasan terbesar terdapat di Nimboran 4,84. Tipe vegetasi yang dijumpai merupakan vegetasi
hutan rawa dengan jenis-jenisnya adalah Pandanus sp, Derris elliptica, Amomum sp, Scindapsus sp, Nauclea orientalis, Macaranga aleuritoidus, Endospermum
mollucanum, Elaeocarpus sphaerensis Sesuai dengan keadaan fisiografi, maka hutan rawa sekunder hanya terdapat di
Distrik Nimboran 1,21 dari luas distrik dan Nimbokrang 2,11 dari luas distrik. Bila dibandingkan dengan luas total keempat distrik, maka luas terbesar terdapat di
Distrik Nimbokrang 0,37. Jenis-jenis yang dijumpai di daerah ini adalah Canarium sp, Elaeocarpus sphaerensis, Celtis latifolia, Cerbera floribunda, Buchanania
macrophylla, Pometia sp, Syzygium sp dan lain-lain. Keberadaan tipe penutupan ini di kedua distrik tersebut sangat mendukung program agropolitan melalui penanaman
komoditas yang sesuai dengan keadaan genangan. Pada penutupan lahan tanah terbuka, didominasi oleh padang rumput diselingi
kelompok semak dan pohon. Di daerah punggung bukit dijumpai Cyperus rotundus, Themeda arguens, Imperata cylindrica, Paspalum conjugatum, Crotalaria sp. Pada
daerah lereng selain jenis-jenis yang disebutkan di atas, dijumpai pula Colopogonium mucunoides, Cassia tora, Starchytarpheta jamaicensis, Widelia Montana, Hyptis
capitata, Andropogon aciculatus, Desmodium gangeticum dan lain-lain. Jenis-jenis perdu yang dijumpai adalah Piper aduncum, Psidium guajava, Premna corymbosa,
Tabel 17. Sebaran luas lahan menurut tipe penutupan lahan tiap distrik dalam kawasan agropolitan
No Distrik
Tata Guna Hutan
Luas Ha
Luas Sub
Total Luas
Total 1
Nimboran Hutan
Dataran Tinggi 1.559
6,37 1,83
Hutan Dataran Rendah
10.055 41,08
11,82 Hutan
Rawa 4.114
16,81 4,84
Hutan Rawa Sekunder
295 1,21
0,35 Hutan
Tidak Produktif 2.138
8,73 2,51
Tanah Terbuka
50 0,20
0,06 Pertanian
Lahan Kering + semak
5.314 21,71
6,25 Pertanian
Lahan Kering 126
0,51 0,15
Transmigrasi 820
3,35 0,96
Badan air
7 0,03
0,01
Sub Total
24.478 100
28,78
2 Nimbokrang
Hutan Dataran Tinggi
7.622 50,62
8,96 Hutan
Dataran Rendah 3.045
20,22 3,58
Hutan Rawa
429 2,85
0,50 Hutan
Rawa Sekuner 317
2,11 0,37
Lahan Tidak Produktif
363 2,41
0,43 Tanah
Terbuka ‐
‐ ‐
Pertanian Lahan Kering +
Semak 582
3,87 0,68
Pertanian Lahan Kering
885 5,88
1,04 Tansmigrasi
1.775 11,79
2,09 Badan
air 39
0,26 0,04
Sub Total
15.057 100
17,70
3 Kemtuk
Hutan Dataran Tinggi
12.394 61,43
14,57 Hutan
Dataran Rendah 1.655
8,20 1,95
Hutan Rawa
3 0,01
0,003 Hutan
Rawa Sekunder ‐
‐ ‐
Lahan keringTidak Produktif
1.812 8,98
2,13 Tanah
Terbuka 1.944
9,64 2,29
Pertanian Lahan Kering +
Semak 2.317
11,48 2,72
Transmigrasi 12
0,06 0,014
Badan Air
‐
Sub Total
20.175 100
23,72
4 Kemtuk
Gresi Hutan
dataran tinggi 12.496
49,30 14,69
Hutan Dataran Rendah
8.385 33,08
9,86 Hutan
Rawa ‐
‐ ‐
Hutan Rawa Sekunder
‐ ‐
‐ Lahan
Kering Tidak Produktif 216
0,85 0,25
Tanah Terbuka
177 0,70
0,21 Pertanian
Lahan Kritis + Semak
3.534 13,94
4,15 Transmigrasi
202 0,80
0,24 Badan
Air ‐
‐ ‐
Sub Total
25.348 100
29,80