Cengkeh Kayu Manis SIRUP REMPAH

10

2.5.1. Jahe

Jahe Zingiber officinale, adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah- rempah dan bahan obat Anonim b , 2010. Tanaman jahe terdiri dari akar, batang, daun dan bunga, namun yang paling sering digunakan manusia adalah bagian rimpangnya. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Jahe termasuk suku Zingiberaceae temu- temuan. Rimpangnya sangat luas dipakai, antara lain sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan dalam industri obat, minyak wangi dan jamu tradisional Koswara, 2010. Berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya, jahe dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu jahe gajah atau jahe badak, jahe kuning, dan jahe merah dapat dilihat pada Gambar 3. Jahe gajah merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpangnya berwarna kuning hingga putih. Jahe kuning merupakan jahe yang banyak digunakan sebagai bumbu masakan terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpangnya sedang dan berwarna kuning. Jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan warna merah dan serat lebih besar dibanding jahe biasa Anonim b , 2010. Menurut Koswara 2010, sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol. Minyak jahe berisi gingerol yang berbau khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung. Gambar 3. Jenis-jenis jahe

2.5.2. Cengkeh

Cengkeh Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum, dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia Kepulauan Banda dan Madagaskar, selain itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka Anonim c , 2010. Bentuk cengkeh dapat dilihat pada Gambar 4. 11 Gambar 4. Cengkeh Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkeh digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Republik Rakyat Cina dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan sebagai aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol biasa digunakan untuk menenangkan gerakan peristaltik saluran pencernaan, juga dikatakan sebagai obat cacing alami Anonim c , 2010.

2.5.3. Kayu Manis

Kulit manis atau lebih dikenal dengan nama kayu manis Cinnamomum verum, synonym C. zeylanicum ialah sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Kayu manis termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Menurut Anonim d 2010, kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Kayu manis juga secara tradisional dijadikan sebagai supplement untuk berbagai penyakit, misalnya untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung dan perut kembung. Bentuk kayu manis dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Kayu manis Minyak atsiri yang berasal dari kulit komponen terbesarnya ialah cinnaldehida 60–70 ditambah dengan eugenol. Kadar eugenol rata–rata 80–66 Rismunandar, 1995. Kulit kayu manis mempunyai rasa pedas dan manis, berbau wangi, serta bersifat hangat. Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam kayu manis diantaranya minyak atsiri eugenol, safrole, sinamaldehide, tannin, kalsium oksalat, damar dan zat penyamak. Kayu manis dapat dimanfaatkan sebagai obat sariawan, encok, dan tekanan darah tinggi. Selain itu dapat juga digunakan untuk mengobati muntah-muntah, asma, masuk angin, dan sebagai antidiare. 12

2.5.4. Kapulaga