5 Uji Kestabilan Model 6 Uji Sensitivitas Model

194

c.4 Validasi Model

Dalam validasi model dapat dilakukan dua pengujian yaitu uji validasi struktur dan uji validasi kinerja. Uji validasi struktur lebih menekankan pada keyakinan pada pemeriksaan kebenaran logika pemikiran, sedangkan uji validasi kinerja lebih menekankan pemeriksaan kebenaran yang taat data empiris. Model yang baik adalah yang memenuhi kedua syarat tersebut yaitu logis-empiris logico-empirical. Uji validasi struktur bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana keserupaan struktur model mendekati struktur nyata. Uji ini dibedakan atas dua jenis yaitu validasi konstruksi dan kestabilan struktur. Validasi konstruksi adalah keyakinan terhadap konstruksi model diterima secara akademis, sedangkan kestabilan struktur adalah keberlakuan atau kekuatan robustness struktur dalam dimensi waktu Muhammadi et al., 2001. Uji validasi kinerja bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana kinerja model sesuai compatible dengan kinerja sistem nyata sehingga memenuhi syarat sebagai model ilmiah dengan yang taat fakta, yaitu dengan melihat apakah perilaku output model sesuai dengan perilaku data empirik. Penyimpangan terhadap output model dengan data empirik dapat diketahui dengan uji statistik yaitu menguji penyimpangan rata-rata absolutnya AME = absolute means error dan penyimpangan variasi absolut AVE = absolute variation error. Batas penyimpangan yang dapat diterima berkisar antara 5 - 10 . Muhammadi et al,. 2001. Adapun rumus untuk menghitung nilai AME dan AVE seperti di bawah ini. Rumus AME Absolute Means Error = Si – Ai Ai x 100 Si = Si N Dimana : S = nilai simulasi Ai = Ai N A = nilai aktual N = interval waktu pengamatan Rumus AVE Absolute Variation Error = Ss – Sa Sa x 100 Ss = Si-Si 2 N Dimana : Sa = deviasi nilai aktual Sa = Ai-Ai 2 N Ss = deviasi nilai simulasi N = interval waktu pengamatan

c.5 Uji Kestabilan Model

Uji kestabilan model pada dasarnya merupakan bagian dari uji validasi struktur. Uji ini dilakukan untuk melihat kestabilan atau kekuatan robusmess model dalam dimensi waktu. Model dikatakan stabil apabila struktur model 195 agregat dan disagregat memiliki kemiripan. Caranya adalah dengan menguji struktur model agregat yang diwakili oleh sub-sub model yang ada.

c.6 Uji Sensitivitas Model

Uji merupakan respon model terhadap suatu stimulus. Respon ini ditunjukkan dengan perubahan perulaku danatau kinerja model. Stimulus diberikan dengan memberikan perlakuan tertentu pada unsur atau struktur model 8.3. Hasil dan Pembahasan Model Pengembangan Kawasan Agropolitan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang 8.3.1. Simulasi Model Pengembangan Kawasan Agropolitan Model dinamik pengembangan kawasan agropolitan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang dibangun melalui logika hubungan antara komponen yang terkait dan interaksinya. Komponen-komponen yang terkait adalah pertumbuhan penduduk, luas lahan kawasan agropolitan, , luas lahan permukiman, luas lahan kawasan lindung, luas lahan budidaya, produksi dan keuntungan usahatani, kondisi lingkungan di kawasan agropolitan, jumlah industri, pendapatan pemanfaatan industri, jumlah limbah yang dihasilkan, biaya pengolahan, pendapatan dari hasil pengolahan, keuntungan, dan seumbagan pengembangan agropolitan terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Bengkayang. Model dinamik yang dibangun terdiri atas empat sub model yang mewakili dimensi ekologi, ekonomi, dan sosial yaitu 1 sub model lahan agropolitan yang menggambarkan perkembangan kebutuhan lahan untuk permukiman, budidaya, fasilitas, dan lahan untu hutankawasan lindung; 2 sub model budidaya yang menggambarkan perkembangan produksi, keuntungan usahatani agropolitan, dan kondisi lingkungan akibat pengembangan agropolitan, Produk Domestik Regional Bruto PDRB, serta dinamika pertumbuhan penduduk; 3 sub model industri yang menggambarkan jumlah industri, pendapatan, keuntungan, dan jumlah limbah yan dihasilkan; dan 4 sub model pengolahan dan pemasaran yang menggambarkan biaya pengolahan, keuntungan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan aspek pemasarannya. Perilaku model dinamik pengembangan kawasan agropolitandi wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang dianalisis dengan menggunakan program powersim constructor versi 2.5 dengan struktur model seperti pada Gambar 51 dan formula pada Lampiran 14. 196 Analisis dilakukan untuk 30 tahun yang akan datang dimulai pada tahun 2005 dan berakhir pada tahun 2035. Waktu 30 tahun ini diharapkan dapat memberikan gambaran perkembangan kawasan agropolitan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang untuk masa jangka panjang. Beberapa data awal dan asuimsi-asumsi yang digunakan dalam pemodelan ini antara lain : 1. Jumlah penduduk adalah akumulasi dari empat kecamatan yang merupakan cakupan wilayah studi dengan jumlah penduduk sebesar 50.124 jiwa pada tahun 2005 BPS Kab. Bengkayang, 2005. Pertumbuhan penduduk diasumsikan mengalami pertumbuhan normal tanpa dipengaruhi oleh mobilisasi penduduk dalam jumlah yang besar seperti transmigrasi, dengan tingkat kelahiran penduduk sebesar 4,9 pertahun. 2. Luas lahan untuk pengembangan agropolitan yang meliputi empat 4 sekitar 233.830 hektar dengan alokasi penggunaan lahan masing-masing untuk lahan budidaya sekitar 163.681 ha 70 dan kawasan hutanlindung sekitar 70.149 ha 30 dari luas kawasan. Lahan permukiman dan fasilitas dialokasikan dari lahan budidaya dengan alokasi penggunaan lahan saat ini masing-masing sekitar 7.000 ha. 3. Komoditas pertanian yang dimodelkan meliputi komoditas jagung, kelapa sawit dan ternak sapi yang merupakan salah satu komoditas unggulan di lokasi studi. Produksi setiap komoditas dihitung berdasarkan luas panen pada tahun 2005 dengan tingkat penggunaan teknologi tertentu. Total produksi jagung sebesar 95.532 ton dengan luas tanam sekitar 23.000 hektar, kelapa sawit sekitar 43.560 ton dengan luas panen sekitar 6.506.7 ha, dan ternak sapi sekitar 4.925 ekor dengan luas lahan penggembalaan sekitar 40000 ha. 4. Hasil jagung akan diolah menjadi pakan ternak. Untuk mengolah tersebut dibutuhkan industri pengolahan berkapasitas 15.000 ton per tahun sehingga diperlukan jumlah industri sebanyak 6 buah dengan jumlah tenaga kerja sebanyak tiga orang untuk setiap industri. 5. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemasaran hasil olahan adalah struktur pasar, regulasi, dan infrastruktur. 6. Sumbangan pengembangan agropolitan terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Bengkayang dihitung dari PDRB pertanian yang meliputi komoditas jagung, kelapa sawit, dan ternak sapi berdasarkan harga berlaku. 197 185 Gambar 51. Struktur Model Dinamik Pengembangan Kawasan Agropolitan di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayan Laju_Pertamb_Pddk Laju_Peng_Pddk Konst_Imigrasi F_Emigrasi Degradasi_Lahan F_Sistem_Tanam F_Koreksi_Deg_lahan F_Koreksi_TK F_Koreksi_Kerling F_Teknologi SDM Emigrasi_ Imigrasi_ P_Kerusakan_Lingk P_Tenaga_Kerja Sistem_Tanam F_Koreksi_Input F_SDM Laju_Fasilitas Laju_Permukiman Laju_Konversi_Kws_Lindung Laju_Keb_Kws_Lindung Fraksi_Keb_Kws_Lindung Fraksi_Konversi Biaya_Pemasaranan Jumlah_Tenaga_Kerja Fraksi_Permukiman F_Kelahiran Kerusakan_Lingk Prod_Pakan Laju_Prod_Pakan F_Kematian Fraksi_Pajak Nilai_Prod_Bersih Jumlah_Industri Fraksi_Tek_ind Teknologi_Ind Kualitas_Ind Kontunitas Kerusakan_Lingk_ind Fraksi_Kerlingk_ind Faktor_Koreksi_Tek_ind Faktor_Koreksi_Limbah_ind Laju_Industri Fraksi_Limbah_ind Fraksi_Biaya_Prod Laju_Keb_Lahan_Agropolitan FKL Harga_Pakan Fraksi_Harga_Pakan LLhn_Bud Faktor_Pengali_Lhn_Permukiman PDDK Lahan_Agropolitan Fraksi_Kebu_Lhn_Agropolitan Daya_Dukung_Ling Teknologi F_Koreksi_Modal Input_Prod Keb_Modal Laju_Prod Pajak F_Kontunitas Kelembagaan F_Koreksi_Laju_Prod FLProd Prod_Jagung Indeks_struktur_pasar Indeks_Gaji_Karyawan Indeks_Infra Indeks_Regulasi Faktor_Kualitas_SDM_ind Fraksi_Kualitas_ind Faktor_Pengali_Ind Indeks_Gaji_TK_ind Rate_35 Indeks_TK_Ind Tenaga_Kerja_Ind Indeks_rata2_Modal_Ind_ Prod_Jagung_Per_Hektar F_Konversi_Produksi Luas_Panen_Jagung Prod_Jagung F_Koreksi_Laju_Prod Input_Prod Input_Prod L_Budidaya F_Koreksi_Laju_Prod F_Pert_Prod_Kelapa_Sawit Laju_Prod_KS Teknologi Harga_Kelapa_SW_Perto Prod_Kelapa_Sawit Harga_sapi_Perekor Harga_Jagung_Perton Keb_Modal_Kelapa_Sawit Keb_Modal_Sapi Daya_Dukung_Ling Daya_Dukung_Ling Teknologi L_Budidaya Biaya_Prod_Jg Laju_Biaya_Prod_Jg Harga_Prod_Per_kg Penerimaan_usahatani F_koreksi_Modal_KS F_Koreksi_Modal_Sapi Prod_Jagung PDRB Prod_Sapi L_Kwsn_Lindung FLBud Faktor_pengurangLahan_Budidaya Faktor_Pengali_Lhn_Fasilitas F_Fasilitas L_Budidaya F_Biaya_Prod_Jg F_Pert_Prod_Sapi Jumlah_Industri Limbah_ind F_Pert_Prod F_Pertam_Ind Modal_Bangun_Ind Faktor_Pengali_Tek_ind Pendapatan_Masy Biaya_Prod_Pakan Penerimaan Keuntungan Keuntungan_usahatani L_Fasilitas L_Permukiman Indeks_Pemasaran F_Prod_Kelapa_Sawit F_Prod_Sapi 198

a. Sub Model Pengembangan Lahan Agropolitan