Tabel 4.4 Indikasi Pokok Keputusan Penyebab Masalah No
Penyebab Masalah Pokok Keputusan Penyebab Terjadinya Masalah
1 Kelengkapan
Proses pengolahan data bhp 2
Keakuratan Proses pengolahan data bhp
3 Kemudahan
Proses penyimpanan data dan informasi bhp 4
Kesederhanaan Proses pengolahan data bhp
5 Ketepatan Waktu
Proses pengolahan data bhp
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa titik keputusan yang menjadi penyebab permasalahan adalah pada proses pengolahan data bhp,
proses penyimpanan data dan informasi bhp. Proses pengolahan data bhp saat ini masih manual, penyimpanan data bhp saat ini masih berupa file-file yang
belum teratur, dan informasi bhp saat ini belum bisa disajikan atau dilaporkan setiap saat.
3. Mengidentifikasi petugas kunci
Petugas kunci yang perlu diidentifikasi adalah petugas yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan masalah tersebut. Petugas
yang melakukan pelaporan persediaan bhp adalah petugas gudang sehingga dialah sebagai petugas kuncinya.
b. Memahami kerja sistem saat ini
Langkah kedua dari tahap analisis masalah adalah memahami kerja sistem saat ini. Sistem Informasi Persediaan bhp yang ada saat ini masih bersifat
manual, digambarkan dalam diagram konteks sebagai berikut :
1 SIP_BHP
DEKAN
KLINIK
TIM PENGADAAN
TIM AUDIT
GUDA NG Data_Berita_Acara_Audit
Data_Audit
Lap_Stok_Opname Lap_Stok
Lap_Pemakaian Lap_Permintaan
Lap_Pemakaian
Data_Klinik Lap_Audit
Lap_Pemakaian
Data_Penerimaan Data_Pemakaian
Data_Permintaan Data_BHP
Lap_Stok
Lap_Penerimaan Lap_Pemakaian
Lap_Stok
Gambar 4.3 Diagram konteks Sistem Informasi Persediaan yang sekarang berjalan
Dari diagram konteks tersebut dapat dapat diperoleh entitas yang berhubungan dengan sistem informasi persediaan, yaitu :
1. Dekan, informasi yang dibutuhkan adalah laporan permintaan, laporan pemakaian dan laporan audit.
2. Tim pengadaan, data yang diperoleh dari tim pengadaan adalah data klinik, data bhp, data permintaan untuk masing-masing klinik dan seluruh
FKG. Informasi yang dibutuhkan adalah laporan pemakaian dan laporan stok bhp semester sebelumnya dari gudang.
3. Kepala Kinik, informasi yang dibutuhkan adalah laporan pemakaian dan laporan stok.
4. Gudang, data yang diperoleh dari gudang adalah data penerimaan data dan data pemakaian. Informasi yang dibutuhkan adalah laporan
penerimaan, laporan pemakaian dan laporan stok. 5. Tim audit, data yang diperoleh adalah data audit dan data berita acara
audit, informasi yang dibutuhkan adalah laporan stok opname.
Kelebihan dari sistem informasi yang digunakan saat ini adalah sangat sederhana karena sistem informasi yang dipakai masih manual. Sedangkan
kelemahannya adalah data yang diperoleh kurang akurat karena masih dalam bentuk berkas, pengendaliannya sangat lemah karena belum adanya kontrol
persediaan bhp. Karena itu peneliti memandang penting untuk meneliti persediaan bhp dan pengendaliannya di FKG Universitas Jember.
Berdasarkan proses-proses yang ada saat ini pada sistem persediaan bhp, maka
output yang dihasilkan adalah laporan permintaan, laporan penerimaan, laporan pemakaian, laporan stok dan laporan stok opname seperti tabel
dibawah ini :
Tabel 4.5 Tabel Output Sistem Informasi Persediaan No Nama
Output Format output
Distribusi Periode
1 Laporan permintaan
Tabel permintaan Dekan, Tim pengadaan,
klinik, gudang Semester
2 Laporan penerimaan
Tabel penerimaan Gudang
Semester 3 Laporan
pemakaian Tabel pemakaian
Dekan, Tim pengadaan, Klinik, Gudang,
Semester 4
Laporan Stok Tabel Stok
Tim pengadaan, Klinik, Gudang,
Semester 5 Laporan
stok opname
Tabel stok opname Tim audit
Bulanan 6
Laporan audit Resume hasil audit Dekan
Bulanan
c. Menganalisis sistem saat ini