Uraian Proses Proses Produksi

3. Air Sebagai bahan penolong air digunakan untuk air umpan pada boiler. Air yang digunakan berasal dari air tanah.

2.6.3. Uraian Proses

Untuk mendapatkan produk pakan ternak standard PT Gold Coin Indonesia-Medan bahan baku dan bahan tambahan harus melalui berbagai tahapan, tentunya dengan bantuan bahan penolong. Proses produksi pada PT. Gold Coin Indonesia-Medan ini banyak menggunakan mesin dan dilakukan secara kontinu. Sebelum bahan baku digunakan untuk proses produksi, terlebih dahulu melalui prosedur untuk dapat disimpan di bin-bin dan cylo penyimpanan bahan baku. Proses pengolahan bahan baku. Bahan baku yang datang pertama diuji terlebih dahulu di laboratorium kandungan dan kualitasnya apakah sesuai dengan standard perusahaan atau tidak, jika memenuhi maka bahan baku dibawa ke gudang bahan baku untuk dituang ke intake bahan baku untuk disalurkan ke bin-bin bahan baku secara terpisah. Namun untuk bahan baku jagung memiliki intake yang terpisah. Terlebih dahulu dipisahkan antara jagung kering atau basah, yaitu berdasarkan hasil laporan laboratorium. Jagung kering disalurkan ke cylo kering kapasitas 2000 ton sedangkan jagung basah ke cylo kapasitas 200 ton basah untuk dilakukan proses pengeringan terlebih dahulu dengan menggunakan dryer. Menurut standard PT Gold Coin Indonesia- Medan, jagung yang kering memiliki kadar air ≤ 17, sedangkan untuk jagung basah yang masih dapat diterima adalah jagung dengan Universitas Sumatera Utara kadar air 17 - 25. Setelah bahan baku berada di masing-masing bin makan selanjutnya dapat dilakukan proses produksi. Adapun tahapan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan yaitu: 1. Penimbangan dosing Penimbangan merupakan tahapan proses produksi pertama. Semua bahan baku sebelumnya telah menempati bin-bin sesuai dengan yang telah ditentukan. Kemudian akan dilakukan penimbangan dosing. Timbangan terdapat dua unit yaitu timbangan I kapasitas 3 ton dan timbangan II kapasitas 1,5 ton. Sebelumnya formula telah dimasukkan ke computer batching sesuai komposisi produk yang ingin diproduksi. Tiap bahan akan ditimbang sesuai dengan persentase kebutuhan dari formula yang telah ditetapkan untuk diproses tiap batchnya dimana 1 batch adalah sebanyak 3 ton. Lalu dibawa ke bin hopper dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. 2. Penggilingan Grinding Selanjutnya bahan baku yang berada di bin hopper dibawa vibrator shiever dengan menggunakan slide gate. Proses penggilingan dimulai setelah bahan baku masuk ke dalam vibrator shiever saringan bergetar untuk memisahkan bahan baku dengan ukuran yang kasar, sedang dan halus. vibrator shiever memiliki saringan dengan ukuran 14 mesh, 16 mesh dan 20 mesh. Bahan baku dengan ukuran kasar dan sedang akan mengalami proses penggilingan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam mesin mixer, sedangkan bahan baku halus dapat langsung menuju mesin mixer. Proses penggilingan dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara dua buah mesin grinder yang berkapasitas 22 tonjam dan berputar dengan kecepatan 3000 rpm dengan daya sebesar 132 KW. Bahan baku yang masuk akan mengalami proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga bahan baku akan terpukul dan terlempar ke arah saringanpengayak yang dipasang sepanjang sisi mesin penggiling. Mesin penggiling ini dilengkapi dengan dust collector yang berfungsi membuang udara panas hasil sampingan dari proses penggilingan. Udara panas hasil pengilingan dihisap oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih di buang ke udara, sedangkan debu bahan baku yang menempel pada dust filter akan tersaring jatuh ke hopper penampung oleh udara kejut yang disemprotkan jet filter. Pada proses ini, blower berfungsi untuk mempercepat proses penggilingan sehingga bahan yang halus akan cepat tersaring dan bahan yang kasar akan cepat terpukul oleh pisau-pisau. Setelah itu bahan baku yang telah halus dilanjutkan ke mesin mixer. 4. Pencampuran mixing Hasil penggilingan dari grinder akan dicampur hingga rata di mixer. Pada saat proses mixing ini, bahan tambahan cair berupa CPO, rhodimet dan choline Cl, zat aditif, garam, mineral dan vitamin dicampur dengan bahan baku. CPO, rhodimet, dan choline Cl disemprotkan lewat pipa yang bersumber dari tangki, sedangkan garam, mineral dan vitamin dimasukkan langsung ke hopper mixer oleh operator Hand and Dumping II. Mesin mixer yang digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 6000 liter dengan daya 30 KW. Mesin ini terdiri dari pisau-pisau pengaduk yang berputar pada sumbunya. Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang control dan biasanya pencapuran telah sempurna pada waktu 4 menit. Jika produk yang Universitas Sumatera Utara diinginkan dalam bentuk mash tepung, hasil pencampuran dari mesin mixer akan dibawa langsung ke bin finished product. Namun untuk produk berbentuk pellet, bahan hasil campuran akan melalui proses peletizing sedangkan untuk produk berbentuk crumble akan diteruskan ke proses peletizing dan crumbling. 5. Pembutiran Peletizing Hasil campuran dari mesin mixer akan dibawa ke mesin pellet mill dan dilakukan pemanasan dengan tujuan untuk memudahkan pembentukan pellet. Bahan terlebih dahulu dipanaskan dengan steam yang berasal dari boiler. Steam yang digunakan bersuhu 70-80 o C dan bertekanan 8-9 bar. Pemanasan dilakukan agar proses penekanan atau pelleting menjadi lebih mudah. Proses pemeletan dilakukan dengan mesin press yang terdiri dari 2 buah ring die press yang bekerja berputar dan menekan die ring yang memiliki lubang- lubang dengan ukuran tertentu, dimana die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas 15 tonjam dengan daya 200 KW. Dengan demikian bahan campuran yang masuk akan berputar dan ditekan keluar melalui lubang- lubang yang terdapat pada ring die press sesuai dengan ukuran cetakan produk yang diinginkan, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong hasil pellet, sehingga ukuran sesuai dengan yang diinginkan. Cetakan atau ring die memiliki banyak jenis ukuran, yaitu 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 mm. Setelah itu butiran bentuk pellet dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai temperatur udara luar 28 o C. Hasil dari mesin cooler ini akan dibawa ke bin finished product jika produk yang diinginkan dalam bentuk pellet. Sisa dari Universitas Sumatera Utara proses pelleting yang tidak sesuai ukuran yang diinginkan akan dibawa kembali ke mesin grinder untuk proses penggilingan kembali. Namun jika produk yang diinginkan dalam bentuk crumble, maka hasil dari mesin cooler ini akan diteruskan ke mesin crumble. 6. Proses Pembentukan Crumble Crumbling Untuk mendapatkan bentuk crumble, butiran pellet dicacah menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan dengan menggunakan mesin crumble yang berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 KW. Crumble yang dihasilkan kemudian akan melewati penyaringan oleh vibrator screen untuk memperoleh ukuran yang diinginkan. Selanjutnya crumble hasil pengayakan yang diperoleh akan dibawa ke bin finished product untuk proses sacking. Sisa dari proses pengayakan akan dibawa kembali ke mesin grinder untuk proses penggilingan kembali. 7. Pengepakan Sacking Off Hasil akhir proses produksi dapat berupa mash, pellet, dan crumble akan dibawa ke proses sacking off. Produk jadi akan dicurahkan ke karung plastik melalui slide gate sebanyak 50 kgkarung setelah dilakukan penyetelan pada mesinnya. Selanjutnya dengan belt conveyor karung dibawa ke sewing machine untuk dijahit dan dengan menambahkan feed ticket pada karung. Karung yang telah dijahit akan disusun pada pallet lalu diangkut ke gudang produk jadi dengan forklift. Universitas Sumatera Utara

2.7. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan digunakan untuk melaksanakan aktivitas produksi yang terjadi di pabrik. Alat adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan. Sedangkan mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetel. Pada PT. Gold Coin Indonesia-Medan sangat banyak mesin yang digunakan.

2.7.1. Mesin Produksi

Mesin-mesin produksi yang digunakan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan adalah: 1. Dryer Fungsi : Mengurangi kadar air bahan baku sampai 15 Jumlah : 1 unit Merek : Rotor Tipe : CMAE 280 Motor : 7,5 KW Putaran : 3000 rpm 2. Blower Fungsi : Menarik udara panas dari dalam grinder sekaligus mempercepat turunnya material Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiviness (OEE) Sebagai Dasar Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di PT INALUM Batu Bara Sumatera Utara)

11 110 156

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

1 4 20

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

0 0 1

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

2 16 7

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

0 0 34

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

0 0 3

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

0 1 50