Level Produsen KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

commit to user 134 BAB V ANALISIS DIMENSI MESO PRAKTIK DISKURSUS PADA LEVEL PRODUSEN DAN KONSUMEN Ini merupakan dimensi yang berhubungan dengan proses produksi level produsen dan proses konsumsi teks level konsumen. Praktik-praktik kewacanaan –tempat dihasilkannya diciptakan serta dikonsumsi diterima dan diinterpretasikannya teks— dipandang sebagai bentuk penting praktik sosial, yang memberi kontribusi bagi penyusunan dunia sosial mencakup hubungan sosial.

A. Level Produsen

Pada level ini penyusun mengamati proses pengelolaan newsticker— yang terdiri atas input masukan, proses produksi dan output luaran— dengan cara observasi sekaligus melakukan wawancara terstruktur maupun tidak kepada Manajer Divisi Newsticker Website dan Tim Pengelola di ruang Redaksi tvOne. Digunakannya newsticker sebagai salah satu bentuk media informasi di tvOne, memberikan penyusun beberapa poin sebagai berikut: 1 Kebijakan Redaksional Kebijakan Redaksional terkait newsticker dibuat Redaksi berdasarkan misi dari tvOne sendiri sebagai televisi berita. Keinginan Redaksi tvOne agar masyarakat mengetahui keberadaan newsticker terbukti, karena ternyata semua responden yang dihubungi penyusun, menyatakan tahu tentang newsticker meski sedikit berbeda kalimatnya. commit to user Dengan demikian newsticker dapat menjadi ujung tombak tayangan berita yang diunggulkan aktualitasnya, sekaligus sebagai salah satu pembentuk citra penciri bagi tvOne sebagai televisi berita. Hal ini seperti dijelaskan oleh Aries Margono, Manajer Divisi Newsticker Website tvOne, sebagai berikut: “Kebijakan Redaksional tvOne yang menggunakan newsticker sebagai salah satu bentuk informasi, karena tvOne sebagai televisi berita selalu lebih mengutamakan berita. Hingga saat ini newsticker menjadi tayangan berita yang diunggulkan aktualitasnya, sekaligus sebagai salah satu pembentuk citra tvOne sebagai televisi berita Kita menginginkan tvOne sebagai ‘trade mark’ dari sebuah televisi berita, sehingga ketika orang mengingat berita di benaknya akan muncul tvOne.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Kehadiran newsticker di televisi lain, menjadi ranah pengalaman kami untuk memproduksi tayangan. Meski Aries mengakui, tvOne bukanlah televisi pertama yang memuat newsticker sebagai andalan berita terkini. Tetapi tidak lantas kemudian membuat isi dan penampilannya sama persis, tetapi tetap berbeda. Hal ini ditegaskannya, “Walau bukan menjadi televisi yang pertama menayangkan newsticker, kehadirannya di tvOne merupakan satu kesatuan untuk menegakkan citra sebagai televisi berita. Tampilannya pun berbeda, tidak berjalan running text. Tetapi stay on line, sehingga pemirsa langsung tahu isi berita tanpa harus menunggu.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Beberapa hal penting yang ditekankan dalan kebijakan Redaksional terkait newsticker ini, antara lain: a Format: Format newsticker yang sederhana membuatnya lebih mudah diperbarui dan tampil terus menerus sesuai perubahan realitas yang terjadi, sehingga mampu memenuhi kriteria sebagai Televisi Berita. Karena biasanya berita newsticker ditindaklanjuti dalam berita utama yang lengkap dengan gambar dan isi yang lebih rinci, sehingga secara keseluruhan merupakan strategi pemberitaan yang commit to user komprehensif. Berita terbaru dapat segera ditayangkan segera hanya mengandalkan kata-kata tanpa gambar, sehingga aktualitas berita menjadi pertimbangan utama dengan gambar hanya sebagai pendukung. Sebagaimana diungkap Aries lagi, “Kami mendasari setiap program acara di tvOne dengan meletakkan pertimbangan sebagai televisi berita, karena kita menginginkan tvOne sebagai ‘trade mark’ dari sebuah televisi berita, sehingga ketika orang mengingat berita di benaknya akan muncul tvOne. Newsticker merupakan solusi untuk berita terbaru yang selalu update melalui barisan kata-kata, tanpa memerlukan gambar karena diposisikan sekadar pendukung berita.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Visi tvOne menjadi Televisi Berita, membawa dampak yang luas dalam mempertimbangkan setiap program acara yang ada di tvOne. Nilai berita yang harus mengandung unsur menarik dan penting bagi masyarakat, menjadi nafas dalam pertimbangan pengelolaan dan penayangan program. Newsticker merupakan ujung tombak penonjolan program acara yang mencerminkan aktualitas, karena tampilannya yang berupa teks berita singkat dan tidak memerlukan gambar. Oleh sebab itu, saat terjadinya bencana erupsi gunung Merapi, Yogyakarta, pemberitaan newsticker yang update nyaris tanpa henti sesuai misi. Untuk misi tvOne, Aries pun menjelaskan, “Dengan misi tvOne sebagai televisi berita, adanya tayangan newsticker dapat memenuhi aspek aktualitas sebagai basis utama televisi berita. Realitas bencana gunung Merapi layak menjadi salah satu wacana, yang menggambarkan konstruksi realitas media pada newsticker. Karena tema wacana newsticker yang menjadi fokus tayangan ditetapkan pada rapat Dewan Redaksi, berdasarkan kepentingan publik yang mempertinggi nilai berita sehingga realitas tersebut layak jual dalam melengkapi berita utama.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Untuk menampilkan newsticker yang layak jual, unsur-unsurnya terdiri atas nomor urut tayangan, isi teks, petugas peng-input, tanggal dan waktu input, keterangan proses input, penggolongan isi, dan waktu durasi tayang newsticker. commit to user Upaya mengokohkan diri sebagai televisi berita utama bagi seluruh masyarakat, ternyata tidak mudah. Gaya pemasaran dan strategi pemberitaan yang diusung harus sejalan dengan visi dan misinya. Kemauan untuk mengubah mindset dan habitually masyarakat agar menjadikan berita-berita di tvOne sebagai sumber berita utama mereka, merupakan upaya yang menyeluruh dan berkesinambungan dalam semua program acara yang disajikan. Terutama dalam program berita, termasuk newsticker, agar sejalan dengan tagline tvOne yang berbunyi, “Terdepan Mengabarkan.” b Tujuan Jangka Pendek Sebagaimana dijelaskan di atas, newsticker tentang bencana Merapi memang ditujukan agar menjadi rujukan masyarakat untuk informasi terkini. Begitu pula tujuan jangka pendek newsticker pada umumnya, namun tentang bencana Merapi memang sangat didedikasikan khususnya untuk masyarakat Yogya dan sekitarnya yang terdampak bencana. Termasuk semua instansi terkait yang menangani penanggulangan bencana tersebut, seperti yang ditegaskan Aries, “Tujuan jangka pendek dari penayangan newsticker tentang bencana Merapi adalah menghadirkan informasi yang cepat, karena Pemerintah dengan segenap instansinya tidak bisa menyebarkan langsung secara massal. Jadi newsticker tersebut memang didedikasikan untuk masyarakat Yogya dan sekitarnya yang terdampak bencana, termasuk instansi terkait yang menangani penanggulangan bencana tersebut.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Saking luasnya daerah terdampak bencana, newsticker bencana Merapi juga ditujukan untuk mempermudah konsolidasi penanganan penanggulangan bencana dan proses rehabilitasinya. Begitu pula dalam menampung tanggapan masyarakat, terutama warga setempat, yang mengetahui tiap detik perubahan kondisi yang terjadi. Hal ini diungkapkan juga oleh Aries, commit to user “Tanggapan masyarakat yang kami dapat umumnya berupa masukan informasi, jarang sekali bersifat complain. Pernah ada complain dari masyarakat, saat itu kami terlambat memperbaiki perubahan zona daerah bahaya. Itupun kami langsung perbaiki, setelah melakukan check recheck ke Reporter di lapangan sebelumnya.´ Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 c Tujuan Jangka Panjang Sedangkan tujuan jangka panjang dari keberadaan newsticker, seharusnya memang merupakan Visi tvOne sebagai sebuah televisi berita. Yakni, agar menjadi habitually bagi masyarakat, untuk menjadikan berita di tvOne sebagai sumber berita utama masyarakat. Karenanya, mindset masyarakat harus diubah, demi mengukuhkan citra sesuai strategi komunikasi yang diinginkan pengelola tvOne. Sebagaimana diungkap Aries, “Kalau tujuan jangka panjangnya adalah agar newsticker sebagai sarana informasi tercepat dapat menjadi habitually bagi masyarakat, mengubah mindset masyarakat dan mengukuhkan citra tvOne sebagai televisi berita dengan motto “Terdepan Mengabarkan.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Semua yang dijelaskan Aries Margono sebagai Manager Divisi Newsticker Website tentang newsticker sebagai Kebijakan Redaksional sesuai dengan visi dan misinya, agar menjadikan berita-berita di tvOne sebagai sumber berita utama mereka. Inilah citra yang ingin ditegakkan Redaksi, sebagai strategi pemberitaan dan brand marketing perusahaan melalui newsticker. 2 Proses Pengelolaan Dalam melahirkan sebuah tayangan –sebagaimana halnya newsticker— tentu tidak luput dari input masukan, proses produksi dan output luaran. Seperti dijelaskan Aries, “Proses pengelolaan newsticker sangat sederhana, tidak serumit pengelolaan commit to user pada berita utama. Dari informasi yang masuk dilakukan check and recheck, kecuali yang berasal dari satu grup. Kemudian dilakukan seleksi berdasar beberapa kriteria, disunting dan di-input ke dalam komputer.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Informasi yang masuk input dari semua sumber –bisa dimintakan kepada reporter di lapangan, berbagai instansi dan unsur masyarakat yang telepon ke Redaksi atau mengirimkan pesan singkat sms, media informasi lain dalam dan luar negeri semisal Kantor Berita Antara maupun CNN terutama yang berasal dari grup perusahaan VivaNews atau ANTeve sendiri. Seusainya, baru pengelola newsticker mengetikkan di komputer yang telah di-setting dengan menggunakan format seperti ditampilkan dalam contoh analisis. Dalam prosesnya dilakukan check and recheck terlebih dahulu, untuk menjaga akurasi dan kredibilitasnya, sebagaimana ditegaskan Aries, “Dalam prosesnya dilakukan check and recheck terlebih dahulu, untuk menjaga akurasi dan kredibilitasnya. Selanjutnya diseleksi berdasarkan beberapa kriteria, antara lain: aktualitas, kredibilitas, akurasi, ruang lingkup magnitude dan penting maupun menarik bagi pemirsa. Setelah tersaring, dilakukan editing penyuntingan untuk tata bahasa, diksi dan penonjolan sesuai rasa bahasa dalam panjang maksimal 55 karakter.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Dalam proses input, pengelola newsticker melakukan penggolongan tema –Ekonomi, Luar Negeri Sports, Politik Hukum, Sosial, Sosial Daerah, dan Lain-lain— sesuai isi yang terkandung, Kebanyakan malah termasuk Sosial Daerah, karena berisi tentang bencana dan dampaknya bagi masyarakat sebagai masalah sosial yang berada di daerah Yogyakarta. Itu pun masih terdapat kesalahan input tema, pada beberapa berita yang sama dalam beda waktu penayangan. Dalam Pedoman Penulisan yang diterbitkan secara internal terlampir, Aries mengungkapkan berbagai hal yang menjadi pertimbangan. Sebuah peristiwa commit to user layak tayang, demikian menurut Pedoman Penulisan, setidaknya memiliki kriteria atau mengandung unsur-unsur: aktual, time concern, baru, memiliki magnitude besar, prestisius, menyangkut tokoh, memiliki kedekatan, pertama kali, misi, menyangkut kepentingan umum, dramatis, unik, relevan dan bermanfaat. Pedoman Penulisan juga memuat berbagai catatan yang harus diperhatikan. Antara lain, pemirsa tvOne, selain terdiri dari kelas menengah atas, sebagian besar berdomisili sekitar 60 di wilayah Jabodetabek. Mengingat anatomi itu, pemilihan topik berita hendaknya juga mempertimbangkan hal-hal tersebut. Perlu diingatkan kembali untuk berita-berita pasar modal, hendaknya benar-benar memperhatikan time concern. Kemudian dalam membuat skor pertandingan bola, tunggulah hingga usai pertandingan. Penyebutan institusi, juga harus dicermati. Baru bisa disebut mewakili institusi, jika hal tersebut menyangkut keputusan resmi. Untuk menulis kasus hukum yang belum memiliki kekuatan hukum tetap, junjunglah azas praduga tak bersalah. Pakailah kata ‘diduga.’ Janganlah memberi label atau stigma pada seseorang atau instansi, tanpa ada data akurat. Karena itu, cek dan ricek amat diperlukan. Hindari memungut berita dari dotcom media online tetangga yang akurasinya diragukan. Boleh mengutip dotcom media lain, hanya sekadar sebagai bahan informasi awal. Selanjutnya harus dikonfirmasikan ke reporter kita yang berada di lapangan, pada Kordinator Liputan, atau telepon langsung ke sumber berita. Juga hindari kata singkatan yang tidak popular, atau kata-kata yang dimulai dengan angka pada awal kalimat. Buatlah informasi yang jelas dan terukur. Angka dan data berperan commit to user penting, agar tidak disebut ‘asbun.’ Perhatikan pula akurasi yang harus tetap dijaga, karena menyangkut kredibilitas kita tvOne secara keseluruhan. Karena itu, jika mengalami keraguan, jangan sungkan-sungkan bertanya pada senior kita atau atasan kita yang ada di tvOne. Soal penentuan durasi tayang –1 jam atau 2 jam atau 4 jam atau 6 jam atau long life— sesuai magnitude maupun kepentingannya bagi pemirsa. Hal ini dianggap efektif, karena durasi yang semuanya lebih dari 1 jam, isi berganti dengan cepat dan ditayangkan berulang. Seperti yang dijelaskan Aries berikut ini: “Kriteria penggolongan tema newsticker tergantung atas isi yang terkandung semata, yakni Ekonomi, Luar Negeri Sport, Politik Hukum, Sosial, Sosial Daerah dan Lain-lain. Itupun untuk kandungan isi tentang Budaya, misalnya, masuk ke dalam Lain-lain, karena kami berusaha menyederhanakan, agar tidak terlalu merepotkan personil tim Redaksi saat meng-input data.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Tim pengelola newsticker yang cuma 2 orang setiap shift-nya selama 8 jam, diakui cukup kerepotan bertugas saat bencana yang perubahan realitas sangat cepat terjadi. Menjadi manusiawi agaknya bila terjadi kesalahan input, meski dapat membawa kepanikan masyarakat pemirsa. Seringnya terjadi kesalahan ketik maupun pola kalimat newsticker yang kemudian di-update pada tayangan berikutnya, menurut pengakuan Redaksi hanya karena kesalahan manusiawi belaka. Karena tak ada editor khusus untuk itu, semua tugas –mulai pengumpulan bahan, akurasi data, penyusunan isi sampai meng-input— hanya dilakukan 2orang yang bertugas dalam 1 shift selama 8 jam. Pola kalimat tetap mengacu kaidah Bahasa Indonesia Jurnalistik, dengan penekanan pada rasa bahasa dan penonjolan intisari isi yang menjadi tema, seperti yang ditekankan Aries. “Pola kalimat pada newsticker selalu mengikuti kaidah Bahasa Indonesia commit to user Jurnalistik, dengan penekanan pada rasa bahasa dan penonjolan intisari isi yang menjadi tema. Pernah ada beberapa newsticker yang isinya sama tetapi berbeda pola kalimatnya, hal ini hanya disebabkan kesalahan manusiawi dalam meng-input.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Kehadiran newsticker di televisi lain menjadi ranah pengalaman kami untuk memproduksi tayangan, karenanya kami lebih mempersiapkan diri dengan membuat sedikit pedoman penulisan sebagai acuan mereka yang bertugas. Selain agar terdapat kekhasan, juga demi memudahkan petugas walau sebelumnya mereka sempat diberi pelatihan tata cara pengelolaan newsticker. Penentuan durasi tayang –1 jam atau 2 jam atau 4 jam atau 6 jam atau long life— sesuai magnitude maupun kepentingannya bagi pemirsa. Hal ini dianggap efektif, karena durasi yang semuanya lebih dari 1 jam, isi berganti dengan cepat dan ditayangkan berulang. Sebagaimana dijelaskan Aries, “Sedangkan waktu durasi penayangan newsticker yang berbeda-beda –ada yang 1, 2, 4, 6, jam atau longlife— lebih disebabkan faktor magnitude dan kepentingan masyarakat. Sangat efektif, sebab durasinya lebih dari 1 jam, cepat berganti dan ditayangkan berulang. Soal waktu tayang yang ditulis pada naskah off air tetapi berbeda saat penayangannya, selain karena perubahan realitas –terutama tentang bencana—yang sangat cepat, juga karena kesalahan ketik saat proses input.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Setiap periode tampil ditayangkan 20 item newsticker dalam waktu 1 jam secara berulang dan kemudian secara otomatis berganti dengan sejumlah newsticker yang sudah disiapkan sebelumnya. Upaya mengokohkan diri sebagai televisi berita utama bagi seluruh masyarakat, ternyata tidak mudah. Gaya pemasaran dan strategi pemberitaan yang diusung harus sejalan dengan visi dan misinya, seperti ditegaskan Aries, “Semua yang dijelaskan tentang newsticker tadi agaknya sesuai dengan visi dan misi tvOne, yang ingin mengubah mindset dan habitually masyarakat agar menjadikan berita-berita di tvOne sebagai sumber berita utama mereka. Inilah citra yang ingin ditegakkan Redaksi tvOne, sebagai strategi pemberitaan dan brand marketing perusahaan melalui newsticker.” AriesMargono, wawancara commit to user 19 Mei 2011 3 Penggambaran Konstruksi Realitas Dalam proses input, Redaksi Tim Pengelola berusaha menuntaskan penggambaran realitas ke dalam satu item newsticker. Jika ternyata berita tesebut sangat penting dan tak cukup untuk dituliskan dengan 55 karakter, terpaksa dimuat pada beberapa newsticker yang berkelanjutan. Biasanya untuk satu tema realitas, maksimal diungkap dalam 4 item newsticker. Untuk hal ini, Aries menjelaskan, “Demi penggambaran realitas yang lengkap, beberapa newsticker dibuat seolah berkelanjutan. Apalagi karena keterbatasan karakternya, sehingga sebuah tema kadang dimuat dalam beberapa item newsticker. Saya kira, hal ini juga dilakukan televisi lainnya.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Jadi newsticker tentang bencana, seperti bencana Merapi ini, memang didedikasikan untuk masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, melalui informasi yang mereka butuhkan pada tayangan newsticker yang dapat ditontonnya di lokasi pengungsian. Sehingga dalam memproduksi dan menyiarkan tayangan, tvOne berusaha mengakomodir kepentingan semua segmen pasarnya. Karena peristiwa bencana gunung Merapi menyangkut penderitaan banyak orang dalam waktu lama, maka layak menjadi wacana yang menggambarkan konstruksi realitas media pada newsticker. Terlebih karena perubahan realitas yang begitu cepat, menyebabkan perlu adanya informasi yang dapat di-update untuk mengonstruksi realitas tersebut. Kebijakan Redaksional tersebut, menurut Aries didasarkan pada ketetapan rapat Dewan Redaksi, sebagaimana dikutipnya di bawah ini, “Realitas bencana gunung Merapi layak menjadi salah satu wacana, yang menggambarkan konstruksi realitas media pada newsticker. Karena tema commit to user wacana newsticker yang menjadi fokus tayangan ditetapkan pada rapat Dewan Redaksi, berdasarkan kepentingan publik yang mempertinggi nilai berita sehingga realitas tersebut layak jual dalam melengkapi berita utama.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 4 Dampak terhadap Masyarakat Tanggapan dari masyarakat biasanya didapatkan melalui jejaring sosial, seperti facebook atau twitter, telepon atau pesan pendek sms ke Redaksi. Umumnya Redaksi tvOne menerima masukan informasi –menurut Aries— jarang sekali yang sifatnya complain. Untuk newsticker tentang bencana Merapi hanya sekali, saat terlambat memperbaiki perubahan daerah zona bahaya. Hal ini diungkapkan Aries sebagaimana berikut, “Tanggapan masyarakat yang kami dapat umumnya berupa masukan informasi, jarang sekali bersifat complain. Pernah ada complain dari masyarakat, saat itu kami terlambat memperbaiki perubahan zona daerah bahaya. Itu pun kami langsung perbaiki, setelah melakukan recheck ke Reporter di lapangan sebelumnya.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Sebagian besar masyarakat cenderung merasa bosan dengan pengulangan yang terdapat pada newsticker, akibatnya mereka mengira yang ditayangkan tidak aktual dan tidak sesuai dengan realitas yang terjadi. Padahal aktual dan perubahan realitas ternyata tetap menjadi pertimbangan Redaksi, dinyatakan Aries di bawah ini, “Perubahan newsticker yang menyesuaikan realitas terjadi tetap dilakukan, karena syarat utama berita berdasarkan fakta. Namun bukan berarti tidak disiarkan secara berulang, lantaran sifatnya sebagai berita sepintas. Terlebih bila stok informasi terbatas, sehingga menjadi lebih sering diulang.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011 Soal peranan masyarakat dalam pembuatan newsticker, terutama dalam memberi masukan bahan berita. Sedangkan jarak sosial cukup memengaruhi, terutama pada wacana bencana seperti saat ini, tentu mereka yang terdampak dan commit to user terdekat dengan daerah bencana sangat lebih aktif. Untuk mereka yang lebih jauh, telepon, email sampai jejaring media sosial facebook dan twitter ikut menjadi sarana penyampaian masukan. Mengenai bukti dampak bagi masyarakat ini, Aries menyatakan, “Pemberitaan tentang bencana gunung Merapi di newsticker, telah membuktikan adanya dampak pada khalayak. Karena pemerintah dengan seluruh jajaran yang menangani bencana tersebut, tidak dapat menyebarkan semua informasi yang berkaitan atas bencana tersebut kepada segenap warga yang terkena dampak bencana maupun pihak-pihak terkait.” Aries Margono, wawancara, 19 Mei 2011

B. Level Konsumen