Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
melebihi harapan. Dalam dunia kerja yang dinamis seperti saat ini, di mana tugas makin sering dikerjakan dalam tim, fleksibilitas sangatlah penting.
Organisasi menginginkan karyawan yang bersedia melakukan tugas yang tidak tercantum dalam deskripsi pekerjaan mereka Robbins, 2001. Menurut
Robbins dan Judge 2008, fakta menunjukkan bahwa organisasi yang mempunyai karyawan yang memiliki OCB yang baik, akan memiliki kinerja
yang lebih baik dari organisasi lain. Organizational Citizenship Behavior OCB merupakan perilaku
individu yang bersifat bebas , tidak secara langsung atau secara eksplisit mengharapkan sistem imbalan formal, dan secara keseluruhan meningkatkan
efisiensi dan keefektifan fungsi organisasi. OCB bersifat bebas dan sukarela, karena perilaku tersebut tidak diharuskan atau bukanlah tuntutan secara
langsung dari organisasi; melainkan sebagai pilihan personal Organ, podsakoff, macKenzie, 2006.
Smith 1983 menyebutkan OCB adalah kontribusi karyawan di atas dan lebih dari deskripsi kerja formal. OCB melibatkan beberapa perilaku,
meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja.
Perilaku-perilaku ini menggambarkan nilai tambah karyawan dan merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang positif,
konstruktif dan bermakna membantu Novliadi, 2007. Studi Shore dan Wayne 1993 menemukan bahwa persepsi terhadap
dukungan organisasi menjadi prediktor OCB dan berhubungan positif dengan
kinerja dan OCB. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa karyawan yang merasa bahwa mereka didukung oleh organisasi akan memberikan timbal
baliknya dan menurunkan ketidakseimbangan dalam hubungan tersebut dengan terlibat dalam perilaku citizenship dalam Novliadi, 2007.
Dukungan organisasi dilihat sebagai faktor organisasi yang sering dimungkinkan mendahului adanya Organizational Citizenship Behavior dalam
organisasi. Hal ini dimungkinkan dukungan organisasi memberi perhatian pada karyawan dan ketika seorang karyawan senang dengan dukungan yang
diberikan maka mereka ingin memberikan imbalan untuk mendukung organisasi tersebut .Karyawan akan mempersepsikan sejauh mana organisasi
menghargai kontribusi karyawan dan peduli tentang kesejahteraan karyawan Allen, Shore, Griffeth, 2003. Moideenkutty 2005 menyebutkan
pertukaran sosial di organisasi dapat dikonsepkan dengan pertukaran global antara individu dengan organisasi, ketika terjadi pertukaran sosial di
organisasi, dimungkinkan karyawan mengikutsertakan perilaku yang menjadi keuntungan organisasi. Ketika karyawan diperlakukan baik oleh organisasi,
maka sebagai timbal baliknya. Karyawan akan menunjukkan perilaku yang dapat menguntungkan organisasi dalam Putra,2013 .
Surat Kabar Harian Waspada merupakan salah satu media cetak yang cukup terkemuka dikota Medan, yang mana aktivitas perusahaan ini setiap
harinya menerbitkan berita kepada seluruh lapisan masyarakat. Agar aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan efektif, surat kabar Harian Waspada
membagi jam kerja karyawan menjadi 2 shift. Shift pertama dimulai dari
pukul 08.30 sampai pukul 16.30 WIB. Karyawan yang bekerja dalam shift ini adalah karyawan bagian perkantoran , dan pemasaran yang berjumlah 40
orang dan karyawan sekretariat yang berjumlah 40 orang. Shift kedua dimulai dari pukul 17.00-23.00 WIB ,merupakan jam kerja untuk karyawan
bagian redaksi, yang terdiri dari reporter dan percetakan yang berjumlah 88 orang. Staf redaksi terdiri atas reporter dan sekretariat yang bertugas untuk
mencari dan menerbitkan berita mengenai berbagai macam bidang, yakni rubrik, agama, tajuk keterangan laporan khsusus, desk naskah umum, desk
naskah berita, kota, luar negeri, daerah, nasional dan olahraga. seluruh Redaktur harus datang sesuai jam kerja yang sudah ditentukan.
Dalam pelaksanaannya, tentunya ada beberapa karyawan yang datang terlambat. Terdapat staf redaksi yang paling sering datang terlambat. Staf
redaksi yang beranggotakan reporter dan redaktur memiliki sistem kerja yang saling bergantungan. Yang mana reporter akan briefing pada pagi hari,
kemudian dibebaskan untuk mencari berita, dan harus kembali ke kantor paling lama pukul 19.00 WIB , dan redaktur-redaktur akan mulai menuliskan
berita untuk diterbitkan keesikan harinya. Tentunya, apabila ada staf redaksi yang terlambat, akan mengganggu kinerja karyawan yang lain.
Alasan yang muncul dari karyawan-karyawan yang terlambat pun beragam, misalnya karyawan yang piket mencari berita datang terlambat
karena belum mendapatkan berita pada batas waktu yang telah dtentukan. Alasan lain yang kerap disebutkan berupa alasan klasik, seperti malas untuk
datang tepat waktu.
Untuk meminimalisir keterlambatan yang terjadi, perusahaan memberlakukan sistem pemotongan gaji terhadap karyawan yang terlambat.
Bagi karyawan yang sudah berulang kali datang terlambat, akan diberikan surat peringatan. Biasanya karyawan yang sudah mendapat surat peringatan
akan datang tepat waktu, namun setelah batas waktu surat peringatan berakhir 3 bulan karyawan kembali mengulangi perilaku datang terlambat. Begitu
seterusnya hingga karyawan mendapat mendapat surat peringatan lagi. Permasalahan keterlambatan pada karyawan staf redaksi menarik
untuk diteliti. Ketika dilakukan wawancara kepada salah satu staf redaksi yang terlambat redaktur , beliau mengatakan bahwa alasan keterlambatannya
adalah malas untuk datang tepat waktu, karena ketika datang tepat waktu beliau belum bisa mengerjakan apa-apa karena berita belum masuk,sehingga
beliau harus menunggu lagi. Karena hal ini terjadi berulang kali, beliau memutuskan untuk datang pada pukul 19.00 WIB hampir setiap hari. Dengan
demikian, mau tidak mau gaji beliau harus dipotong. Pemotongan gaji yang dialami karyawan karena keterlambatan
membuat mereka sering mengeluh kurang puas atas kebijakan yang dilakukan perusahaan dan meminta kenaikan gaji kepada pihak perusahaan. Karena
pihak perusahaan merasa gaji yang sudah diberikan sudah sesuai UMK, maka permintaan karyawan ditolak.
Berbeda dengan persepsi salah satu staf redaksi diatas, salah satu bagian sekretariat mengatakan sangat senang karena telah diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, baik outdoor maupun
indoor, serta beberapa seminar tersebut. Selain menambah pengetahuan, pelatihan juga semakin menambah relasi kerja. Tak hanya itu, beliau
mengatakan bahwa perusahaan cukup menghargai kontribusi karyawan, khususnya yang sudah bekerja selama 25 tahun di perusahaan itu, dengan
memberikan cincin emas seberat 25 gram. Hal ini dimaksudkan untuk menghargai loyalitas yang diberikan karyawan terhadap perusahaan.
Tak hanya staf sekretariat tersebut , salah satu staf pemasaran juga berpendapat demikian. Beliau cukup senang dengan kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan dalam rangka perayaan ulang tahun perusahaan. Kegiatan yang dilakukan berupa seremonial, seminar, dan kegiatan sosial yang
tentunya melibatkan seluruh peran aktif dari karyawan harian Waspada Medan. Tentunya hal ini akan menambah jiwa kekeluargaan dalam
perusahaan. Dukungan atasan yang merupakan dimensi dari persepsi dukungan
organisasi juga mempengaruhi OCB karyawan harian Waspada Medan . Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu karyawan Harian Waspada
Medan, mengatakan bahwa kelancaran komunikasi belum mendapat perhatian penting bagi para atasan, hal ini terlihat dari tidak seriusnya para atasan untuk
mengembangkan komunikasi dengan para bawahannya, khususnya informasi dua arah. Biasanya penyampaian informasi dari atasan cenderung dilakukan
secara formal, misalnya dalam bentuk-bentuk edaran, emmo, buku, pengumuman, publikasi maupun perintah. Demikian juga sebaliknya apabila
bawahan memiliki gagasan, saran, reaksi, keluhan, pendapat dalam diri
bawahan mereka lebih cenderung untuk mengambil sikap untuk tidak menyampaikan reaksi ataupun keluhan atau pendapat mereka.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi perusahaan mengenai keterlambatan , serta persepsi-
persepsi yang berbeda dari karyawan terhadap dukungan yang diberikan organisasi merupakan hal yang cukup mendapat perhatian peneliti. Untuk
itulah peneliti ingin meneliti pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap organizational citizenship behavior pada karyawan Harian Waspada Medan .