siswa dan membantu siswa merencanakan penyelidikan dan membantu membuat pelaporan. Namun guru belum membantu menginvestigasi masalah secara
bersama. Pada pertemuan keenam nilai keterampilan guru meningkat dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya yaitu mendapat nilai 22 atau 91,67
dengan kategori sangat baik. Hampir semua deskriptor keteampilan guru nampak atau terlihat. Dari deskriptor membuka pelajaran guru sudah melakukan
melakukan apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran dengan baik. Guru juga sudah mengorientasikan siswa dengan bahasa yang mudah dipahami,
mengorganisasikan siswa
dalam belajar,
membimbing siswa
dalam mempresentasikan laporan diskusi dan penyelidikan dengan baik.
b. Kelas Kontrol
Pada pertemuan pertama keterampilan guru mendapatkan perolehan nilai 13 atau 54,17. Hal ini ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu guru
dalam membuka pelajaran sudah melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Namun guru belum bisa mengkondisikan siswa dengan baik. Selain
itu guru sudah membimbing mengidentifikasi topik diskusi namun belum membimbing pembentukan kelompok dengan baik.
Pertemuan kedua keterampilan guru mendapatkan perolehan nilai 14 atau 58,83. Hal ini ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu guru
membentuk kelompok sesuai topik yang diminati siswa namun belum bisa membimbing pembentukan kelompok dengan baik. Pertemuan ketiga
keterampilan guru mendapatkan perolehan nilai 18 atau 75,00. Hal ini ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu guru sudah bisa membimbing
pembentukan kelompok dengan baik dan membantu siswa dalam melakukan investigasi kelompok. Namun guru belum menejemen alokasi waktu pembelajaan
dengan baik. Pertemuan keempat meningkat menjadi 19 atau 79,17 dengan kategori
sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan guru sudah dapat membimbing siswa dalam mengidentifikasi topik dan mengatur siswa kedalam kelompok serta
membimbing siswa dalam berdiskusi. Namun guru belum membantu siswa dalam mempersiapkan penyelidikan. Pertemuan ke lima mendapat nilai 20 atau 83,33
dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu guru sudah membantu siswa dalam melakukan penyelidikan dan mengatur
siswa kedalam kelompok diskusi dengan baik. Namun guru belum membimbing siswa dalam merencanakan tugas yang dipersiapkan dalam melakukan
penyelidikan. Pertemuan keenam nilai keterampilan guru meningkat dibandingkan
dengan pertemuan sebelumnya yaitu mendapat nilai 21 atau 87,50 dengan kategori sangat baik. Hampir semua deskriptor keteampilan guru nampak atau
terlihat. Dari deskriptor membuka pelajaran guru sudah melakukan melakukan apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran dengan baik. Guru membimbing
siswa dalam mengidentifikasi topik, merencanakan tugas membantu melakukan penyelidikan, membimbing dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan
diskusi dengan baik serta dapat memenejemen alokasi waktu pembelajaran dengan baik.
Dengan demikian, rata-rata nilai keterampilan guru pada kelas eksperimen yang menerapkan model PBL sebesar 19,17 atau 79,86 masuk dalam kriteria
sangat baik. Sementara rata-rata nilai nilai keterampilan guru pada kelas kontrol yang menerapkan model GI sebesar 17,50 atau 73,00 termasuk dalam kriteria
baik . Keterampilan guru di kelas eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama
mengalami peningkatan. Namun, nilai rata-rata keterampilan guru pada kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata keterampilan guru pada kelas kontrol
Hal ini membuktikan bahwa lebih tingginya keterampilan guru pada kelas yang menerapkan model PBL.
4.1.4.2 Analisis Data Aktivitas Siswa
Dalam penelitian ini observasi aktivitas siswa dilakukan sesuai dengan instrument aktivitas siswa yang telah direncanakan dan berdasarkan hasil
pengamatan langsung pada saat proses pembelajaran di kelas V SDN Purwosari sebagai kelas ekperimen yang menerapkan model PBL dan kelas V SDN
Dadapsari sebagai kelas kontrol menerapkan model GI. Aktivitas belajar siswa dinilai berdasarkan instrumen lembar aktivitas
belajar siswa dengan berpedoman pada lembar deskriptor pedoman observasi aktivitas belajar siswa. Pada lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, terdapat 6
aspek yang diamati. Setiap aspek dinilai dengan skor berskala 1 sampai 4, sehingga skor maksimal yang diperoleh 24. Dari hasil pengamatan aktivitas
belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dibuatkan tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.18 Nilai Aktifitas Siswa Kelas Eksperimen dengan Model PBL
Pertemuan Aspek yang diamati
Jumlah Nilai
Kategori 1
2 3
4 5
6
1 2
2 3
3 2
2 14
58,33 Baik
2 2
2 3
3 3
3 16
66,67 Baik
3 3
3 2
4 3
3 18
75,00 Baik
4 4
3 4
4 3
3 20
83,33 Sangat Baik 5
3 4
4 3
3 4
21 87,50 Sangat Baik
6 4
3 4
3 4
4 22
91,67 Sangat Baik Rata-rata
18,5 77,08 Sangat Baik
Keterangan 1.
Kesiapan siswa menerima pelajaran 2.
Siswa menanggapi permasalahan sehari-hari yang disampaikan guru 3.
Siswa berkelompok untuk memecahkan masalah 4.
Siswa melakukan penyelidikan secara mandiri dan kelompok 5.
Mengembangkan dan mempresentasikan hasil berupa laporan 6.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Hasil pengamatan secara keseluruhan enam kali pertemuan aktivitas siswa
pada kelas eksperimen dalam pembelajaran IPA dengan model pembelajaran PBL menunjukkan bahwa aktivitas siswa dengan jumlah skor rata-rata adalah 18,50
aftifitas siswa dalam pembelajaran masuk dalam kategori sangat baik.
Pengolahan data nilai aktifitas pada kelas eksperimen berrbentuk tabel tersebut, selanjutnya dapat dikaji atau diolah dalam bentuk diagram batang untuk
memperjelas nilai aktifitas siswa. Selengkapnya disajikan dalam diagram berikut.
Diagram 4.8 Hasil Analisis Aktifitas Siswa Kelas Eksperimen
Diagram batang di atas menjelaskan aktifitas siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model PBL pada pertemuan 1 berjumlah 14 dengan kriteria
baik, pada pertemuan 2 berjumlah 16 dengan kriteria baik, pada pertemuan 3 berjumlah 18 dengan kriteria sangat baik, pada pertemuan 4 berjumlah 20 dengan
kriteria sangat baik, pada pertemuan 5 berjumlah 21 dengan kriteria sangat baik,.pada pertemuan 6 meningkat menjadi 22 dengan kriteria sangat baik.
Selanjutnya akan dipaparkan tentang nilai aktivitas pada kelas kontrol sebagai berikut ini:
5 10
15 20
25
Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6 14
16 18
20 21
22
Tabel 4.19 Nilai Aktifitas Siswa Kelas Kontrol dengan Model GI
Pertemuan Aspek yang diamati
Jumlah Nilai
Kategori 1
2 3
4 5
6
1 2
1 2
3 3
2 13
54,17 Baik
2 3
2 3
3 3
3 15
62,50 Baik
3 3
3 3
2 4
3 16
66,67 Baik
4 4
3 3
3 4
3 19
79,17 Sangat Baik
5 4
3 3
3 3
4 20
83,33 Sangat Baik
6 4
4 4
3 3
3 21
87,50 Sangat Baik
Rata-rata 17,16
72,22 Baik
Keterangan 1.
Kesiapan siswa menerima pelajaran 2.
Merencanakan tugas yang akan dipelajari dengan kelompok 3.
Melaksanakan investigation dengan kelompok 4.
Membuat laporan akhir diskusi 5.
Mempresentasikan laporan akhir diskusi 6.
Melakukan refleksi Hasil pengamatan secara keseluruhan enam kali pertemuan aktivitas siswa
pada kelas kontrol dalam pembelajaran IPA dengan model pembelajaran GI menunjukkan bahwa aktivitas siswa dengan jumlah skor rata-rata adalah 17,16
dalam pembelajaran masuk dalam kategori baik. Peningkatan keterampilan guru pada kelas kontrol disajikan pada gambar 4.9 berikut:
Gambar 4.9 Diagram Hasil Analisis Aktifitas Siswa Kelas Kontrol
Hasil pengamatan aktifitas siswa menunjukkan bahwa rata-rata nilai aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model PBL yaitu 14 atau
58,33 pada petemuan pertama kriteria baik, pertemuan kedua 16 atau 66,67 kriteria baik, pertemuan ketiga 18 atau 75,00 dengan kriteria sangat baik,
pertemuan keempat 20 atau 83,33 dengan kriteria sangat baik, pertemuan kelima 21 atau 87,50 dengan kriteria sangat baik dan pertemuan keenam
meningkat menjadi 22 atau 91,61 dengan kriteria sangat baik. Sedangkan rata-rata nilai aktivitas di kelas kontrol yang menerapkan
model GI yaitu skor 13 atau 54,17 dengan kriteria baik pada pertemuan pertama, skor 15 atau 62,50 pada pertemuan kedua dengan kriteria baik, skor16
atau 66,67 pada pertemuan ketiga dengan kriteria sangat baik, skor 19 atau 79,17 pada pertemuan ketiga dengan kriteria sangat baik, skor 20 atau 83,33
pada pertemuan kelima dengan kriteria sangat baik, skor meningkat menjadi 21 atau 87,50 pada pertemuan keenam dengan kriteria sangat baik.
5 10
15 20
25
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6 13
15 16
19 20
21
Jadi, rata-rata nilai aktifitas pada kelas eksperimen yang menerapkan model PBL sebesar 18,5 atau 77,08 masuk dalam kriteria sangat baik.
Sementara rata-rata nilai nilai aktifitas pada kelas kontrol yang menerapkan model GI sebesar 17,16 atau 72,22 termasuk dalam kriteria baik.
Nilai rata-rata aktifitas pada kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata- rata aktifitas siswa pada kelas kontrol. Hal ini membuktikan bahwa aktifitas pada
kelas yang menerapkan model PBL lebih tinggi. Perbandingan peningkatan aktifitas siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada gambar:
Gambar 4.10 Diagram Peningkatan Aktifitas Siswa
a. Kelas Eksperimen