56
d. Refleksi dan Revisi Tindakan Siklus I
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data yang telah terkumpul dan hasil observasi dan hasil evaluasi pembelajaran keterampilan berbicara pada
siswa kelas V SD Negeri Cepit.
1 Refleksi
Pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama terdapat beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan antara
lain: a siswa masih merasa takut, malu, dan kurang percaya diri untuk memerankan sosiodrama, b peneliti belum menjelaskan aspek-aspek
kebahasaan dan nonkebahasaan yang harus diperhatikan siswa pada saat berbicara dalam kaitannya memerankan sosiodrama sehingga hasil penilaian
aspek berbicara masih rendah, c suasana kelas kurang kondusif dan terjadi keributan saat masing-masing siswa mencoba belajar memerankan
sosiodrama, d saat ada kelompok yang maju, siswa yang lain lebih banyak asyik main sendiri dengan temannya dan tidak memperhatikan ke depan.
Meskipun masih banyak terdapat beberapa permasalahan setelah dilakukan tindakan siklus I, namun terjadi peningkatan proses pembelajaran
keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Cepit. Penggunaan metode sosiodrama dalam pembelajaran keterampilan berbicara membuat
siswa lebih senang, aktif dan tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa lebih mudah untuk mengungkapkan ekspresi dan pendapatnya dengan
adanya teks sosiodrama karena teks sosiodrama dapat membantu siswa dalam
57
proses pembelajaran. Selain itu, dengan penggunaan metode sosiodrama siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara.
Berdasarkan hasil tes penggunaan metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Cepit.
Peningkatan nilai rerata keterampilan berbicara pada siklus I sebesar 3,35 dari kondisi awal 65,86 meningkat menjadi 69,21. Untuk lebih jelasnya lihat
tabel di bawah ini.
Tabel 7. Peningkatan Nilai Rerata Keterampilan Berbicara Siswa dari Pratindakan sampai Tindakan Siklus I
Kelas Nilai Rerata
Pratindakan Siklus I
V 65,86
69,21
Peningkatan nilai rerata dari pratindakan sampai tindakan siklus I dapat divisualisasikan dalam diagram berikut.
Gambar 5. Diagram Nilai Rerata Pratindakan dan Siklus 1
100 90
80 70
60 50
40 30
20 10
= Siklus 1 = Pra Tindakan
58
Klasifikasi nilai keterampilan berbicara yang diperoleh pada siklus 1 yaitu 1 siswa kurang dengan persentase 5, 2 siswa cukup dengan persentase
9, 18 siswa baik dengan persentase 81, dan 1 siswa sangat baik dengan persentase 5 .
Tabel 8. Kriteria Nilai Keterampilan Berbicara Siklus 1
Jumlah siswa Persentase
80-100
1 5
Sangat baik 66-79
18 81
Baik 56-65
2 9
Cukup 40-55
1
5
Kurang
2 Revisi
Pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Cepit.
Namun, untuk hasil yang lebih baik maka peneliti bersama guru kelas sepakat untuk adanya revisi pada tindakan siklus I diantaranya adalah:
1 pembagian kelompok sosiodrama berdasarkan prestasi siswa, baik yang
memiliki prestasi baik, sedang, dan kurang, sehingga terjadi transfer dan konstruksi pengetahuan antara siswa yang berprestasi baik dengan siswa
yang berprestasi kurang, 2
adanya perpindahan posisi tempat duduk siswa ke dalam masingmasing kelompok,
3 memberikan penjelasan tentang aspek kebahasaan dan nonkebahasaan
yang harus diperhatikan siswa pada saat berbicara dalam kaitannya
59
memerankan sosiodrama serta skor nilai yang dimiliki oleh setiap aspek berbicara,
4 menciptakan suasana kondusif selama pembelajaran berlangsung dengan
peran aktif guru dalam mengkondisikan kelas, 5
pemberian reward kepada siswa agar lebih termotivasi dan berani tampil dengan percaya diri,
6 adanya penguatan dan pemberian nilai yang bagus untuk siswa yang dapat
bermain sosiodrama dengan baik, 7
jika ada kelompok yang sedang maju, maka siswa yang lain harus memperhatikan ke depan, dan
8 pemberian waktu yang cukup bagi siswa untuk menghafalkan naskah
sosiodrama. Sehingga di siklus II naskah sosiodrama beserta pembagian kelompok telah diberikan sehari sebelum kegiatan pembelajaran.
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II