Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Perlu diketahui bahwa sekarang ini, ekonomi sangat mempengaruhi tatanan kehidupan setiap keluarga. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa
kebutuhan sandang, pangan, dan papan semakin hari semakin mahal. Himpitan ekonomi dengan meningkatnya harga kebutuhan pokok merupakan
permasalahan yang tidak dapat dihindarkan lagi, oleh karenanya banyak ibu- ibu yang memilih bekerja untuk membantu meringankan beban ekonomi
keluarga. Tentu saja ini akan berdampak pada perilaku sosial anak mereka, khususnya anak yang masih dalam tahap pertumbuhan. Anak membutuhkan
perhatian yang lebih besar dan perlu pola pengasuhan yang baik dan benar agar pertumbuhannya dapat berkembang secara optimal. Sekarang ini di
Indonesia kesetaraan gender bagi perempuan bidang ketenagakerjaan sudah mengalami peningkatan, baik di sektor formal maupun informal.
Menurut Sumber data BPS Provinsi DKI Jakarta No. 541131Th. XVII, 5 November 2015 secara keseluruhan struktur ketenagakerjaan di Provinsi DKI
Jakarta pada bulan Agustus 2015 telah mengalami perubahan. Pada bulan Agustus 2015, jumlah angkatan kerja tercatat 5,09 juta orang, meningkat
sebanyak 28,74 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2014 meningkat 0,57 persen. Jumlah angkatan kerja perempuan meningkat sebesar 57,27 ribu
orang sedangkan jumlah angkatan kerja laki-laki menurun sebesar 28,53 ribu orang.
2
Jumlah ibu yang bekerja di wilayah RW 013 Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan adalah sebagai berikut:
3
2
Data ketenagakerjaan DKI Jakarta, artikel ini diakses pada 27 Januari 2016 dari http:www.jakarta.go.idv2news201511keadaan-ketenagakerjaan-di-dki-jakarta-agustus-
2015.VrzM4NJ97IV .
3
Data Pribadi Peneliti
Tabel 1 Jumlah Ibu yang Bekerja di RW 013 Kelurahan Cilandak Barat
JakartaSelatan
Penelitian yang dilakukan Crouter di Amerika Serikat bahwa anak laki-laki yang umumnya punya hubungan istimewa dengan ibunya justru
malas belajar dan tidak memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah karena ditinggal ibunya ke kantor. Penelitian yang dilakukan oleh Sarah Roberts dan
Sharon Stein dari Ferrum College, Amerika Serikat juga menyebutkan bagi anak laki-laki sosok ibu menjadi pelajaran pertamanya tentang perempuan.
Anak memperhatikan perilaku ibunya dan apa pun yang dikatakannya. Misalnya bagaimana ketika ibu menyiapkan beberapa hal untuknya sebelum
No RT
Jumlah Ibu Bekerja
1 001
41 2
002 29
3 003
10 4
004 30
5 005
20 6
006 51
7 007
33 8
008 15
9 009
18 10
010 17
11 011
25 12
012 20
13 013
60 14
014 17
Jumlah 386 orang
berangkat kerja, apa yang ibu lakukan bersamanya sepulang kerja, termasuk hal-hal yang diajarkan padanya dalam keseharian.
4
Seperti dua sisi mata uang, peran ibu yang bekerja juga bisa memberi efek positif pada anak laki-laki. Anak menyadari bahwa ibu bekerja keras
untuknya, ini tentu memperdalam cintanya. Penelitian juga menunjukkan, anak-anak dari ibu yang bekerja lebih baik dalam mengelola sesuatu, lebih
mandiri, dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Akan tetapi, ibu yang merasa bersalah karena menyukai pekerjaannya
cenderung memanjakan anak-anaknya. Akibatnya bisa negatif, tidak saja bagi hubungan anak dengan teman sebaya namun juga pada prestasi anak di
sekolah. Seperti yang kita ketahui, anak merupakan anugerah dari Allah SWT.
Haditono dalam Damayanti, 1992 berpendapat bahwa anak merupakan makhluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi
perkembangannya. Selain itu anak merupakan bagian dari keluarga, dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah laku yang
penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan bersama.
5
Definisi anak menurut pasal 1 ayat 1 Undang-undang No. 35 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, yang dimaksud anak menurut undang-undang tersebut adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan.
6
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya dan bahwa
4
“Dampak anak pada ibu yang bekerja”, artikel ini diakses pada 4 Februari 2016 dari http:www.ayahbunda.co.idkeluarga-psikologidampak-ibu-bekerja
.
5
Hastuti, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: Tugu Publisher, 2012, h.12.
6
Undang-undang Perlindungan Anak, Bandung: Fokus Media, 2014, h. 3.
anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang
menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Salah satu aspek yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu
Psikologi Sosial. Psikologi sosial adalah psikologi yang dapat diterapkan dalam konteks keluarga, sekolah, teman, kantor, politik, negara, lingkungan,
organisasi dan sebagainya.
7
Kebutuhan Psikososial mencakup cara seseorang berpikir dan merasa mengenal dirinya dengan orang lain, keamanan dirinya
dan orang-orang yang bermakna baginya, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya serta pemahaman dan reaksinya terhadap kejadian-
kejadian yang ada disekitarnya. Perkembangan psikososial pada anak sangat berperan penting untuk kehidupan sang anak kedepannya. Jika anak tidak bisa
melewati masa-masa perkembangan psikososial, sudah pasti akan mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Beberapa perkembangan psikososial dimana seseorang membutuhkan perhatian khusus dari orang tua dalam mengoptimalkan masa tumbuh
kembangnya adalah fase anak. Pada fase ini anak akan mulai beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pada tahap awal kehidupan anak, mereka akan
melewati fase balita dimana akan sepenuhnya bergantung pada orang lain. Perkembangan rasa percaya yang dibentuk oleh bayi itu berdasarkan
kesungguhan dan kualitas pengasuh yang merawat bayi tersebut. Selain itu anak akan cenderung aktif dalam segala hal, dimana orang tua dalam
mendidik anak harus seimbang antara pemberian kebebasan dan pembatasan
7
Sarlito W Sarwono dan Eko A Meinarno,
Psikologi Sosial, Jakarta: Salemba
Humanika, 2009, h.3.
ruang gerak anak. Ketika anak-anak mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya akan menimbulkan rasa ingin tahu mereka dan mencoba
mengambil banyak inisiatif dari rasa ingin tahu tersebut. Namun bila anak- anak mendapatkan pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa bersalah
dan akhirnya hanya berdiam diri, sikap ini bertujuan untuk menghindari suatu kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.
Tahap perkembangan menurut Erik Erikson, bahwa perkembangan yang kritis selama periode bayi ialah timbulnya rasa percaya terhadap orang lain.
Mereka yang tidak melaluinya dengan baik akan kehilangan dasar rasa kepercayaan pada orang lain. Dalam tahun kedua, Erikson mengatakan anak-
anak berusaha mendapatkan suatu perasaan otonomi dan kemandirian independence dari orang tua mereka.
8
Kepribadian anak mulai terbentuk sejak usia 0-5 tahun, dimana pada masa itu anak akan belajar semua hal dari
orang-orang yang ada disekitarnya. Jika orang tua sibuk bekerja dan kurang perhatian pada anak tentu akan berdampak pada perilakunya. Anak yang
sering ditinggal orang tuanya bekerja tanpa memperhatikan tumbuh kembangnya dan mengabaikannya, anak dapat tertekan dan merasa tidak
dibutuhkan serta kurang kasih sayang. Pola asuh ibu yang sibuk kerja dengan ibu yang tidak bekerja memang beda. Jika ibu bekerja tetapi kurang
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak mereka, maka dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Bahkan dampak psikologis
8
Paul Henry Mussen, John janeway C, dkk. Perkembangan Dan Kepribadian Anak, Jakarta: Penerbit Erlangga, h. 7.
yang lebih parah anak bisa mengalami masalah kesehatan, mereka bisa depresi.
9
Aspek spiritual juga sangat mempengaruhi tahap tumbuh kembang anak. Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha
Pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu. Kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen
terhadap sesuatu atau seseorang. Definisi kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan dia dapat menyadari
dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup, karena merasa sebagai bagian dari
keseluruhan. Sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang
hakiki. Seperti contoh kasus dalam penelitian ini yakni “KK” berjenis kelamin
perempuan sewaktu umurnya 5 tahun. Dia ditinggal oleh kedua orang tuanya bekerja. Ayahnya bekerja sebagai buruh, sedangkan ibunya menjadi pembantu
rumah tangga untuk menambah perekonomian keluarga. “KK” dijaga oleh 2 orang kakak perempuannya. Pagi hari, dia dijaga oleh kakak keduanya yang
masuk sekolah siang hari kemudian kakak pertamanya akan bergantian menjaganya ketika pulang sekolah siang harinya. Lingkungan rumah “KK”
termasuk rumah padat penduduk, saat itu ada seorang pendatang laki-laki berusia ±30 tahun yang mengontrak tidak jauh dari rumahnya. Suatu hari
9
“pengaruh psikologi anak yang ibunya bekerja”, artikel ini diakses pada 4 Februari 2016 dari
http:www.maureenbabymart.comsibuk-kerja-waspadai-pengaruh-psikologi-anak-anda .
“KK”menangis kesakitan dibagian alat kelaminnya lalu dia dibawa oleh orang tuanya ke rumah sakit dan ternyata diketahui bahwa alat kelaminnya terdapat
luka. Pihak kepolisian datang ke rumah untuk mengivestigasi dan diketahui pelakunya sudah melarikan diri dari rumah kontrakan tersebut.
Kasus kedua yang terjadi pada ”BP” berjenis kelamin laki-laki berumur ± 6 tahun, dia merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara. Kenakalan yang
dilakukan diluar dari kenakalan anak-anak pada umumnya, dia pernah memalak anak SD, mengempeskan ban mobil tetangganya, merokok, berkata
kasar, dan tidak mau sekolah. Dia ditinggal ibunya bekerja dan pernah dititipkan ke saudaranya selama seminggu oleh ibunya karena alasan tertentu.
Ketika ibu bekerja dan kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak mereka cenderung mempengaruhi biopsikososial, dan
spiritual anak. Dampak yang ditimbulkan juga akan mempengaruhi hubungan antara anak dengan orang tua termasuk ibu yang bekerja serta lingkungan
sosialnya. Jika attachment antara ibu dan anak terganggu, akan kurang baik
pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
10
Dalam kualitas hubungan, kelekatan attachment yang aman secure memainkan peranan penting
dalam perkembangan moral anak. Kelekatan yang aman dapat menempatkan anak dalam jalur positif.
11
Namun jika dilihat dari kasus yang terjadi diatas ibu bekerja dapat memberikan dampak pada tahap pertumbuhan anak. Hal ini sejalan dengan
10
Munandar, SCU, Emansipasi Peran Ganda Wanita Indonesia: Suatu Tinjauan Psikologis, Jakarta: Penerbit UI Press, 1983, h. 76.
11
John W. Santrock, Perkembangan Anak, Edisi kesebelas, Jakarta: Erlangga, 2007, h. 133.
penelitian yang berjudul “Pengaruh Ibu Bekerja Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Di Kelurahan Karang Kitri Kecamatan Bekasi
Timur” oleh M. Fatkhurrohman, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Tahun 2002. Penelitian ini menerangkan bahwa sebagian besar anak
dapat menjawab pertanyaan yang terkait dengan perkembangan kognitif anak usia sekolah 7-10 tahun dengan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu
bekerja tidak mempengaruhi perkembangan kognitif anak usia sekolah. Dilihat dari ibu bekerja didapatkan bahwa pendidikan ibu yang bekerja separuh lebih
51 berpendidikan S1. Jika dilihat dari segi ini tentunya faktor kognitif dan transfer ilmu kepada anak sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak
itu sendiri. Kedua dari jurnal yakni “Hubungan Ibu Bekerja dengan Keterlambatan
Bicara pada Anak” oleh Aries Suparmiati, Djauhar Ismail, Mei Neni Sitaresmi. Program Studi Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah MadaRSUP. Isi dijelaskan bahwa ibu yang bekerja ada hubugannya dengan keterlambatan bicara pada anak, namun hal tersebut tidak menjadi
faktor utama. Hal luaran pada ibu bekerja dengan keterlambatan bicara pada anak ditentukan juga pada kualitas pengasuh.
Jurnal ketiga yaitu “Hubungan antara status bekerja ibu dengan pencapaian tumbuh kembang anak usia batita di kelurahan maasing kecamatan tuminting
kota manado” oleh Jeane Utina, Sofina Palamani dan Esther Tamunu. Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado. Isi dijelaskan
bahwa tumbuh kembang batita pada ibu yang bekerja maka stastus gizi batita
lebih berisiko kurang dibanding ibu tidak bekerja, kondisi ini terjadi karena ibu kurang waktu untuk memperhatikan tumbuh kembang anaknya.
Berawal dari sebuah kegalauan peneliti karena banyak sekali anak-anak di wilayah RW 013 kelurahan Cilandak Barat yang ibunya bekerja dan memiliki
masalah dengan lingkungan sosialnya maupun prilakunya, walaupun tidak semua anak yang ditinggal ibunya bekerja akan memiliki masalah pada
prilakunya. Oleh sebab itu, menarik bagi peneliti untuk melihat dan menggambarkan dampaknya dari aspek bio, psiko, sosial dan spiritualnya
serta bagaimana kelekatan antara seorang anak dan ibu yang bekerja agar dapat memberikan dampak positif terhadap perilakunya. Maka dari itu peneliti
akan mengambil tema penelitian dengan judul “Dampak Biopsikososial dan Spiritual Anak Dengan Ibu Yang Bekerja Studi Kasus Pada Anak
Dengan Permasalahan Psikososial yang Ibunya Bekerja di RW 013 Kelurahan Cilandak Barat Jakarta Selatan”.
Skripsi ini diharapkan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat tentang dampak yang dapat ditimbulkan ketika ibu memilih untuk bekerja
tanpa memperhatikan atau memantau perkembangan anak, dilihat dari aspek biologis, psikologi, sosial dan spiritual juga bagaimana kelekatan yang terjadi
antara ibu dan anak ketika ditinggal bekerja. Skripsi ini juga diharapkan dapat memberikan masukan positif agar orang tua dapat memberikan perhatian,
kasih sayang, serta pola pengasuhan yang baik agar anak dapat tumbuh secara optimal dan berkualitas walaupun ibunya bekerja. Serta mampu berinteraksi
sosial dengan lingkungan sosialnya dan membangun hubungan dengan orang lain secara positif.