BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Metode Evaluasi dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness
OEE
1
OEE merupakan alat pengukur kinerja keseluruhan peralatan dalam arti bahwa peralatan dapat bekerja seperti yang seharusnya. OEE juga tool analisa tiga
bagian untuk kinerja peralatan berdasarkan availability, performance efficiency, dan quality dari produk atau output.
2
Adapun skema OEE dilihat pada Gambar 3.1.
OEE merupakan ukuran yang menyeluruh yang mengindikasikan tingkat efektivitas mesinperalatan dan kinerjanya secara teori. Pengukuran ini sangat
penting untuk mengetahui area mana yang perlu untuk ditingkatkan produktivitas ataupun efesiensi mesinperalatan.
1
Robert M. Williamson, Using Oveall Equipment Effectiveness: The Metric and The Measures, Strategic Work System, Inc, 2006.
2
Seiichi Nakajima. TPM: Introduction to TPM Total Productive Maintenance. Tokyo: Productivity Press. 1988.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Skema Overall Equipment Effectiveness OEE
Sumber: TPM: Introduction to TPM Total Productive Maintenance, 1988
1. Ketersediaan availability Availability ratio merupakan suatu rasio yang menggambarkan pemanfaatan
waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin atau peralatan. Nakajima 1988 menyatakan bahwa availability merupakan rasio dari operation time,
dengan mengeliminasi downtime peralatan, terhadap loading time. Sehingga untuk dapat menghitung availability mesin dibutuhkan nilai-nilai dari:
a. Waktu yang tersedia untuk satu hari Loading time b. Downtime
Nilai ketersediaan availability dihitung dengan rumus sbb:
Universitas Sumatera Utara
Loading time atau available time per day diperoleh dengan mengurangkan planned downtime dari total waktu tersedia per hari atau bulan. Planned
downtime adalah downtime yang dijadwalkan dalam rencana produksi, meliputi downtime untuk jadwal pemeliharaan dan aktivitas manajemen lainnya.
Operation time diperoleh dengan mengurangkan equipment downtime dari loading time, dengan kata lain, merupakan waktu dimana peralatan beroperasi
aktualnya. Equipment downtime meliputi kerugian kemacetan peralatan diakibatkaan oleh kegagalan, prosedur set-upadjustment, dan lain-lain.
2. Performance Ratio
Performance ratio merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan barang. Rasio ini merupakan hasil
dari operating speed rate dan net operatinf rate. Operating speed rate peralatan mengacu kepada perbedaan antara kecepatan ideal berdasarkan desain peralatan
dan kecepatan operasi actual. Net operating rate mengukur pemeliharaan dari suatu kecepatan selama periode tertentu. Dengan kata lain, mengukur apakah
suatu operasi tetap stabil dalam periode selama peralatan beroperasi pada kecepatan rendah.
Hasil perkalian dari rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan
proses produksi operation time, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Performancy rate dapat dihitung sebagai berikut:
Tiga faktor penting yang dibutuhkn untuk menghitung performance efficiency:
a. Waktu siklus ideal cycle time b. Jumlah produk yang diproses processed amount
c. Waktu operasi mesin operation time
3. Rasio Kualitas Produk Rate of Quality Product Rasio kualitas produk adalah suatu rasio yang menggambarkan
kemampuan peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standard. Nilai ini merupakan rasio jumlah produk yang baik terhadap jumlah produk total
yang diproses. Jadi rasio kualitas produk adalah hasil perhitungan dengan menggunakan dua faktor berikut:
a. Jumlah produk yang diproses processed amount b. Jumlah produk yang cacat defect amount
Rasio kualitas produk dapat dihitung sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan meningkatnya ketiga faktor yang terdapat dalam OEE maka kapabilitas perusahaan juga meningkat. Dengan memasukkan keenam
faktor yang terdapat dalam six big losses dalam perhitungan OEE, pada pertama kali umumnya perusahaan hanya mempunyai tingkat OEE sekitar 50 sampai
60, dengan kata lain pabrik hanya menggunakan setengah dari potensi kapasitas efektifitas mesinperalatan yang mereka miliki.
Berdasarkan pengalaman perusahaan yang sukses nilai OEE yang ideal diharapkan adalah:
- Availability
≥ 90 -
Performancy Efficiency ≥ 95
- Rate of Quality Product
≥ 99 Sehingga nilai OEE ideal yang diharapkan adalah:
3
Six big losses ini akan terlihat secara jelas dari nilai OEE untuk masing- masing komponen. Misalkan availability-nya rendah, maka improvement di
fokuskan untuk meningkatkan uptime mesin dan mempercepat waktu set up. Performance improvement berfokus pada menghilangkan mesin idle karena
ketidak sediaan material, stoppages, dan mesin jalan dengan kecepatan dibawah kapasitas normal. Quality rate akan berfokus untuk improvement dalam hal
pencegahan produk scrap atau terjadinya rework.
3
http:www.leanindonesia.com201011oee-overall-equipment-effectiveness diakses tanggal 7
Januari 2013
Universitas Sumatera Utara
3.2. Perawatan Mesin