Ekstraksi Bawang Putih Metode Maserasi Bertingkat

47 segar maupun kering masing-masing merupakan cairan berwarna putih yang memiliki bau bawang putih yang pekat. pH kedua ekstrak tersebut yaitu 6.15 untuk ekstrak segar dan 6.13 untuk ekstrak kering. Hal ini sedikit berbeda dengan pernyataan Yohana 2007 yang menyatakan bahwa hasil perebusan bawang putih dengan perbandingan bawang : air sebesar 1:5 memiliki pH sebesar 6.71. Komponen aktif yang terekstrak dari bawang putih ini merupakan komponen yang bersifat larut air. Menurut Nagpurkar et al. 2000, komponen-komponen tersebut diantaranya senyawa turunan alisin yang larut air dan merupakan senyawa dari turunan sistein, yaitu S-alilsistein, S-alil merkaptosistein, dan S-metil sistein. Komponen larut air dari alisin lebih stabil dibandingkan komponen larut minyaknya.

3. Ekstraksi Bawang Putih Metode Maserasi Bertingkat

Ekstraksi maserasi bertingkat pada bawang putih menggunakan tiga macam pelarut, yaitu heksan, etil asetat, dan etanol. Pelarut heksan digunakan pada ekstraksi tingkat I, etil asetat pada ekstraksi tingkat II, dan etanol pada ekstraksi tingkat III. Ekstraksi bertingkat bertujuan untuk memperoleh komponen bawang putih yang bersifat polar sebagai hasil akhir, tanpa komponen lain yang bersifat non polar maupun semi polar. Komponen aktif yang bersifat polar dapat bercampur dengan asam asetat cuka pasar yang juga bersifat polar pada proses pencampuran. Hasil maserasi tingkat I serta tingkat II yang menggunakan pelarut heksan dan etil asetat yaitu berupa kerak yang lengket, berwarna coklat, dan menempel pada wadah ekstraksi. Pada ekstraksi tingkat I dan II, diperoleh kerak karena heksan dan etil asetat merupakan pelarut non polar dan semi polar yang hanya melarutkan komponen aktif dalam jumlah sangat sedikit. Komponen bawang putih yang terlarut dalam pelarut heksan merupakan komponen yang bersifat non polar. Menurut Supriadi 2002, komponen yang umumnya larut dalam heksan yaitu lilin, lemak, dan komponen terpenoid. 48 Sementara itu, maserasi tingkat III yang menggunakan pelarut etanol menghasilkan ekstrak sebesar 97.5 ml. Ekstrak ini berwujud cairan agak kental berwarna kuning pekat yang memiliki bau bawang putih yang cukup kuat. Ekstrak ini terdiri dari komponen polar bawang putih seperti alisin dan senyawa turunannya, ajoene, dan dithiin Block 1985. Ekstrak bawang putih dengan pelarut etanol memiliki pH sebesar 5.86. Kelarutan komponen aktif bawang putih dalam pelarut etanol terutama dipengaruhi oleh persamaan kepolaran antara pelarut dengan komponen aktif tersebut. Supriadi 2002 menyatakan bahwa semakin dekat tingkat kepolaran pelarut dengan tingkat kepolaran komponen penyusun bahan maka semakin tinggi rendemen yang dihasilkan. Ekstrak bawang putih yang dihasilkan dari proses maserasi tingkat III digunakan untuk proses pencampuran dengan cuka pasar.

4. Ekstraksi Bawang Putih Metode Maserasi Air