Komoditas Unggulan dan Andalan

72 tinggi dibandingkan dengan tingkat produksi wilayah di atasnya yaitu Kabupaten Bengkayang dan ini didasarkan pada nilai LQ 1. Nilai LQ 1 dapat dijadikan petunjuk bahwa kecamatan tersebut surplus akan komoditas tertentu dan telah mengekspornya ke daerah lain atau memiliki tingkat kebutuhan konsumen yang tinggi yang berasal dari daerah lain di luar kecamatan bersangkutan. Komoditas- komoditas ini juga telah banyak diminati oleh masyarakat setempat untuk ditanam, cukup sesuai dengan kondisi agroklimat, sehingga dapat dikatakan komoditas-komoditas tersebut merupakan komoditas unggulan baik dilihat dari keunggulan kompetitif maupun keunggulan komparatif. Namun demikian perhitungannya masih sederhana yang hanya didasarkan pada nilai LQ saja, sehingga perlu analisis lebih lanjut untuk memasukkan ke dalam kategori sebagai komoditas unggulan. Dalam rangka untuk lebih meningkatkan pendapatan petani, upaya peningkatan produksi terhadap komoditas-komoditas yang telah dikembangkan oleh masyarakat perlu terus digiatkan baik terhadap komoditas yang memiliki nilai LQ 1 maupun komoditas dengan nilai LQ 1 mengingat komoditas- komoditas ini sudah banyak dikembangkan oleh masyarakat setempat secara turun-temurun. Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan melalui kegiatan eksteksifikasi dan intensifikasi, mengingat wilayah ini masih memiliki lahan produktif yang cukup luas untuk pengembangan komoditas dominan dengan tingkat penggunan sarana produksi pertanian, saprodi, penggunaan alat dan mesin pertanian alsintan, dan pemanfaatan teknologi pertanian yang masih kurang, sehingga komoditas dominan tersebut masih mempunyai peluang yang besar untuk ditinggkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya.

b. Komoditas Unggulan dan Andalan

Berdasarkan hasil kajian di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang lebih banyak terkonsentrasi pada sektor pertanian yang merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat sehingga umumnya tenaga kerja yang ada lebih banyak terserap disektor ini. Sampai pada tahun 2005, sekitar 42,67 persen, Produk Domestik Regional Bruto PDRB, disumbangkan oleh sektor pertanian yang meliputi sub pertanian tanaman pangan dan hortikultura, sub sektor perkebunan, sub sektor kehutanan, dan sub sektor peternakan, serta sub sektor perikanan. 73 Komoditas pertanian untuk sub sektor pertanian tanaman pangan yang dikembangkan meliputi tanaman padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau untuk tanaman pangan; kacang panjang, ketimun, terong, buncis, petsai, kangkung, cabe, dan bayam untuk sayur-sayuran; dan mangga, rambutan, duku langsat nangka, jeruk, durian, pepaya, pisang, dan nenas untuk tanaman buah-buahan. Untuk sub sektor perkebunan komoditas yang dikembangkan meliputi karet, kelapa hibrida, kelapa sawit, lada, kakao, dan kopi. Sub sektor peternakan meliputi sapi potong, kerbau, kambing, babi, ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur, dan itik. Sub sektor perikanan meliputi perikanan perairan umum budidaya kolam, budidaya keramba, tambak udang, dan rumput laut. Sedangkan untuk sub sektor kehutanan dapat dilihat dalam bentuk produksi hasil hutan berupa kayu bulat, kayu olahan dan kayu gergajian. Melihat ketersediaan data dan potensi pengembangan setiap sub sektor di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang, maka yang dianalisis dalam analisis komoditas unggulan dan andalan ini adalah komoditas tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan. Berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan 7 kriteria dalam analisis komoditas unggulan dan andalan yang meliputi 1 pengusahaan yang dominan, 2 kesesuaian lahan agroekologi, 3 tingkat produktivitas wilayah, 4 keunggulan komparatif, 5 keunggulan kompetitif, 6 komoditas diperdagangkan antar wilayah dan 7 keterkaitan antar produk ke depan, diperoleh hasil analisis komoditas unggulan dan andalan seperti dalam Lampiran 2.

b.1. Komoditas Unggulan dan Andalan Tanaman Pangan