BAB LIMA PULUH ENAM

BAB LIMA PULUH ENAM

===

BAB LIMA PULUH ENAM

RAPAT DEWAN SAMA SEKALI TIDAK seperti yang dibayangkan lei Jason. Pertama-tama, diadakannya di ruang rekreasi Rumah Besar, di sekeliling meja pingpong, dan salah satu satir sedang menyajikan nachos serta soda. Seseorang telah membawa Seymour si kepala macan tutul dari ruang tengah dan menggantungnya di dinding. Sesekali, seorang konselor melemparinya Snausages. Jason menengok ke sekeliling ruangan dan mencoba mengingat nama semua orang. Untungnya, Leo dan Piper duduk di sebelahnya —ini adalah rapat pertama mereka sebagai konselor senior. Clarisse, pimpinan pondok Ares, menaikkan sepatu botnya ke meja, tapi sepertinya tak ada seorang pun yang ambil pusing. Clovis dari pondok Hypnos sedang ngorok di pojok sementara Butch dari pondok Iris sedang mencari tahu berapa banyak pensil yang muat dalam lubang hidung Clovis. Travis Stoll dari pondok Hermes memegangi geretan di bawah bola pingpong untuk mencari tahu akankah bola itu terbakar, sedangkan Will Solace dari pondok Apollo bolak-balik mengelupas dan menempelkan perban elastis di pergelangan tangannya sambil menatap kosong. Konselor

dari pondok Hecate, Lou Ellen siapalah, sedang main "tangkap hidung" bersama Miranda Gardiner dari pondok Demeter, hanya saja Lou Ellen betul-betul mencopot hidung Miranda secara magis, dan Miranda sedang berusaha merebutnya kembali. Jason berharap Thalia bakal muncul. Biar bagaimanapun, Thalia sudah berjanji —tapi dia tidak kelihatan. Chiron sudah memberi tahu Jason agar tidak mengkhawatirkannya. Thalia sering kali harus menyimpang guna melawan monster atau mengerjakan misi untuk Artemis, dan dia barangkali akan segera tiba. Tapi tetap saja Jason khawatir. Rachel Dare, sang Oracle, duduk di sebelah Chiron di kepala meja. Dia mengenakan seragam sekolah Akademi Clarion, sehingga terkesan agak aneh, tapi dia tersenyum kepada Jason. Annabeth kelihatannya tidak sesantai itu. Dia mengenakan baju zirah di atas pakaian perkemahannya, dilengkapi pisau di pinggang, sedangkan rambut pirangnya diekor kuda. Begitu Jason melangkah masuk, Annabeth memberinya ekspresi penuh harap seolah-olah berusaha memeras informasi dari diri Jason lewat kekuatan tekad semata. "Mari kita mulai," kata Chiron. "Lou Ellen, tolong kembalikan hidung Miranda. Travis, tolong padamkan bola pingpong yang terbakar itu, dan Butch, menurutku dua puluh pensil sudah kebanyakan untuk hidung manusia mana pun. Terima kasih. Nah, seperti yang bisa kalian lihat, Jason, Piper, dan Leo telah kembali dengan sukses kurang-lebih. Sebagian dari kalian telah mendengar sebagian kisah mereka, tapi akan kupersilakan mereka menceritakannya lagi kepada kalian." Semua orang memandang Jason. Dia berdeham dan mulai bercerita. Piper dan Leo menimpali dari waktu ke waktu, melengkapi perincian yang dia lupakan. [ 578 ] JASON Hanya butuh beberapa menit untuk bercerita, tapi karena semua orang memperhatikan rasanya jadi lebih lama. Keheningan terasa berat. Kalau sedemikian banyak demigod penderita GPPH sanggup duduk diam dan mendengarkan selama itu, Jason tahu cerita tersebut pasti lumayan mencengangkan. Jason menutup cerita dengan kunjungan Hera tepat sebelum rapat. "Jadi, Hera tadi ke sini," ujar Annabeth. "Bicara padamu." Jason mengangguk. "Dengar, bukan berarti aku percaya padanya —" "Itu tindakan pintar," kata Annabeth. " —tapi dia tidak mengarang-ngarang tentang kelompok demigod yang lain itu. Dansanalah aku berasal." "Bangsa Romawi." Clarisse melemparkan Snausages kepada Seymour. "Kau ingin kami percaya bahwa ada perkemahan lain yang dihuni demigod, tapi mereka mengikuti aspek Romawi para dewa. Dan kami bahkan tak pernah mendengar tentang mereka." Piper mencondongkan dari pondok Hecate, Lou Ellen siapalah, sedang main "tangkap hidung" bersama Miranda Gardiner dari pondok Demeter, hanya saja Lou Ellen betul-betul mencopot hidung Miranda secara magis, dan Miranda sedang berusaha merebutnya kembali. Jason berharap Thalia bakal muncul. Biar bagaimanapun, Thalia sudah berjanji —tapi dia tidak kelihatan. Chiron sudah memberi tahu Jason agar tidak mengkhawatirkannya. Thalia sering kali harus menyimpang guna melawan monster atau mengerjakan misi untuk Artemis, dan dia barangkali akan segera tiba. Tapi tetap saja Jason khawatir. Rachel Dare, sang Oracle, duduk di sebelah Chiron di kepala meja. Dia mengenakan seragam sekolah Akademi Clarion, sehingga terkesan agak aneh, tapi dia tersenyum kepada Jason. Annabeth kelihatannya tidak sesantai itu. Dia mengenakan baju zirah di atas pakaian perkemahannya, dilengkapi pisau di pinggang, sedangkan rambut pirangnya diekor kuda. Begitu Jason melangkah masuk, Annabeth memberinya ekspresi penuh harap seolah-olah berusaha memeras informasi dari diri Jason lewat kekuatan tekad semata. "Mari kita mulai," kata Chiron. "Lou Ellen, tolong kembalikan hidung Miranda. Travis, tolong padamkan bola pingpong yang terbakar itu, dan Butch, menurutku dua puluh pensil sudah kebanyakan untuk hidung manusia mana pun. Terima kasih. Nah, seperti yang bisa kalian lihat, Jason, Piper, dan Leo telah kembali dengan sukses kurang-lebih. Sebagian dari kalian telah mendengar sebagian kisah mereka, tapi akan kupersilakan mereka menceritakannya lagi kepada kalian." Semua orang memandang Jason. Dia berdeham dan mulai bercerita. Piper dan Leo menimpali dari waktu ke waktu, melengkapi perincian yang dia lupakan. [ 578 ] JASON Hanya butuh beberapa menit untuk bercerita, tapi karena semua orang memperhatikan rasanya jadi lebih lama. Keheningan terasa berat. Kalau sedemikian banyak demigod penderita GPPH sanggup duduk diam dan mendengarkan selama itu, Jason tahu cerita tersebut pasti lumayan mencengangkan. Jason menutup cerita dengan kunjungan Hera tepat sebelum rapat. "Jadi, Hera tadi ke sini," ujar Annabeth. "Bicara padamu." Jason mengangguk. "Dengar, bukan berarti aku percaya padanya —" "Itu tindakan pintar," kata Annabeth. " —tapi dia tidak mengarang-ngarang tentang kelompok demigod yang lain itu. Dansanalah aku berasal." "Bangsa Romawi." Clarisse melemparkan Snausages kepada Seymour. "Kau ingin kami percaya bahwa ada perkemahan lain yang dihuni demigod, tapi mereka mengikuti aspek Romawi para dewa. Dan kami bahkan tak pernah mendengar tentang mereka." Piper mencondongkan

sama tapi dengan nama yang berbeda, dan dengan kepribadian yang sedikit berbeda." "Lebih doyan perang," kata Jason. "Lebih solid. Lebih mengedepankan ekspansi, penaldukan, dan disiplin." "Ih," timpal Travis. Beberapa anak lain terlihat sama tidak nyamannya, meskipun Clarisse hanya mengangkat bahu seakan hal itu oke-oke saja baginya. Annabeth memutar-mutar pisaunya di atas meja. "Dan bangsa Romawi membenci orang-orang Yunani. Mereka membalas dendam ketika mereka menaklukkan pulau- pulau Yunani, dan menjadikan pulau-pulau itu bagian dari Kekaisaran Romawi." "Tepatnya bukan membenci," Jason berkata. "Bangsa Romawi mengagumi budaya Yunani, dan agak cemburu. Sebaliknya, bangsa Yunani beranggapan bahwa orang-orang Romawi itu barbar, tapi mereka menghormati kekuatan militer Romawi. Jadi, pada masa Romawi, demigod mulai terpecah belah —kalau bukan Yunani, ya Romawi." "Dan begitu terus sejak saat itu," terka Annabeth. "Tapi ini gila. Pak Chiron, ke mana orang- orang Romawi waktu Perang Titan? Tidakkah mereka ingin membantu?" Chiron menarik-narik janggutnya. "Mereka memang mem-bantu, Annabeth. Sementara kau dan Percy memimpin pertem- puran untuk menyelamatkan Manhattan, siapa menurutmu yang menaklukkan Gunung Othrys, markas Titan di California?" "Tunggu sebentar," ujar Travis. "Bapak bilang Gunung Othrys runtuh sendiri ketika kita mengalahkan Kronos." "Tidak," kata Jason. Sekilas dia teringat sebuah pertempuran —raksasa berbaju zirah bintang-bintang dan helm bertanduk domba jantan. Dia teringat pasukan demigod yang mendaki Gunung Tam, bertarung melawan kawanan monster ular. "Gunung Othrys tidak runtuh begitu saja. Kami menghancurkan istana mereka. Aku sendiri yang mengalahkan Krios sang Titan." Mata Annabeth menampakkan pikiran yang berkecamuk. Jason hampir bisa melihatnya memutar otak, menyatukan potongan-potongon informasi. 'Area Teluk. Kita para demigod selalu diingatkan agar jauh-jauh dari sana karena Gunung Othrys terletak di sana. Tapi alasannya bukan cuma karena itu, kan? Perkemahan Romawi — letaknya pasti dekat dengan San Francisco. Aku bertaruh perkemahan Romawi ditempatkan di sana untuk mengawasi wilayah para Titan. Di mana lokasinya?" Chiron be,rgeser di kursi rodanya. "Aku tak tahu. Sejujurnya, aku sekalipun tidak pernah dipercaya untuk memegang informasi itu. Rekan sejawatku, Lupa, tidak suka berbagi. Ingatan Jason juga telah dihapus." "Perkemahan tersebut ditabiri sihir yang kuat," kata Jason. "Dan dijaga dengan ketat. Kita bisa saja mencarinya bertahun-tahun dan tak menemukannya." Rachel Dare mengaitkan jari-jemarinya. Di antara semua orang di ruangan tersebut, hanya dia yang tidak terlihat gelisah karena percakapan itu. "Tapi kalian bersedia mencoba, kan? Kalian akan merakit kapal Leo, Argo II. Dan sebelum kalian berangkat ke Yunani, kalian harus berlayar ke perkemahan Romawi. Kalian memerlukan bantuan mereka untuk menghadapi para raksasa." "Rencana jelek," Clarisse memperingatkan. "Kalau orang-orang Romawi itu menyaksikan kedatangan sebuah kapal perang, mereka akan berasumsi bahwa kita hendak menyerang." "Kau barangkali benar,"

Jason sepakat. "Tapi kita harus mencoba. Aku dikirim ke sini untuk mencari tahu mengenai Perkemahan Blasteran, untuk berusaha meyakinkan kalian bahwa kedua perkemahan tidak harus bermusuhan. Upeti damai."

"Hmm," kata Rachel. "Karena Hera yakin kita memerlukan kedua perkemahan untuk memenangi perang melawan raksasa. Tujuh pahlawan Olympus —sebagian Yunani, sebagian Romawi." Annabeth mengangguk. "Ramalan Besarmu —apa bunyi larik terakhir?" "Dan musuh panggul senjata menuju Pintu Ajal." "Gaea telah membuka Pintu Ajal," Annabeth berkata. "Dia melepaskan penjahat-penjahat terburuk dari Dunia Bawah untuk memerangi kita. Medea, Midas —akan ada lebih banyak lagi, aku yakin. Mungkin larik itu berarti bahwa demigod Romawi dan Yunani akan bersatu, menemukan pintu itu, dan menutupnya." "Atau mungkin berarti mereka bakal beradu di pintu ajal," komentar Clarisse. "Ramalan itu tidak memberitahukan apakah kita akan bekerja sama atau tidak." Suasana sunyi sementara para pekemah menyerap pemikiran menggembirakan tersebut. "Aku mau ikut," kata Annabeth. "Jason, ketika kapal ini sudah selesai dirakit, perkenankan aku ikut dengan kalian." "Aku berharap kau mau mengajukan diri," kata Jason. "Dibandingkan dengan orang lain, kaulah yang paling kami butuhkan." "Tunggu." Leo mengerutkan kening. "Aku tidak keberatan. Tapi kenapa Annabeth-lah yang paling kita butuhkan?" Annabeth serta Jason saling pandang, dan Jason tahu cewek itu sudah sampai pada satu kesimpulan. Dia telah melihat kenyataan yang berbahaya. "Hera bilang kedatanganku ke sini merupakan pertukaran pemimpin," kata Jason. "Sebuah cara bagi dua perkemahan untuk mengetahui eksistensi satu sama lain." "Begitu, ya?" ujar Leo. "Lalu?" "Pertukaran berlaku dua arah," kata Jason. "Ketika aku tiba di sini, ingatanku tersapu bersih. Aku tak tahu siapa aku atau di mana aku seharusnya berada. Untungnya, kalian menerimaku dan aku menemukan rumah baru. Aku tahu kalian bukan musuhku. Perkemahan Romawi —mereka tidak seramah ini. Kita harus membuktikan diri dengan cepat, atau kita tak bakalan selamat. Mereka mungkin tak terlalu ramah padanya, dan jika mereka tahu dari mana dia berasal, dia bakal berada dalam kesulitan besar." "Dia?" kata Leo. "Siapa yang kalian maksud?" "Pacarku," kata Annabeth suram. "Dia menghilang di waktu yang kira-kira bersamaan dengan munculnya Jason. Kalau Jason datang ke Perkemahan Blasteran —" "Tepat sekali," Jason sepakat. "Percy Jackson ada di perkemahan yang satu lagi, dan dia barangkali tidak ingat siapa dirinya."[]

=======SELESAI======= Baca kelanjutannya di: The Heroes of Olympus 2: Son of Neptune ==================== Thanks to. Kumpulan novel online bahasa Indonesia on facebook. Edited by. Echi. Ebook maker by. Echi. ====================

Find me on: https://desyrindah.blogspot.com Find me on: https://desyrindah.blogspot.com

============== Ebook ini tidak untuk diperjual belikan. Saya hanya berniat untuk berbagi. Beli koleksi aslinya yaa ;)))

Kalau ingin copas, harap cantumkan sumber ;)) =============