51
c. Observasi
Observasi dilakukan dengan berlangsungnya tindakan. Alat bantu yang digunakan dalam observasi ini berupa lembar observasi. Dalam observasi ini
diamati kegiatan-kegiatan siswa, kegiatan-kegiatan guru selama pelaksanaan tindakan dan penggunaan metode dalam pembelajaran keterampilan berbicara.
Kegiatan-kegiatan tersebut tercantum dalam uraian di bawah ini. 1
Kegiatan Guru
Peneliti melakukan observasi dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti, guru sudah menerapkan
langkah-langkah pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama meski tidak sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah
dibuat sebelumnya. Di awal pembelajaran, guru memperkenalkan peneliti dan rekan
peneliti kepada seluruh siswa. Setelah itu, guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa untuk beberapa waktu
ke depan, kelas akan dilakukan sebuah penelitian oleh peneliti. Dan guru mengharapkan agar para siswa dapat berkelakuan baik selama penelitian
dilaksanakan. Pada kegiatan inti guru telah menjelaskan kepada siswa tentang apa saja
yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung dengan menggunakan sosiodrama. Guru menerangkan
bagaimana cara membaca naskah sosiodrama yang benar. Namun penjelasan guru terkesan tergesa-gesa. Sehingga siswa belum mampu menangkap secara
52
baik penjelasan dari peneliti. Guru tidak menjelaskan aspek-aspek yang harus diperhatikan pada saat berbicara, khususnya dalam bermain sosiodrama.
Guru juga tidak menginformasikan skor nilai yang dimiliki oleh setiap aspek. Pada saat pembagian kelompok, guru tidak meminta siswa untuk
berpindah tempat sesuai kelompoknya masing-masing. Sehingga siswa tetap duduk di tempat duduknya semula dan tidak ada latihan bersama
kelompoknya. Guru sudah cukup baik dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk tampil baik dan berani di depan kelas. Guru mengingatkan siswa
untuk bersuara nyaring saat maju ke depan.
Gambar 3. Kegiatan Guru saat Menjelaskan Cara Membaca Sosiodrama yang Benar
Selama peneliti melakukan penilaian terhadap kelompok yang maju, guru lebih sering duduk di kursi bagian belakang, mengerjakan hal lain, dan
sesekali memantau siswa serta mengingatkan agar tetap tenang dan
53
menyimak kelompok yang sedang maju. Peneliti meminta siswa menghafal naskah sosiodrama.
Pada kegiatan akhir, peneliti mulai bertanya kepada siswa tentang bagaimana karakter tokoh yang ada dalam cerita sosiodrama tersebut. Peneliti
meminta satu per satu dari siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Di pertemuan ketiga, peneliti meminta untuk menuliskan karakter tokoh cerita
sosiodrama ke dalam buku tulis masing-masing. Guru cukup baik dalam memberikan penguatan positif bagi siswa yang berani mengemukakan
pendapatnya. Guru juga membimbing siswa menyimpulkan serta mengambil hikmah dari cerita sosiodrama tersebut. Guru mengingatkan siswa untuk
mempelajari lagi sosiodrama di rumah.
2
Kegiatan Siswa
Selain melakukan observasi terhadap guru, peneliti juga melakukan observasi terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran
keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama. Berdasarkan hasil pengamatan pada saat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran pada siklus I , sikap siswa dalam memperhatikan penjelasan peneliti cukup baik. Namun respon siswa dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti masih rendah, banyak di antara siswa harus ditunjuk terlebih dahulu baru mau menyampaikan pendapat. Di siklus I
siswa masih cenderung takut, tetapi sedikit demi sedikit siswa mulai berani untuk berbicara.
54
Beberapa siswa cukup sulit untuk dikondisikan sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif. Masih banyak terlihat siswa yang berbicara sendiri
dengan temannya, melamun dan sebagainya. Di siklus I , siswa terlihat kurang percaya diri karena belum terbiasa untuk bermain sosiodrama di depan kelas.
Banyak dari siswa masih merasa malu sehingga pada saat membaca maupun berbicara, kenyaringan suara siswa masih rendah. Keseriusan siswa dalam
menghafalkan naskah sosiodrama juga masih kurang, sebagian siswa justru asyik bermain sendiri saat diminta untuk membaca dan menghayati naskah
sosiodrama. Siswa yang kurang mendapat perhatian dari guru cenderung bermalas-malasan. Sehingga saat siswa diminta maju untuk memainkan
sosiodrama, banyak siswa yang kurang menguasai jalannya cerita.
Gambar 4. Kegiatan Siswa saat Memainkan Sosiodrama Siklus I
Kesempurnaan kerjasa sama yang terlihat antara kelompok juga belum terbentuk sempurna karena tempat duduk yang seharusnya untuk satu
55
kelompok dijadikan untuk dua kelompok. Ini disebabkan karena ada beberapa siswa yang tidak mau menyerahkan bangkunya untuk kelompok lain.
Di samping itu, aspek-aspek kebahasaan dan nonkebahasaan siswa dalam berbicara, khususnya saat memainkan sosiodrama masih
dikesampingkan. Di antaranya, ketepatan pengucapan masih belum maksimal, penempatan tekanan, nada belum sepenuhnya tepat, pilihan kata
diksi kurang bervariasi meski siswa diperbolehkan berimprovisasi dalam berdialog, sikap dari sebagian siswa masih terlihat tegang, terkadang
pandangan siswa tidak ke arah lawan bicara, gerak-gerik dan mimik kurang tepat, kenyaringan suara juga masih kurang, dan siswa masih belum terlalu
lancar dalam berbicara sehingga terlihat siswa tersebut belum menguasai topik pembicaraan.
Namun siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama, hal itu
terlihat dari permintaan siswa agar besok peneliti masih terus disuruh data ke kelas ini untuk melakukan penelitian kembali di kelas tersebut. Siswa terlihat
senang meskipun masih merasa kurang percaya diri untuk tampil memainkan sosiodrama. Dukungan serta motivasi agar siswa mau tampil dengan berani
adalah hal terpenting yang harus dilakukan oleh guru. Dengan begitu, ke depan siswa akan lebih yakin dengan kemampuan siswa sendiri.
56
d. Refleksi dan Revisi Tindakan Siklus I