Tipologi usaha Penentuan Komoditas Unggulan Peternakan di Kabupaten Jayapura
Gambar 28. Status keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura berbasis agribisnis peternakan sapi
potong Parameter statistik digunakan untuk menentukan kelayakan terhadap
hasil kajian yang dilakukan di Kabupaten Jayapura adalah nilai stress dan koefisien determinasi r
2
. Kedua parameter ini untuk setiap dimensi berfungsi untuk menentukan perlu tidaknya penambahan atribut, sehingga dapat
mencerminkan dimensi yang dikaji mendekati kondisi sebenarnya. Nilai stress dan r
2
hasil MDS tertera pada Tabel 40. Tabel 40. Hasil analisis Rap-BANGSAPO untuk nilai stress dan koefisien
determinasi r
2
.
Nilai Statistik Ekologi
Ekonomi Sosial
Teknologi Kelembagaan
Stress 0.12 0.13
0.15 0.13
0.13 r
2
0.95 0.94
0.93 0.95
0.95 Jumlah iterasi
2 3
3 2
2
Berdasarkan Tabel 40 setiap dimensi memiliki nilai stress yang lebih kecil dari 0,25. Nilai stress pada analisis dengan metode MDS sudah cukup
memadai jika diperoleh nilai kurang dari 25 Kavanagh, 2001. Semakin kecil nilai stress yang diperoleh berarti semakin baik kualitas hasil analisis yang
dilakukan. Nilai koefisien determinasi r2 semakin baik jika nilainya semakin besar mendekati 1. Kedua parameter menunjukkan bahwa seluruh atribut yang
digunakan pada analisis keberlanjutan di Kabupaten Jayapura sudah cukup baik dalam menerangkan kelima dimensi status keberlanjutan yang dianalisis.
Pengujian tingkat kepercayaan nilai indeks masing-masing dimensi digunakan analisis Monte Carlo. Analisis Monte Carlo sangat membantu dalam
analisis keberlanjutan kegiatan, untuk melihat pengaruh kesalahan pembuatan skor pada setiap atribut, yang disebabkan oleh kesalahan prosedur atau
pemahaman terhadap atribut, variasi pemberian skor karena perbedaan opini atau penilaian oleh stakedholder yang berbeda, stabilitas proses analisis MDS,
kesalahan memasukan data, dan nilai stress yang terlalu tinggi. Hasil analisis Monte Carlo yang dilakukan dengan beberapa kali
pengulangan ternyata mengandung kesalahan yang tidak banyak mengubah nilai indeks masing-masing dimensi. Berdasarkan Tabel 41, dapat dilihat bahwa nilai
status indeks keberlanjutan Kabupaten Jayapura pada selang kepercayaan 95
memberikan hasil yang tidak banyak mengalami perbedaan dengan hasil analisis MDS. Perbedaan hasil analisis yang relatif kecil menunjukkan bahwa
analisis menggunakan metode MDS untuk menentukan keberlanjutan wilayah di Kabupaten Jayapura yang dikaji memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.
Tabel 41. Hasil Analisis Monte Carlo untuk nilai indeks keberlanjutan dengan Analisis Rap-BANGSAPO
Status Indeks Hasil MDS Hasil Monte Carlo
Perbedaan
Dimensi Ekologi
48,5 48,7
0,2 Dimensi
Ekonomi 53,2
53,8 0,6
Dimensi Sosial
67 65,6
1,4 Dimensi
Teknologi 40,5
41,2 0,7
Dimensi Kelembagaan
49,3 48,5
0,8 Kecilnya perbedaan nilai indeks keberlanjutan antara hasil analisis
metode MDS dengan analisis Monte Carlo mengindikasikan hal-hal sebagai berikut: 1 kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut relatif kecil; 2 variasi
pemberian skor akibat perbedaan opini relatif kecil; 3 proses analisis yang dilakukan secara berulang-ulang stabil; 4 kesalahan pemasukan data dan data
yang hilang dapat dihindari.