Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kendala dari luar perpustakaan dikarenakan oleh kurangnya komitmen dari pimpinan dan staf pengajar dalam
dukungan terhadap perpustakaan, agar mahasiswa atau siswa mau menggunakan perpustakaan akan lebih baik memaksa mereka dengan cara banyak memberi
tugas.
2.7 Pemanfaatan Media Komunikasi Dalam Organisasi Perpustakaan
Komunikasi yang baik merupakan jalinan pengertian antara pihak yang satu dengan yang lain, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti,
dipikirkan, dan akhirnya dilaksanakan. Sebenarnya komunikasi yang baik tidak hanya diperlukan dalam perusahaan, tapi dalam setiap lapangan kegiatan maka
komunikasi yang baik ini merupakan syarat yang mutlak yang harus diperhatikan. Menurut Anoraga 1995: 243 manfaat media komunikasi dalam
organisasi adalah: 1.
Menghubungkan semua unsur interrelasi pada semua lapisan, sehingga menimbulkan rasa bersatu, setia kawan dan loyalitas bersama.
2. Pengendalian operasional yang efisien.
3. Meningkatkan rasa tanggung jawab serta menimbulkan rasa
keterlibatan dan rasa ikut memiliki rasa satu kelompok. 4.
Menimbulkan rasa saling pengertian dan saling menghargai tugas- tugas masing-masing sehingga meningkatkan rasa kesatuan dan
kemantapan semangat korps. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa manfaat media
komunikasi dalam organisasi adalah menghubungkan semua unsur interrelasi, pengendalian operasional, meningkatkan rasa satu kelompok, dan menimbulkan
rasa saling pengertian. Pemanfaatan media komunikasi di perpustakaan harus diarahkan untuk mencapai misi pelayanan yang meliputi pelayanan program
pendidikan, informasi, kebudayaan, hobi, dan rekreasi.
Sofa 2008: 5 menyatakan bahwa tujuan pemanfaatan media komunikasi
dalam perpustakaan yaitu: “1. Untuk memotivasi perilaku tertentu to motivate,
2. Menyampaikan informasi to inform, 3. Pembelajaran to instruct”.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendapat di atas bahwa tujuan pemanfaatan media komunikasi dalam perpustakaan adalah untuk memotivasi perilaku sikap,
menyampaikan informasi dan memberikan pembelajaran kepada para pemakainya.
Dengan mencapai pemanfaatan dan tujuannya dari komunikasi dalam organisasi-organisasi perpustakaan tersebut di atas, maka komunikasi dalam
organisasi harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Menurut Baskoro 2009: 3 fungsi media komunikasi adalah sebagai
berikut: a.
Mempermudah penyampaian pesan atau informasi kepada komunikan. b.
Sebagai alat untuk membangkitkan motivasi komunikan. c.
Mengefektifkan proses penyampaian kepada komunikan. d.
Mempersingkat waktu penyampaian informasi kepada komunikan. e.
Membangkitkan daya tarik pesan yang akan disampaikan. f.
Memperjelas isi dan maksud informasi yang akan disampaikan. g.
Mengkonkritkan isi berita yang bersifat abstrak. h.
Merupakan alat hiburan dan mendidik para komunikan. Sedangkan Suranto dalam Awondatu 2008: 7 menyatakan bahwa media
komunikasi, berdasarkan fungsinya yaitu: a.
Fungsi produksi, ialah media komunikasi yang berguna untuk menghasilkan informasi, contohnya adalah komputer pengolah kata
word processor.
b. Fungsi reproduksi, ialah media komunikasi yang kegunaannya untuk
memproduksi ulang dan menggandakan informasi, misalnya audio tapes recorder dan videotapes.
c. Fungsi penyampaian informasi, ialah media komunikasi dipergunakan
untuk menyebarluaskan dan menyampaikan pesan kepada komunikan yang menjadi sasaran. Contoh: telepon, bulletin, facsimile dsb.
Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa fungsi media komunikasi adalah sebagai alat untuk mempermudah penyampaian pesan, membangkitkan
motivasi, menghibur dan mendidik para komunikan. Sedangkan media komunikasi berdasarkan fungsinya adalah fungsi produksi, fungsi reproduksi, dan
fungsi penyampaian informasi. Dalam berkomunikasi, bagaimana memilih media yang tepat bagi pesan
yang akan disampaikan merupakan hal penting dalam komunikasi yang baik. Memilih media komunikasi yang baik tidaklah mudah, namun ada beberapa cara
yang dapat membantu perusahaan organisasi dalam mengevaluasi pemilihan
Universitas Sumatera Utara
media komunikasi yang akan digunakan. Menurut O’Hair, Friedrich Dixon dalam Awondatu 2008: 12-13 adalah:
1. Kecepatan Speed:
Media oral dan elektronik memberikan kecepatan dalam berkomunikasi.
2. Ketepatan Accuracy:
Ketika ketepatan merupakan hal yang diutamakan, maka komunikasi secara tertulis dan melalui media elektronik menjadi pilihan.
3. Umpan Balik Feedback:
Feedback dapat didapatkan dari semua media komunikasi. Komunikasi
langsung memberikan umpan balik secara langsung bukan hanya dari pesannya, namun juga perilaku nonverbal-nya. Media tertulis kurang
dapat memberikan feedback yang spontan. 4.
Pemilihan Selectivity: Beberapa pesan kadang kurang sesuai untuk semua orang di dalam
perusahaan. Pesan yang sensitif biasanya disampaikan secara langsung, meskipun ada juga yang secara tertulis.
5. Kesesuaian Appropriateness:
Beberapa media komunikasi kadang kurang sesuai dengan beberapa informasi.
Mengkomunikasikan perubahan kebijakan perusahaan organisasi secara luas melalui komunikasi oral langsung sangat tidak
tepat. Beberapa isu membutuhkan media yang khusus. 6.
Pembiayaan Cost: Biaya yang dikeluarkan sangat mempengaruhi pemilihan suatu media
komunikasi. Biaya juga terkait dengan jangka waktu yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan.
7. Kepercayaan Accountability:
Merupakan tanggung jawab yang harus diberikan terhadap pesan baik oleh penerima maupun pengirim pesan. Komunikator dan
komunikan harus bertanggung jawab terhadap pesan, sehingga informasi yang ada dapat dipercaya.
8. Penerimaan Acceptability:
Beberapa bentuk komunikasi lebih dapat diterima oleh beberapa orang dari pada yang lainnya. Jika perusahaan organisasi peduli terhadap
dampak dari pesan yang akan disampaikan, perusahaan organisasi seharusnya mencoba memilih media komunikasi yang dapat diterima
oleh komunikan.
Pendapat di atas menyatakan bahwa cara yang dapat membantu perusahaan organisasi dalam pemilihan media komunikasi yang akan digunakan
adalah kecepatan, ketepatan, umpan balik, pemilihan, kesesuaian, pembiayaan, kepercayaan, dan penerimaan.
Universitas Sumatera Utara
Pemilihan satu atau beberapa media komunikasi, seharusnya dilakukan paling tidak atas dua pertimbangan. Menurut Riswandi 3-6 bahwa ada 2 faktor
yang dipertimbangkan dalam pemilihan media komunikasi antara lain: 1.
Pertimbangan mengenai karakteristik media.
Tiap medium memiliki karakteristik sendiri yang berbeda satu sama lainnya. Tiap medium juga secara khusus mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penentuan suatu medium perlu disesuaikan dengan tujuan dan kemampuan dari masing-masing
medium.
Dalam hal ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah: a
Kebutuhan luasnya jangkauan dan kecepatan penetrasi. Apabila pesan yang ingin disampaikan ditujukan kepada
masyarakat secara luas, maka media seperti radio dan TV adalah pilihan yang tepat. Karena selain kemampuan jangkauannya yang
luas, juga kecepatan penetrasinya tinggi.
b Kebutuhan pemeliharaan memori.
Apabila penyampaian pesan lebih ditujukan pada upaya agar pesan-pesan yang disampaikan tetap diingat oleh khalayak dalam
kurun waktu yang relatif lebih lama, maka media seperti media luar ruang misalnya billboard, spanduk, poster, dan lain-lain dan
majalah lebih cocok. Media seperti ini memiliki “life span” yang relatif lebih panjang. Majalah lazimnya disimpan di rumah sampai
berbulan-bulan, sementara surat kabar hanya disimpan untuk beberapa hari. Bahkan billboard dapat dipasang sampai bertahun-
tahun.
c Kebutuhan jangkauan khalayak yang selektif.
Apabila pesan-pesan yang disampaikan dimaksudkan untuk kelompok-kelompok masyarakat segmen tertentu khusus, maka
media seperti surat kabar dan majalah adalah lebih tepat. Surat kabar dan majalah yang dipilih tentunya harus disesuaikan
dengan segmen khalayak yang dituju. Misalnya majalah wanita tepat untuk mengiklankan produk-produk kosmetika.
d Kebutuhan jangkauan khalayak lokal.
Apabila khalayak sasaran yang ingin dijangkau bersifat lokal misalnya terbatas pada wilayah atau kabupaten tertentu, maka
penggunaan media seperti stasion siaran radio lokal, bioskop, dan media luar ruang adalah lebih tepat.
e Kebutuhan frekuensi tinggi.
Apabila pesan-pesan yang disampaiakn membutuhkan frekuensi penyampaian yang tinggi, maka penggunaan media seperti radio
dan media luar ruang akan lebih cocok.
2. Pertimbangan yang menyangkut kreatif isi dan teknis penyajian
pesan. Karakteristik kreatif, yaitu yang berkaitan dengan isi, bentuk, dan
teknis penyajian pesan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media yang cocok. Dalam prakteknya, pemilihan suatu
medium justru seringkali didasarkan pada karakteristik kreatif.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah beberapa karakteristik kreatif yang perlu
diperhatikan adalah: a
Kebutuhan gerak. Apabila pesan yang akan disampaikan menuntut unsur gerak
sebagai faktor yang utama, maka media audio visual seperti tv dan film adalah yang tepat.
Contoh: gambaran tentang balap mobil dan iklan kenderaan bermotor.
b Kebutuhan warna.
Apabila warna merupakan faktor yang ingin ditonjolkan dari suatu pesan, maka tv, film, dan juga majalah cocok untuk dipergunakan.
Misalnya: gambaran tentang keindahan alam, iklan foto berwarna, kosmetika, cat, dan lain-lain.
c Kebutuhan suasana.
Apabila pesan yang akan disampaikan memberikan penekanan pada faktor suasana, maka media audio seperti radio dan media
audio visual seperti tv dan film lebih tepat menjadi pilihan. Contoh: gambaran tentang semakin padatnya penduduk,
kemacetan lalu lintas, dan lain-lain. d
Kebutuhan demonstrasi. Apabila pesan yang akan disampaikan menuntut adanya
demonstrasi yang menggambarkan adanya tata cara, proses, atau hasil, maka media audio visual seperti tv dan film lebih
tepat. Contoh: penjelasan tentang tata cara memasak suatu jenis
masakan, atau tata cara pemilihan presiden dalam pemilu, dan lain- lain.
e Kebutuhan deskripsi.
Apabila pesan yang disampaikan memerlukan suatu uraian yang cukup eksplisit, komprehensif, sistematis, dan terperinci, maka
media cetak seperti surat kabar, majalah, brosur, dan leaflet lebih cocok. Karena media cetak memiliki kemampuan editorial yang
lebih baik dibandingkan dengan media elektronik. Contoh: penjelasan tentang kontrasepsi KB, profil perusahaan dan
produk-produk yang dihasilkannya, dan lain-lain. Menurut pendapat di atas ada 2 faktor yang dipertimbangkan dalam
pemilihan media komunikasi antara lain adalah pertimbangan mengenai karakteristik media, yaitu: kebutuhan luasnya jangkauan dan kecepatan penetrasi,
pemeliharaan memori, jangkauan khalayak yang selektif, jangkauan khalayak lokal, dan frekuensi tinggi. Sedangkan pertimbangan yang menyangkut kreatif isi
dan teknis penyajian pesan, yaitu: kebutuhan gerak, warna, suasana, demonstrasi, dan deskripsi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono 2006: 11 “Penelitian deskriptif adalah Penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih independent tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel
yang lain”. Pada penelitian ini penulis hanya memaparkan data yang diperoleh dari
pustakawan melalui kuesioner untuk selanjutnya diinterpretasikan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang berlokasi di jalan T. Nyak Arief Lamgugop.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah objek sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Menurut Arikunto 2002: 108 “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. Populasi penelitian ini adalah seluruh pustakawan yang bekerja pada
Badan Arsip dan Perpustakaan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dari data yang diperoleh jumlah pustakawan adalah sebanyak 22 orang dan jumlah tersebut
sekaligus menjadi populasi penelitian ini.
3.3.2 Sampel
Dalam suatu penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan. Sampel adalah sebagian dari populasi yang
dianggap dapat mewakili populasi sebagai sumber data. Menurut Sugiyono 2002: 57 “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”. Mengingat jumlah populasi yang tidak terlalu banyak dengan
Universitas Sumatera Utara