commit to user
perbedaan kekuatan utama di masyarakat dalam mengontrol proses komunikasi.
16
Memang persoalannya, media tidak bisa bersikap netral. Misalnya, atribut-atribut media tertentu dapat mengkondisikan pesan yang dikomunikasikan.
Seperti media pengalihan perhatian massa lainnya, televisi adalah pedang bermata dua. Pada sisi positifnya, televisi berperan besar dalam melakukan perubahan
penting yang sangat berarti di dalam masyarakat.
Sesungguhnya, kata Jim Macnamara, peranan media dikomentari dan
diperdebatkan secara luas di seluruh masyarakat dan terdapat pandangan yang sangat berbeda mengenai apa itu media dan bagaimana seharusnya. Apa persisnya
yang dipikirkan orang tentang media? Untuk sebagian orang, media massa dianggap hanya berupaya menemukan kebenaran dan kenyataan untuk kemudian
memberitakannya. Tetapi tampaknya –kata sebagian lagi— media massa condong menciptakan peritiwa, menafsirkan dan mengarahkan terbentuknya kebenaran.
17
B. Identifikasi Masalah
Kehadiran newsticker berita kini sudah dimanfaatkan oleh sebagian besar jaringan televisi di Indonesia, paling tidak ditayangkan saat siaran berita
yang utama. Padahal menurut pengakuan beberapa redaktur maupun produser berita di stasiun televisi selain tvOne, hingga saat ini belum ada pedoman baku
untuk proses pembuatannya. Pemberitaan tentang bencana alam pada newsticker, tentu merupakan
suatu bentuk wacana yang bermakna. Hal ini ditangkap Hamad, seluruh isi media tiada lain sebagai realitas yang telah dikonstruksikan constructed reality dalam
16
Eriyanto. 2001. Analiis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS, hal. 23
17
Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. hal.32
commit to user
bentuk wacana yang bermakna.
18
Bicara mengenai wacana bencana alam pada newsticker, tidak bisa dilepaskan dari bahasa sebagai unsur utamanya. Bahasa dipergunakan sebagai alat
konseptualisasi dan alat narasi. Bahasa dalam seluruh isi media tidak hanya meliputi bahasa verbal, tetapi bahasa non-verbal juga menjadi bagian yang
tidak terpisahkan. Karena itu, peneliti mengidentifikasi masalah dengan beberapa faktor
yang berkaitan dengan masalah penelitian sebagai berikut: 1.
Kebijakan Redaksional tvOne yang mendasari penggunaan newsticker sebagai salah satu bentuk media informasi, yang berkaitan dengan strategi komunikasi
tvOne sebagai televisi berita. 2.
Efektifitas newsticker sehingga tvOne dalam melakukan konstruksi realitas media dengan penayangan secara terus menerus.
3. Pembuktian atas pemberitaan newsticker tentang bencana alam tvOne –
khususnya bencana Gunung Merapi Yogyakarta— terhadap dampak kepada masyarakat.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penyusun menganalisis konstruksi realitas media atas muatan newsticker tentang bencana alam di tvOne. Sesuai metode Analisis
Wacana Kritis yang membagi analisis dalam tiga dimensi --text, discourse practice, dan sociocultural practice— sekaligus digunakan sebagai indikator
pembatasan masalah. yakni:
18
Hamad, Ibnu. 2000. Op.Cit , hal.12
commit to user
1. Dalam dimensi teks, bagaimana isi newsticker tvOne mewacanakan realitas
bencana alam, khususnya bencana gunung Merapi Yogyakarta? 2.
Dalam dimensi praktik wacana, khususnya pada level produsen, bagaimana Redaksi tvOne melakukan konstruksi realitas media yang diwacanakan
newsticker yang menjadi salah satu kebijakan redaksional tvOne? 3.
Dalam dimensi praktik wacana, khususnya pada level konsumen, bagaimana
newsticker tvOne tersebut dapat diminati dan menjadi panduan masyarakat
daerah sekitar bencana? 4.
Dalam level dimensi praktik sosiokultural, bagaimana pula pandangan Pengamat Televisi maupun Pemerhati Televisi Budaya Massa dan Sosiolog
atas konstruksi realitas media pada newsticker yang terjadi pada konteks dan di luar teks dalam kondisi sosial budaya tersebut?
D. Rumusan Masalah