6. Pemasangan alarm tanda bahaya, sehingga bila terjadi bahaya dapat segera
diketahui. 7.
Penyediaan poliklinik dengan sarana yang memadai untuk pertolongan pertama.
6.3. Keselamatan Kerja pada pabrik margarin
6.3.1 Keselamatan Kerja Yang Mungkin Terjadi Dalam Pabrik Pembuatan Margarin
Bahaya kerja yang mungkin terjadi dalam pabrik pengolahan margarin mencakup Bancero, 1955:
1. Bahaya yang disebabkan oleh mesin, peralatan dan perkakas
- Bahaya karena bagian yang bergerak, seperti tangan menyentuh alat
yang berputar. -
Bahaya cedera karena jatuhnya perkakas, sekrup, atau beban pada saat reparasi atau perakitan.
- Bahaya karena tekanan lebih dalam peralatan.
- Bahaya karena perkakas yang rusak atau tidak cocok, misalnya
mur yang aus, pahat yang rusak, gagang palu yang longgar dan kunci pas yang tidak tepat.
2. Bahaya yang berkaitan dengan energi
- Bahaya dalam menggunakan energi listrik. Hal ini dapat terjadi
ketika membuka atau memasukkan tangan ke dalam kotak instalasi listrik, ketika melakukan reparasi dengan cara yang salah ataupun
pada saluran – saluran listrik dan pembumian grounding yang tidak sempurna.
Universitas Sumatera Utara
- Bahaya ketika menggunakan energi pemanas. Bahaya kebakaran pada
Bagian – bagian yang tidak terisolasi, misalnya pada tempat keluarnya steam panas.
- Bahaya kebakaran dan ledakan karena kebocoran bahan bakar cair
atau gas
6.3.2 Pencegahan Terhadap Bahaya Kebakaran dan Peledakan
Untuk pencegahan bahaya kebakaran dan peledakan dapat dilakukan hal – hal berikut Bancero, 1955:
1. Bahan – bahan yang mudah terbakar meledak harus disimpan di
tempat yang aman dan dikontrol secara teratur. 2.
Untuk semua sistem yang menangani gas bertekanan tinggi yang mudah terbakar perlu dilengkapi dengan katup – katup pengamanan.
3. Disediakan alat deteksi dan sistem alarm yang sensitif.
4. Penyediaan peralatan pemadam kebakaran yang dilengkapi dengan
pompa – pompa hidran pada tiap jarak tertentu. 5.
Pemakaian peralatan – peralatan yang dilengkapi dengan pengamanan pencegah kebakaran.
Sesuai dengan peraturan pemerintah tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No.Per02Men1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu :
1. Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi
secara dini adanya suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas :
Universitas Sumatera Utara
- smoke detector, adalah yang bekerja berdasarkan terjadinya akumulasi
asap dalam jumlah tertentu. -
Gas detektor , adalah detektor yang bekerja berdasarkan kenaikan konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas – gas yang
mudah terbakar. 2.
Alarm kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi yang memberi isyarat adanya kebakaran. Alarm ini berupa :
- Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang berupa
bunyi khusus audible alarm -
Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap oleh andangan mata secara jelas visible alarm
3. Panel indikator kebakaran, merupakan suatu komponen dari suatu sistem
deteksi dan alarm kebakaran yang berfungsi mengendalikan kerja sistem dan terletak diruang operator.
Rancangan pabrik ini juga dilengkapi juga dengan sprinkler, yaitu sistem yang bekerja secara otomatis dengan memancarkan air bertekanan ke segala arah
untuk memadamkan kebakaran atau setidak – tidaknya mencegah meluasnya kebakaran.
Adapun sistem pemadaman kebakaran yang tidak kalah pentingnya pada perancangan pabrik dalam penanggulangannya bahaya kebakaran adalah fasilitas
fire station, markas mobil pemadaman kebakaran untuk berjaga – jaga apabila suatu waktu terjadi kebakaran.
6.3.3 Peralatan Perlindungan Diri