Pemilihan Komponen Kritis dengan Diagram Pareto

5.2.2. Pemilihan Komponen Kritis dengan Diagram Pareto

Pemilihan komponen yang kritis dengan pareto didasarkan pada biaya yang dikeluarkan untuk komponen selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Biaya yang dianalisis adalah total biaya, yaitu perkalian antara banyak komponen yang terpakai selama tahun 2008 sampai dengan 2011 dan harga komponen tiap satuannya. Adapaun perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Total Biaya untuk Komponen Mesin Grinder No Komponen Harga Komponen satuan Rp Akumulasi Pemakaian Tahun 2008-2011 Total Rp 1 Screen 700-1400-2.5D Ø 8 mm 405.000 9 3.645.000 2 Screen 700-1120-3D Ø 8 mm 427.500 10 4.275.000 3 Screen 700-1400-3D Ø 8 mm 391.000 5 1.955.000 4 Screen 695x1120-3D Ø 8 mm 369.000 7 2.583.000 5 Screen 695-1120-2.5D Ø 8 mm 355.000 5 1.775.000 6 Screen 695-1120-3D Ø 6 mm 385.000 50 19.250.000 7 Screen 700-1400-2D Ø 5 mm 382.000 11 4.202.000 8 Screen 6951120-3D Ø 3 mm 378.000 33 12.474.000 9 Screen 700-1400-3D Ø 3 mm 424.500 17 7.216.500 10 Screen 700x1120-3D Ø 3 mm 441.000 15 6.615.000 11 Screen 700x1400-2D Ø 2 mm 369.000 16 5.904.000 12 Screen 700x1400-2D Ø 1,5 mm 378.000 8 3.024.000 13 Beater mesin Grinder 311 20.000 4896 97.920.000 14 Beater mesin Grinder 310 20.000 4760 95.200.000 15 Bearing FAG 1.462.000 6 8.772.000 16 Breaking Plate 1.076.000 4 4.304.000 17 Hammer Bolt 125.000 7 875.000 18 Adapter FAG 200.000 4 800.000 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. Total Biaya untuk Komponen Lanjutan No Komponen Harga Komponen satuan Rp Akumulasi Pemakaian Tahun 2008-2011 Total Rp 19 Rubber Bush 25.000 5 125.000 20 Seal FAG 25.000 2 100.000 Selanjutnya data diurutkan dari biaya yang terbesar sampai yang terkecil untuk akhirnya dihitung persentase dan dikumulatifkan. Untuk contoh perhitumgam dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini. Sedangkan langkah selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.15 dan Gambar 5.2. Harga Komponen Tahun 2008-2011 untuk Beater mesin grinder 311 = Biaya komponensatuan X Kumulatif pemakaian selamatahun 2008-2011 = Rp. 20.000 x 4760 =Rp. 95.200.000,- Tabel 5.15. Tabel Perhitungan Diagram Pareto Komponen Harga Komponen Tahun 2008-2011 Rp Persentase Tiap Komponen Kumulatif Beater mesin Grinder 311 95.200.000 34,2084 34,2084 Beater mesin Grinder 310 95.200.000 34,2084 68,4167 695-1120-3D Ø 6 mm 19.250.000 6,91713 75,3339 6951120-3D Ø 3 mm 12.474.000 4,4823 79,8162 Bearing FAG 8.772.000 3,15206 82,9682 700-1400-3D Ø 3 mm 7.216.500 2,59312 85,5613 700x1120-3D Ø 3 mm 6.615.000 2,37698 87,9383 700x1400-2D Ø 2 mm 5.904.000 2,12149 90,0598 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15. Tabel Perhitungan Diagram Pareto Lanjutan Komponen Harga Komponen Tahun 2008-2011 Rp Persentase Tiap Komponen Akumulatif Breaking Plate 4.304.000 1,54656 91,6064 700-1120-3D Ø 8 mm 4.275.000 1,54 93,1425 700-1400-2D Ø 5 mm 4.202.000 1,50991 94,6524 700-1400-2.5D Ø 8 mm 3.645.000 1,31 95,9622 700x1400-2D Ø 1,5 mm 3.024.000 1,08662 97,0488 695x1120-3D Ø 8 mm 2.583.000 0,92815 97,977 700-1400-3D Ø 8 mm 1.955.000 0,70249 98,6795 695-1120-2.5D Ø 8 mm 1.775.000 0,63781 99,3173 Hammer Bolt 875.000 0,31442 99,6317 Adapter FAG 800.000 0,28747 99,9192 Rubber Bush 125.000 0,04492 99,9641 Seal FAG 100.000 0,03593 100 Total 278.294.500 100 Gambar 5.2. Diagram Pareto Universitas Sumatera Utara Pareto diagram bermanfaat dalam melakukan prioritas terhadap masalah- masalah yang harus ditangani dengan aturan pengelompokan 80-20, yaitu dengan menyelesaikan penjadwalan perawatan terhadap 20 komponen yang kritis, maka akan memperbaiki 80 sistem perawatan keseluruhan. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa 20 yang menjadi komponen kritis, adalah Beater mesin grinder 310, Beater mesin grinder 311, Screen 695-1120-3D Ø 3 mm, dan Screen 695-1120-3D Ø 6 mm.

5.2.3. Perhitungan Time to Failure TTF Komponen Mesin

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiviness (OEE) Sebagai Dasar Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di PT INALUM Batu Bara Sumatera Utara)

11 110 156

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

1 4 20

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

0 0 1

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

2 16 7

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

0 0 34

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

0 0 3

Evaluasi Jadwal Perawatan Mesin dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Melakukan Perbaikan Perawatan dengan Metode Risk Based Maintenance pada PT. Gold Coin Indonesia

0 1 50