BAB II LANDASAN TEORI
A. Keluarga 1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan primer pada hampir setiap individu, dimana hubungan manusia yang paling intensif dan paling awal.
Setiap keluarga adalah suatu sistem yang dibentuk oleh bagian-bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi. Hubungan tidak pernah hanya
satu arah.
24
Dalam analisis kultur-historis menunjukkan bahwa fungsi sosialisasi keluarga masih dibutuhkan oleh anak kecil dan anak pada masa
sekolah. Keluarga merupakan tempat yang penting bagi perkembangan anak
secara fisik, emosi, spiritual, dan sosial. Keluarga berkualitas merupakan keluarga yang memenuhi ciri sebagai keluarga yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
25
Koerner dan Fitzpatrick, membagi definisi keluarga berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu:
• Definisi struktural. Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran atau
ketidakhadiran anggota keluarganya, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Dari perspektif ini termasuk didalamnya keluarga
sebagai asal usul families of origin, keluarga sebagai wahana
24
John W. Santrock, Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga, 2007, h. 157.
25
Asep U. Ismail, Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial, Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2012, h. 151.
melahirkan keturunan families of procreation, dan keluarga batih extended family.
• Definisi fungsional. Keluarga didefinisikan dengan penekanan pada
terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi
dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu. •
Definisi transaksional. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan
keintiman melalui
perilaku-perilaku yang
memunculkan rasa identitas sebagai keluarga family identity, berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan.
26
Hill mengatakan bahwa keluarga adalah rumah tangga yang memiliki
hubungan darah
atau perkawinan
atau menyediakan
terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu
jaringan.
27
Jaringan yang dimaksud yaitu terdiri dari kerabat yang masih memiliki hubungan darah, juga mencakup kerabat fiktif, seperti sahabat
keluarga. Fungsi
keluarga yaitu
melahirkan dan
merawat anak,
menyelesaikan masalah, dan saling peduli antaranggotanya tidak berubah substansinya dari masa ke masa.
28
Bagaimana keluarga melakukannya dan
26
Sri Lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam Keluarga, Jakarta: Kencana, 2012, h. 5.
27
Sri Lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam Keluarga, h. 6.
28
Sri Lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam Keluarga, h. 5.