147
20 40
60 80
100
Dimensi Ekologi
Dimensi Ekonomi
Dimensi Sosial-Budaya
Dimensi Infrastruktur-
Teknologi Dimensi Hukum-
Kelembagaan
Gambar 40. Ilustrasi Indeks Keberlanjutan Setiap Dimensi Pengembangan Kawasan Agropolitan di Wilayah Perbatasan Kabupaten
Bengkayang
Untuk melihat atribut yang paling sensitif memberikan kontribusi terhadap indeks keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan, dilakukan
analisis sensivitas dengan melihat bentuk perubahan root mean square RMS ordinasi pada sumbu X. Semakin besar perubahan nilai RMS, maka semakin
sensitif atribut tersebut dalam pengembangan kawasan agropolitan. Dalam analisis tersebut di atas akan terdapat pengaruh galat yang
dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kesalahan dalam pembuatan skor karena kesalahan pemahaman terhadap atribut atau kondisi lokasi penelitian
yang belum sempurna, variasi skor akibat perbedaan opini atau penilaian oleh peneliti, proses analisis MDS yang berulang-ulang, kesalahan input data atau
ada data yang hilang, dan tingginya nilai stress nilai stress dapat diterima jika nilainya 25 Kavanagh dan Pitcher, 2004. Untuk mengevaluasi pengaruh
galat pada pendugaan nilai ordinasi pengembangan kawasan agropolitan digunakan analisis Monte Carlo.
c.2. Analisis Prospektif
Analisis prospektif dilakukan dalam rangka menghasilkan skenario pengembangan kawasan agropolitan secara berkelanjutan di wilayah perbatasan
untuk masa yang akan datang dengan menentukan faktor kunci yang berpengaruh terhadap kinerja sistem.
148 Pengaruh antar faktor diberikan skor oleh pakar dengan menggunakan
pedoman penilaian analisis prospektif seperti pada Tabel 23. Tabel 23. Pedoman Penilaian Prospektif dalam Pengembangan Kawasan
Agropolitan di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat Skor Keterangan Skor Keterangan
Tidak ada pengaruh 2
Berpengaruh sedang 1
Berpengaruh kecil 3
Berpengaruh sangat kuat
Sumber : Hardjomidjojo, 2006
Pedoman pengisian pengaruh langsung antar faktor berdasarkan pedoman penilaian dalam analisis prospektif adalah :
1. Dilihat dahulu apakah faktor tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap faktor lain, jika ya beri nilai 0.
2. Jika tidak, selanjutnya dilihat apakah pengaruhnya sangat kuat, jika ya beri nilai 3.
3. Jika tidak, baru dilihat apakah berpengaruh kecil = 1, atau berpengaruh sedang = 2.
Pengaruh antar faktor, selanjutnya disusun dengan menggunakan matriks seperti Tabel 24.
Tabel 24. Pengaruh Antar Faktor dalam Pengembangan Kawasan Agropolitan di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang.
Dari Terhadap
A B C D E F G A
B C
D E
.......... n
Sumber : Godet 1999, Bourgeois 2007
Kemungkinan-kemungkinan masa depan yang terbaik dapat ditentukan berdasarkan hasil penentuan elemen kunci masa depan dari beberapa faktor-
faktor atau elemen-elemen yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan kawasan agropolitan di wilayah perbatasan yang menuntut untuk segera
dilaksanakan tindakan. Adapun cara menemukan elemen kunci, dapat dilihat seperti Gambar 41 berikut.
149
Peng aru
h Faktor Penentu
INPUT Faktor Pengubung
STAKE
Faktor Bebas UNUSED
Faktor Terikat OUTPUT
Ketergantungan
Gambar 41. Penentuan Elemen Kunci Pengembangan Kawasan Agropolitan Bourgeois and Jesus, 2004; Hardjomidjojo, 2006; Bourgeois,
2007.
Hasil analisis berbagai faktor atau variabel seperti pada Gambar 41 di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor atau variabel-variabel yang berada pada :
a. Kuadran I INPUT memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kuat dengan tingkat ketergantungan yang kurang kuat. Faktor pada kuadran ini
merupakan faktor penentu atau penggerak driving variables yang paling kuat dalam sistem
b. Kuadran II STAKES, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ketergantungan yang kuat leverage variables. Faktor pada kuadran ini
dianggap peubah yang kuat. c. Kuadran III OUTPUT, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kecil,
namun ketergantungannya tinggi. d. Kuadran IV UNUSED, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan
ketergantungan kecil rendah Berdasarkan faktor dominan yang berpengaruh terhadap sistem maka
dibangun keadaan yang mungkin terjadi di masa depan dari faktor-faktor tersebut sebagai alternatif penyusunan skenario pengembangan kawasan agropolitan di
wilayah perbataan. Selanjutnya disusun skenario pengembangan kawasan agropolitan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang. Skenario yang
mungkin terjadi di masa depan dapat berupa konservatif-pesimistik, moderat- optimistik, dan progresif-optimistik
150
7.3. Hasil dan Pembahasan Analisis Status dan Skenario Keberlanjutan Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang
7.3.1. Status Keberlanjutan Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang
Dalam penelitian pengembangan kawasan agropolitan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang, penentuan indeks keberlanjutan kawasan
ditetapkan pada lima dimensi keberlanjutan yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial dan budaya, infrastruktur dan teknologi, dan hukum dan kelembagaan
dengan atribut dan nilai skoring hasil pendapat pakar seperti pada Lampiran 10. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Rap-BENGKAWAN MDS
diperoleh nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi ekologi sebesar 40,37 dengan status kurang berkelanjutan, dimensi ekonomi sebesar 66,54 dengan
status cukup berkelanjutan, dimensi sosial-budaya sebesar 67,06 dengan status cukup berkelanjutan, dimensi infrastruktur dan teknologi sebesar 24,49
dengan status tidak berkelanjutan, dan dimensi hukum dan kelembagaan sebesar 60,10 dengan status cukup berkelanjutan. Agar nilai indeks ini
dimasa yang akan datang dapat terus meningkat sampai mencapai status berkelanjutan, perlu perbaikan-perbaikan terhadap atribut-atribut yang sensitif
berpengaruh terhadap nilai indeks dimensi ekologi. Atribut-atribut yang dinilai oleh para pakar didasarkan pada kondisi existing wilayah. Adapun nilai indeks
lima dimensi keberlanjutan hasil analisis Rap-BENGKAWAN seperti pada gambar 42 dan Lampiran 11.
20 40
60 80
100
Ekologi 40,37
Ekonomi 66,54
Sosial-Budaya 67,06
Infrastruktur- Teknologi
24,49 Hukum-
Kelembagaan 60,10
Gambar 42. Diagram Layang Kite Diagram Nilai Indeks Keberlanjutan Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang
151
a. Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi