9
1.4. Perumusan Masalah
Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia yaitu
Sarawak, Malaysia Timur. Melihat posisi Kabupaten Bengkayang yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, memiliki potensi yang cukup
besar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Wilayah ini, selain sangat potensial untuk pembangunan di sektor pertanian, juga merupakan
salah satu pintu gerbang masuknya warga Malaysia menuju Indonesia. Namun seiring dengan perkembangan pembangunan, kenyataan menunjukkan telah
terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi di daerah ini yang disebabkan oleh dua hal utama, yaitu :
1. Perbedaan tingkat kesejahteraan antara masyarakat di wilayah perbatasan. Sebagaimana dikemukakan terdahulu bahwa banyak warga yang tinggal di
perbatasan Kalimantan-Sarawak, Malaysia Timur, kini seperti terasing di negerinya sendiri. Ini disebabkan akses transportasi dan komunikasi lebih
mudah ke luar negeri ketimbang ke negerinya sendiri sehingga kebutuhan hidup sehari-hari mereka tergantung dari luar negeri. Akibatnya, masyarakat
Indonesia di perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak memiliki ketergantungan secara ekonomis yang begitu besar dengan Malaysia, bahkan mereka dapat
menjadi warga migran di Malaysia. 2. Disparitas pembangunan antara wilayah pekotaan dengan Perdesaan.
Selama ini tercipta kesan kuat disparitas pembangunan antara wilayah perkotaan dan perdesaan diikuti oleh aktivitas ekonomi dan daya dukung
sumberdaya yang berbeda pula. Wilayah perkotaan dicirikan oleh aktifitas ekonomi dominan berupa industri pengolahan, perdagangan dan jasa yang
kuat, sumberdaya manusia berkualitas, serta tingkat pelayanan infrastruktur yang cukup dan lengkap. Sebaliknya wilayah perdesaan didominasi oleh
kegiatan sektor ekonomi pertanian dalam arti luas, kualitas sumberdaya manusia rendah, kemiskinan dan infrastruktur yang terbatas.
Berdasarkan ketimpangan-ketimpangan pertumbuhan ekonomi tersebut serta dengan mengacu pada kerangka pemikiran, maka salah satu pendekatan
pengembangan kawasan perdesaan untuk mewujudkan kemandirian pembangunan perdesaan yang didasarkan atas potensi wilayah di wilayah
perbatasan adalah dengan pengembangan kawasan agropolitan. Pengembangan kawasan tersebut merupakan konsep pengembangan atau
10 pembangunan perdesaan rural development dengan mengkaitkan atau
menghubungkan perdesaan dengan pembangunan wilayah perkotaan urban development pada tingkat lokal.
Program pengembangan kawasan agropolitan bukan merupakan konsep baru, tetapi merupakan pengembangan dan optimalisasi dari program-
program pembangunan sebelumnya. Pengembangan kawasan agropolitan merupakan pengembangan kawasan agribisnis yang terintegrasi dengan
pembangunan wilayah. Pengembangan kawasan agropolitan adalah gerakan masyarakat dimana masyarakat memegang peranan utama dalam setiap
kegiatan pembangunan kawasan yang diperkuat melalui pengelolaan kelembagaan dan kemitraan dengan pihak yang terkait. Selain itu, peran
pemerintah terutama pemerintah daerah sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan kawasan agropolitan yang berfungsi sebagai fasilitator,
dinamisator, dan motivator. Kabupaten Bengkayang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Bengkayang sebagai wilayah pengembangan kawasan agropolitan yaitu dengan dikeluarkannya Surat Kebutusan Bupati Kabupaten Bengkayang dengan Nomor
surat 185 tahun 2006. Dalam rencana pengembangan kawasan agropolitan tersebut, Kabupaten Bengkayang memiliki sejumlah permasalahan yang terkait
dengan kelengkapan sarana dan prasarana baik sarana dan prasarana umum maupun sarana dan prasarana pendukung agribisnis, kualitas sumberdaya
manusia perdesaan, bentuk kelembagaan yang ada, dan dukungan modal dalam rangka pengembangan kawasan. Namun demikian, pengkajian secara
mendalam berkaitan dengan hal tersebut masih kurang dilakukan sehingga perlu dilakukan pengkajian pengembangan kawasan sebagai kawasan agropolitan
dengan menggunakan berbagai macam metode secara komprehensip yang nantinya akan diperoleh hasil penelitian secara detail dan mendalam. Beberapa
pertanyaan penelitian yang merupakan permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan adalah :
1 Bagaimana kondisi dan potensi wilayah yang dimiliki Kabupaten Bengkayang untuk menunjang pengembangan kawasan agropolitan di wilayah
perbatasan ? 2 Bagaimana tingkat perkembangan wilayah yang dimiliki Kabupaten
Bengkayang, Propinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia Timur untuk menunjang pengembangan kawasan agropolitan ?
11 3 Bagaimana keberlanjutan potensi wilayah yang dimiliki Kabupaten
Bengkayang dapat mendukung pengembangan kawasan agropolitan di wilayah perbatasan ?
4 Bagaimana model pengembangan kawasan agropolitan secara berkelanjutan di Kabupaten Bengkayang yang perbatasan langsung dengan Negara
Malaysia, serta bagaimana rumusan kebijakan dan skenario strategi pengembangannya ?
Perumusan masalah pengembangan kawasan agropolitan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang, secara skematis disajikan pada Gambar 2.
Pembangunan Kawasan Perbatasan di
Kabupaten Bengkayang Gambar 2. Skema Perumusan Masalah Model Pengembangan Kawasan
Agropolitan di Wilayah Perbatasan Malaysia
Timur Sarawak
- Kesejahteraan - Urbannisasi
Ketimpangan Pembangunan
Wilayah Perkotaan
- Disparitas Pembangunan
- Kesejahteraan - Urbanisasi
Model Pengembangan Kawasan Agropolitan di Wilayah
P Pengembangan
Kawasan Agropolitan
Analisis Potensi Kawasan Perbatasan
Untuk Pengembangan Agropolitan
untuk mengidentifikasi potensi wilayah
perbatasan di Kabupaten Bengkayang
untuk pengembangan kawasan agropolitan
Analisis Keberlanjutan Kawasan Perbatasan
Untuk menentukan Indeks Keberlanjutan
Kawasan Perbatasan Kabupaten
Ben Analisis Tingkat
Perkembangan Kawasan Perbatasan
Untuk mengetahui sejauhmana tingkat
perkembangan wilayah perbatasan Kabupaten
Bengkayang untuk mendukung
pengembangan kawasan a
gkayang
grop
erbatasan Kebijakan
Pembanguan Wil
olitan
ayah
12
1.5. Manfaat Penelitian