Ranah Kognitif Kajian Teori 1.

17 Keterampilan sikap yang dimaksud dalam ranah afektif lebih bertujuan untuk mengembangkan kepribadian seseorang siswa. Pengembangan diri dapat diartikan sebagai pengembangan yang lebih luas sifatnya dari sistem nilai, moral dan etika, motivasi dan kompetensi sosial, tetapi juga mencakup dimensi- dimensi tersebut Martin dan Briggs dalam Martinis, 2007:14. Pendapat ini menempatkan pengembangan diri self development pada tingkatan yang paling tinggi karena keterampilan ini merupakan tujuan akhir dari pembelajaran.

c. Ranah Psikomotor

Kemampuan yang ketiga adalah ranah psikomotor. Suhaenah 2001:11 mengatakan bahwa kemampuan psikomotor menekankan pada aktivitas yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Senada dengan hal itu, Martinis 2007:15 berpendapat bahwa kemampuan psikomotor ialah kemampuan melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan, dan kemampuan yang berkaitan dengan gerakan fisik. Harrow dalam Martinis 2007:15 mengklasifikasikan tingkat psikomotor menjadi lima kelompok, yaitu 1 meniru imitation; 2 manipulasi; 3 ketepatan gerakan; 4 artikulasi; dan 5 naturalisasi. Elizabeth Simpson dalam Oemar 2014:82 mengembangkan struktur hierarki tujuan psikomotorik menjadi tujuh tingkatan, yaitu: persepsi, kesiapan, respons terbimbing, mekanisme, respons yang unik, adopsi, dan originasi. Ketujuh tingkatan ini dialami oleh siswa secara berurutan mulai dari pembentukan persepsi hingga menciptkan tindakan-tindakan baru originasi. Kemampuan Psikomotor dapat dikatakan sebagai tujuan pendidikan tingkat tinggi yang sudah mengarah pada gerakan tindakan jasmani dan melibatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan. 18

3. Media Pembelajaran

a. Konsep Media Pembelajaran

Proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima Daryanto, 2013:5. Proses komunikasi dalam lingkup pembelajaran terjadi antara guru dan siswa di dalam kelas. Pesan yang ingin disampaikan dalam komunikasi tersebut kadang memiliki penafsiran yang berbeda-beda karena ada suatu gangguan sehingga isi materi tidak tersampaikan secara optimal. Media dibutuhkan untuk mempermudah dan memperlancar komunikasi tersebut. Menurut Criticos dalam Daryanto 2013, media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju ke komunikan. Sejalan dengan itu, Daryanto 2013:6 menyatakan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Hal serupa juga dikatakan oleh Smaldino et al. 2005:9, “Media is a means of communication and source of information. Deriv ed from the Latin word meaning „between’, the term refers anything that carries information between a source an a receiver.” Menurut Sutirman 2013:15 media pembelajaran adalah alat-alat grafis, photografis, atau elektronis yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sutirman menambahkan bahwa media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.