Pendahuluan IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH PERBATASAN KABUPATEN BENGKYANG

V. IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH PERBATASAN KABUPATEN BENGKYANG

Abstrak Salah satu program pembangunan desa-kota berimbang di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang sesuai dengan potensi yang dimiliki yaitu sektor pertanian adalah pengembangan kawasan agropolitan. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi potensi yang dimiliki wilayah tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang untuk pengembangan kawasan agropolitan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode analisis location quotient LQ, analisis komoditas unggulan dan andalan, analisis kesesuaian lahan, analisis spasial GIS, dan analisis usahatani. Hasil penelitian menujukkan bahwa wilayah tersebut merupakan basis beberapa komoditas pertanian seperti padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kelapa sawit, karet, lada, kakao, kopi, sapi potong, kambing, babi, ayam, dan itik, tetapi hanya komoditas jagung, padi ladang, kelapa sawit, karet, lada, sapi potong, kambing, dan ayam yang termasuk komoditas unggulan, sedangkan komoditas lainnya termasuk komoditas andalan. Kesesuaian lahan aktual termasuk kelas S2 dan S3 dengan faktor pembatas ketersediaan air, retensi hara, dan bahaya erosi. Tingkat pendapatan usaha tani petani bervariasi dengan usahatani lada memberikan keuntungan tertinggi rata-rata sebesar Rp 13.125.140,- per tahun perhektar. Kata kunci : potensi wilayah, agropolitan, wilayah perbatasan.

5.1. Pendahuluan

Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Permasalahan yang dialami saat ini, kondisi pembangunan daerah tersebut masih jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh dampak dari paradigma pembangunan masa lampau, yang menempatkan kawasan perbatasan sebagai halaman belakang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI yang membawa implikasi terhadap kondisi kawasan perbatasan saat ini yang terisolir dan tertinggal secara sosial dan ekonomi Bappenas, 2004. Melihat permasalahan ini, maka paradigma tersebut perlu dirubah kearah percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan perbatasan Kabupaten Bengkayang. Arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi ”inward looking” dirubah menjadi ”outward looking” melalui pendekatan kesejahteraan prosperity approach dan pendekatan keamanan security approach sehingga wilayah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga Bappenas, 2005. 63 Wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang memilki potensi sumberdaya yang cukup besar untuk dimanfaatkan secara optimal bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Potensi sumberdaya terbesar yang dapat dikembangkan adalah sektor pertanian disamping potensi sumberdaya lainnya. Dari luas wilayah perbatasan sebesar 233.830 ha lokasi studi didominasi oleh lahan- lahan yang cukup potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Dalam pengembangan sektor pertanian ini, harus terintegrasi dengan pembangunan wilayah. Salah satu program pembangunan wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang yang dapat dilakukan dengan mensinergikan potensi yang dimiliki adalah pengembangan kawasan agropolitan. Pada tahun 2006, Pemerintah Kabupaten Bengkayang telah menetapkan wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang sebagai kawasan pengembangan agropolitan melalui Surat Kebutusan No. 185 tahun 2006. Pengembangan kawasan agropolitan ini diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang mendorong pertumbuhan pembangunan perdesaan dan desa-desa hinterland atau wilayah sekitarnya melalui pengembangan ekonomi yang tidak terbatas sebagai pusat pelayanan sektor pertanian, tetapi juga pembangunan sektor secara luas seperti usaha pertanian on farm dan off farm, industri kecil, pariwisata, jasa pelayanan, dan pelayanan lainnya. Penelitian-penelitian terkait dengan pengembangan kawasan agropolitan di wilayah ini masih kurang dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui potensi yang dimiliki wilayah perbatasan untuk pengembangan kawasan agropolitan tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang dalam pengembangannya sebagai kawasan agropolitan untuk pembangunan desa-kota berimbang di Kalimantan Barat. 5.2. Metode Analisis Identifikasi Potensi Wilayah Perbatasan Kabupetn Bengkayang. a. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penetapan kawasan agropolitan terdiri dari data primer dan data sekunder. Adapun data primer adalah hasil penjajakan dengan menggunakan kuisioner seperti data biaya dan penerimaan usaha tani dan data skoring dari pendapat pakar. Data sekunder seperti data jumlah penduduk, komoditas pertanian, produksi dan produktivitas pertanian, luas tanam dan luas panen, kegiatan utama 64 masyarakat disektor pertanian, sifat fisik dan kimia tanah, peta kemiringan lahan slope, peta penggunaan lahan, peta land sistem, peta ketinggian tempat, peta jenis tanah, peta Rupa Bumi Indonesia RBI dan data curah hujan.

b. Metode Pengumpulan Data