Pendidikan Prasarana dan Sarana Ibadah

5.2.2. Sistem pemeliharaan ternak

Sistem pemeliharaan ternak sapi di Kabupaten Jayapura umumnya adalah pastural sistem dengan tipe manajemen ekstensif adalah sebesar 76,36 persen dan sistem intensif, semi intensif sebesar 23,64 persen Gambar 25 . Ekstensif, 76.36 Sem i Intensif Intensif, 23.64 Ekstensif Semi Intensif Intensif Gambar 25. Sistem pemeliharaan ternak sapi potong di Kabupaten Jayapura Sistem pemiliharaan yang dilakukan peternak menggambarkan pola pengelolaan usaha peternakan sapi potong yang cukup bervarpiasi dengan sistem ekstensif, intensif dan semi intensif. Hal ini turut mempengaruhi dalam pengembangan usaha yang dikelola peternak, karena peternak dengan sistem pemeliharaan ekstensif masih tergantung pada kondisi dan potensi sumberdaya alam sehingga dapat berdampak pada produksi dan mutu ternak. Sistem pemeliharaan secara ekstensif 76,36, yakni ternak sapi digembalakan sepanjang hari pagi sampai sore hari pada padang penggembalaan alam, baik pada Iahan milik sendiri maupun pada lahan-lahan umum. Teknik yang dilakukan dalam sistem pemeliharaan ini adalah menggunakan pola ikat secara berpindah- pindah, dan dilepaskan. Sapi dilepaskan sejak pagi sampai sore hari. Pada waktu sore hari sapi dimasukkan ke hutan atau lahan perkebunan untuk beristirahat di alam terbuka, hal ini mempersulit dalam pengontrolan, sehingga ternak mudah terserang penyakit, dan berbagai hal negatif lainnya bisa terjadi. Peternak yang memiliki kandang hanya sebagian kecil, yakni 23,64 dengan manajemen pemeliharaan secara intesif dan atau semi intensif. Secara intensif, ternak sapi berada di dalam kandang sepanjang hari. pemberian makan berupa hijauan rumput dan leguminosa dan konsentrat diberikan oleh peternak. Secara semi intensif ternak digembalakan atau dilepaskan pada pagi sampai siang hari di padang penggembalaan atau padang rumput maupun di lahan perkebunan untuk merumput, kemudian pada sore hari dimasukkan ke kadang Pada saat ternak digembalakan, semua proses makan berlangsung di padang penggembalaan dan dikontrol oleh peternak.

5.2.3. Kompetensi teknis berdasarkan sistem pemeliharaan secara intensif dan semi intensif

Kompetensi teknis berdasarkan sistem pemeliharaan intensif, semi intensif dan ekstensif meliputi: 1 teknis pemberian pakan dan minum, 2 efisiensi waktu kerja dan tenaga kerja 3 perawatan ternak, 4 penanganan kesehatan ternak, 5 pengontrolan dan pengawasan ternak, 5 kemudahan dalam proses pemasaran, 6 proses penampungan kotoran ternak dan penggunaannya sebagai pupuk, 8 ancaman dari gangguan luarkeamanan ternak. Kompetensi teknis yang dijelaskan di bawah ini hanya terkait dengan sistem pemeliharaan, yakni berdasarkan sistem pemeliharaan intensif, semi intensif dan sistem ekstensif bagi peternak yang menggunakan dan tidak menggunakan kandang dalam sistem pengelolaan ternaknya. Untuk mengetahui lebih jelas sistem pemeliharaan dalam kaitannya dengan kompetensi teknis, maka rinciannya disajikan pada Tabel 33. Tabel 33. Kompetensi Teknis Berdasarkan Sistem Pemeliharaan Faktor-Faktor Sistem Pemeliharaan Kompetensi Berdasarkan Sistem Pemeliharaan Intensif dan Semi Intensif Ekstensif Skor Kategori Skor Kategori Teknis pemberian pakan dan minum Perawatan ternak Penanganan kesehatan ternak Pengontrolan dan Pengawasan ternak Efisiensi waktu kerja dan tenaga kerja Kemudahan dalam proses pemasaran Proses penampungan kotoran pupuk Ancaman dari gangguan luar keamanan ternak 4,8 4 3,2 4 4,8 4,2 4,8 3,8 Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi 4,6 1,8 2 1,8 3 3,4 2 2,4 Tinggi Rendah Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rata-rata 4,2 Tinggi 2,6 Sedang Keterangan : 1-2,33 = Rendah, 2,34 – 3,67 = Sedang, 3,67 = Tinggi Kompetensi teknis dengan komponen teknis pemberian pakan dan minum memperlihatkan nilai rataan skor 4,8 dengan kategori tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa peternak mampu mengatur waktu dengan baik dalam