57 sekitar 50 buah yang meliputi 6 buah mesjid, 14 buah suraulanggar, 17 buah
gereja kristen, dan 13 buah gereja katholik. Di Kecamatan Jagoi Babang terdapat 16 buah sarana pendidikan yang meliputi 14 buah SDsederajat, 1 buah SLTP,
dan 1 buah SMU. Sarana kesehatan sekitar 19 buah yang meliputi 1 buah puskesmas, 4 buah puskesmas pembantu, 12 buah posyandu, dan 2 buah
polindes. Sedangkan sarana keagamaan terdapat sekitar 18 buah yang meliputi 3 buah mesjid, 4 buah langgarsurau, 6 buah gereja kristen, dan 5 buah gereja
katholik. Di Kecamatan Siding terdapat 10 sarana pendidikan yaitu 10 buah SDsederajat. Sedangkan sarana kesehatan terdapat sekitar 25 buah yang
meliputi 7 buah puskesmas pembantu, 15 buah posyandu, dan 3 buah polindes. Sedangkan sarana keagamaan terdapa sekitar 18 buah yang meliputi 1 buah
langgarsurau, 9 buah gereja kristen, dan 8 buah gereja katholik. Keberadaan sarana pendidikan dan kesehatan secara rinci terlihat dalam lampiran analisis
skalogram.
4.6. Kondisi Pertanian di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang 4.6.1. Sistem Pertanian
Dilihat dari sistem pertanian, masih ada kelompok masyarakat yang melakukan sistem perladangan berpindah, namun secara umum mereka sudah
melakukan sistem pertanian menetap dengan mengusahakan beberapa komoditas unggulan. Lahan yang dimilki oleh petani terbagi dua yaitu lahan
sawah dan lahan kering dengan persentase kepemilikian lahan kering yang lebih besar dibandingkan dengan lahan sawah. Lahan tersebut dimanfaatkan untuk
usahatani tanaman pangan, tanaman perkebunan, maupun komoditas lainnya termasuk untuk kegiatan beternak sapi dan kambing. Dalam kegiatan usahatani,
petani umumnya menanam beberapa komoditas unggulan. Sistem penanaman umumnya monokultur mengingat kepemilikan lahan mereka masih tergolong luas.
Sistem monokultur yang dimaksud adalah dalam satu luasan petak lahan usahatani, lahan kemudian dibagi menjadi petak-petak yang lebih kecil dan
setiap petakan kecil kemudian ditanami dengan tanaman yang berbeda. Hal ini berbeda dengan sistem tumpang sari yang biasa dilakukan oleh petani pada
umummnya. Sistem penanaman dengan sistem tumpang sari yaitu dengan menanam beberapa jenis tanaman dalam satu areal, sudah ada juga yang
melakukan tetapi jumlahnya relatif lebih sedikit. Dalam kasus lainnya, petani juga melakukan diversifikasi pengusahaan tanaman dengan pengusahaan ternak
seperti ternak sapi, kambing, ayam, dan itik. Sedangkan ternak babi dilakukan
58 pada halaman-halaman rumah yang dibiarkan tumbuh dan berkembang secara
liar. Ternak ini dikembangkan untuk kepentingan konsumsi semata.
4.6.2. Pemanfaatan Lahan
Pemanfaatan lahan di wilayah studi bervariasi, mulai dari pemanfaatan lahan untuk pekarangan sampai hutan negara. Tabel 5 berikut memperlihatkan
data pemanfaatan lahan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang untuk tahun 2005.
Tabel 5. Sebaran Pemanfaatan Lahan di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang
Luas Kecamatan ha Sanggau Ledo
Seluas Jagoi Babang
Siding No.
Pemanfaatan Lahan
Luas Luas Luas
Luas 1. Sawah
2.425 4,0
98 0,2
1.000 1,5
288 0,5 2. Pekarangan
1.729 2,8
545 1,1
297 0,5
320 0,6 3. TegalKebun
8.069 13,2
3.750 7,4
653 1,0
374 0,7 4. LadangHuma 5.132
8,4 2.300
4,5 1.215
1,9 971 1,7
5. Pdng Rumput
100 0,2
0,0 12
0,02 11 0,02
6. Rawa-Rawa 418
0,7 0,0
750 1,2
248 0,4 7. KolamEmpang
25 0,1
35 0,1
100 0,2
61 0,1 8. Hutan
Rakyat 3.613
5,9 9.992
19,7 55
0,08 46 0,08
9. Hutan Negara 20.125
32,6 21.875 43,2 46.552
71,1 45.441 80,7 10. Perkebunan
3.516 5,7
8.500 16,8
8.920 13,6 1.636 2,9
11. Tdk Terpakai 14.484
23,6 2.980
5,9 4.960
7,6 6.251 11,1
12. Lain-Lain 1.714
2,8 575
1,1 986
1,5 683 1,2
Jumlah 61.350 100
50.650 100
65.500 100
56.330 100
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2005.
4.6.3. Produksi dan Produktivitas Komoditas Pertanian
Pengusahaan beberapa komoditas secara beragam pada dasarnya bertujuan untuk menjaga stabilitas pendapatan pada waktu tertentu, dimana
apabila harga komoditas tertentu mengalami penurunan harga jual dan komoditas lainnya memiliki harga jual yang lebih tinggi maka pendapatan
diharapkan stabil. Dengan demikian, petani tidak mengalami kerugian dalam kegiatan usahataninya. Namun saat ini secara umum petani di wilayah
perbatasan Kabupaten Bengkayang merasakan bahwa kegiatan usahatani yang mereka lakukan masih kurang menguntungkan mengingat harga jual yang relatif
rendah dibandingkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan yang sangat besar. Disamping itu, penggunaan sarana produksi yang relatif kecil dan sentuhan
teknologi pertanian yang masih kurang. Data BPS Kabupaten Bengkayang tahun 2005 dan informasi dari
masyarakat setempat, menunjukkan bahwa banyak komoditas pertanian yang
59 dapat dikembangkan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang. Komoditas
tersebut meliputi komoditas tanaman pangan dan hortikultura, tanaman perkebunan, tanaman sayuran, tanaman obat-obatan, tanaman kehutanan, dan
komoditas peternakan, serta komoditas perikanan. Komoditas-komoditas yang dikembangkan ini selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari--
hari, juga untuk komersial. Perkembangan beberapa komoditas pertanian di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang pada tahun 2005 seperti terlihat
pada Tabel 6 dan 7. Tabel 6. Realisasi Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Pangan di
wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang No. Komoditas Luas
Panen ha
Produktivitas tonha
Produksi ton
1. Padi sawah
1.556 3,89
6.056 2. Padi
ladang 6.979
2,49 17.353
3. Jagung 21.291
4,49 95.532
4. Ubi kayu
137 16,31
2234 5. Ubi
jalar 17
8,00 136
6. Kacang tanah
60 0,93
56 7. Kedelai
29 1,28
37 8. Kacang
hijau 18
0,72 13
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2005
Tabel 7. Realisasi Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan di wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang
Luas Tanam ha No. Komoditas
TBM TM TR Total Areal
ha Produksi
ton 1. Karet
2.056 5.347
1.738 9.141
3.804 2. Kelapa
Dalam 37
96 12
145 53
3. Kelapa Hybrida
56 71
2 129
31 4. Lada
436 1.021
381 1.838
1.064 5. Kakao
204 176
38 418
119 6. Kelapa
Sawit 2.097
4.410 6.507 43.560
Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2005 Keterangan : TBM = Tanaman belum menghasilkan, TM = Tanaman menghasilkan,
TR = Tanaman Regenerasi
Untuk komoditas peternakan, pada tahun 2005 ternak sapi potong mencapai 92 ekor, kambing 75 ekor, babi 374 ekor dan ayam 14.658 ekor
masing ayam buras 5.088 ekor, ayam pedaging 6.796 ekor, dan ayam petelur 2.774 ekor, serta itik 131 ekor BPS Kabupaten Bengkayang, 2005.
Berdasarkan data di atas, hanya data untuk komoditas tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan yang ditampilkan dalam tulisan ini
berhubung data untuk komoditas ini tersedia per kecamatan, sedangkan untuk
60 komoditas lainnya seperti komoditas sayuran, buah-buahan, dan perikanan
merupakan data akumulasi dari seluruh kecamatan sehingga sulit untuk memisahkan data empat kecamatan yang berada di dekat perbatasan kabupaten
Bengkayang yang merupakan lokasi kajian.
4.6.4. Kelembagaan
Kelembagaan yang ada dan masih aktif di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang seperti kelompok tani, kelompok pengajian, kelompok
kebaktian, Pos Pelayanan Terpadu Posyandu, Poliklinik Desa Polinde, karang taruna, Pedagang Pengumpul Desa PPD, dan Lembaga Keuangan Mikro yaitu
Credit Union. Kelembagaan kelompok tani yang masih aktif terlihat umumnya di Kecamatan Sanggau Ledo dengan aktivitas memfasilitasi petani dalam
memperoleh saprodi dan alsintan. Kelompok tani ini juga aktif melakukan pertemuan bulanan untuk membahas permasalahan-permasalahan yang dialami
dalam mengelola usahataninya sekaligus sebagai ajang untuk tukar-menukar informasi berkaitan dengan perkembangan pertanian. Namun demikian,
beberapa kelompok tani yang berjalan kurang aktif karena pandangan para anggotanya bahwa bekerja secara sendiri-sendiri lebih baik dan lebih bebas.
Kelompok pengajian dan kelompok kebaktian juga masih terlihat aktif mengadakan pertemuan-pertemuan bulanan atau mingguan. Kelompok
pengajian dan kebaktian ini hampir terdapat pada setiap desa. Kelompok pengajian biasanya mengadakan pengajian-pengajian di mesjid atau kerumah-
rumah manakala ada diantara anggotanya bersedia menyelenggarakan pengajian di rumahnya. Sedangkan kelompok kebaktian umumnya
melaksanakan kebaktian di gereja-gereja yang terdapat di setiap desa. Kelembagaan lain yang relatif aktif adalah Posyandu yang merupakan
kegiatan rutin dilaksanakan pada setiap bulan untuk memantau perkembangan balita. Kegiatan yang dilakukan antara lain penimbangan bayi, kegiatan
immunisasi, dan pemberian vitamin A dosis tinggi. Dari sisi penyediaan sarana produksi dan biaya usahatani, pada
dasarnya petani tidak kesulitan karena di wilayah ini sudah terdapat lembaga keuangan mikro berupa Credit Union yang dapat menyediakan biaya usahatani
bagi petani dengan proses yang cepat, persyaratan lebih mudah, fleksibel, dan tanpa bunga. Selain itu Pedagang Pengumpul Desa PPD juga menyediakan
fasilitas pinjaman kepada petani yang membutuhkan untuk kegiatan usahatani dan kebutuhan sehari-hari seperti sarana produksi, sembako, dan kebutuhan
61 sosial lainnya biaya pendidikan, pesta kawinan dan lain-lain. Pinjaman ini tanpa
bunga dan tanpa agunan dan akan dibayar setelah panen. Namun demikian, petani merasa berat dengan sistem pinjaman yang diberikan oleh PPD karena
walaupun tanpa bunga tetapi terjadi mark up terhadap barang-barang yang dipinjam petani. Petani juga tidak bisa mengatur harga karena harga ditingkat
petani ditentukan oleh PPD. Dalam hal pemasaran hasil pertanian, PPD sangat membantu petani
dalam memasarkan hasil pertanian mereka. PPD membeli langsung hasil panen petani di lokasi usahatani dan selanjutnya dijual kepada Pedagan Pengumpul
Kabupaten PPK dan selanjutnya kepada pedagang besar atau dijual langsung ke ibukota kabupaten, kota Singkawang atau Pontianak dengan biaya
transportasi ditanggung langsung oleh PPD. PPD pada umumnya adalah penduduk desa setempat yang mempunyai profesi selain sebagai pedagang
pengumpul, tetapi juga petani sendiri, guru, atau profesi lainnya. Selain PPD yang membeli produk pertanian petani, Koperasi Serba Usaha Kalimantan
Membangun KSU-KM biasanya membeli produk pertanian di wilayah ini khususnya jagung, tetapi ini tidak berlangsung lama kurang dari satu tahun
karena petani lebih suka menjual kepada PPD karena adanya fasilitas pinjaman yang diberikan tanpa bunga dan tanpa kredit dan KSU-KM juga biasanya
mendapat teror atau ancaman dari PPD. Para petani juga sering memasarkan hasil pertanian mereka. Mereka menjual langsung ke wilayah sekitar, kabupaten,
atau ke negara tetangga yaitu di kota Serikin, Malaysia Timur.
V. IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH PERBATASAN KABUPATEN BENGKYANG