69
d. Refleksi Tindakan Siklus II
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru pada akhir siklus II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran keterampilan
berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama secara umum telah berjalan sesuai dengan rencana. Jadi, pembelajaran keterampilan berbicara
menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Cepit Pendowoharjo Bantul.
Proses pembelajan pada siklus II kondisi kelas sudah lebih baik, namun demikian masih terdapat beberapa siswa yang masih menunjukkan
kekurangan dalam setiap aspek keterampilan berbicara. Kekurangan- kekurangan tersebut antara lain: 1 ada beberapa siswa yang berbicara atau
membaca kata yang mirip dengan bahasa ibu akan membaca dengan dialeg bahasa ibu atau medog, 2 ada beberapa siswa yang ketika membaca terlalu
terpaku teks sehingga kurang berekspresi. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa dan tes berbicara siswa
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai sehingga tindakan dihentikan. Peningkatan keterampilan berbicara siswa
pada siklus II meningkat sebesar 10,2, dari kondisi awal 69,21 meningkat menjadi 76,06 Untuk lebih jelasnya, lihat tabel di bawah ini.
Tabel 9. Peningkatan Nilai Rerata Keterampilan Berbicara Siswa Pratindakan, Tindakan Siklus I, dan Tindakan Siklus II.
Kelas Nilai Rerata
Pratindakan Siklus I
Siklus II
V 65,86
69,21 76,06
70
Tabel di atas merupakan nilai rerata pada tindakan siklus II. Peningkatan nilai rerata dari pra tindakan sampai siklus II dapat divisualisasikan dalam
diagram berikut.
Gambar 7. Diagram Nilai Rerata Siklus II
Klasifikasi nilai keterampilan berbicara yang diperoleh pada siklus II yaitu 20 siswa baik dengan persentase 91, dan 2 siswa sangat baik dengan
persentase 9.
Tabel 10. Kriteria Nilai Keterampilan Berbicara Siklus II
Nilai siklus I
Siklus II Kriteria
jumlah Siswa Persentase jumlah Siswa Persentase
80-100
1 5
2 9
Sangat baik
66-79
18 81
20 91
Baik 56-65
2 9
- -
Cukup 40-55
1 5
- -
Kurang
= Siklus II = Siklus I
= Pra Tindakan 70
80
60 90
50 40
100
30 20
10
71
Tabel 11. Peningkatan Nilai Rerata Keterampilan Berbicara
no pra tindakan
siklus 1 siklus 2
kkm naik
tetap 1
67 78
82 √
2 62
76 83
√ 3
71 68
83 √
4 68
72 82
√ 5
80 71
83 √
6 66
80 81
√ 7
72 73
84 √
8 65
77 87
√ 9
66 70
83 √
10 65
67 80
√ 11
65 70
84 √
12 66
72 81
√ 13
65 69
82 √
14 64
67 78
√ 15
54 67
70 √
16 58
73 85
√ 17
64 72
87 √
18 68
64 80
√ 19
64 70
74 √
20 68
72 85
√ 21
64 72
80 √
22 65
66 81
√
72
B. Pembahasan
1. Peningkatan Keterampilan Berbicara pada Siklus I
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pada saat pembelajaran berlangsung sebagian siswa terlihat lebih aktif dalam
mengemukakan pendapat dengan adanya materi memerankan drama dengan menggunakan metode sosiodrama karena metode sosiodrama terbilang baru
mereka gunakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Roestiyah, N. K. 2001: 90 kadang-kadang banyak peristiwa psikologis atau sosial yang sukar bila
dijelaskan dengan kata-kata belaka. Maka perlu didramatisasikan, atau siswa dipartisipasikan untuk berperanan dalam peristiwa sosial itu. Namun, beberapa
siswa yang terlihat masih kurang aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut terlihat ketika ada kelompok siswa yang diminta untuk melakukan drama di depan kelas,
siswa tersebut tidak menyimak dan memperhatikan temannya yang sedang berada di depan kelas. Beberapa siswa ada yang asyik berbicara sendiri dan ada
yang mondar-mandir ke depan dan ke belakang. Jika siswa tidak memperhatikan saat temannya maju untuk melakukan sosiodrama, siswa tidak tahu letak
kesalahan yang dilakukan temannya ketika mendramatisasikan sebuah cerita dan tidak mengetahui koreksi yang dilakukan oleh guru sehingga siswa yang tidak
memperhatikan bisa melakukan kesalahan yang sama. Guru dalam membimbing siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara
sudah baik. Guru selalu memberi motivasi pada siswa yang masih malu-malu dalam mengemukakan pendapatnya dan arahan untuk banyak latihan