Kemitraan Pneumonia pada Balita

2.1.13 Jejaring

Untuk keberhasilan program Pengendalian ISPA diperlukan peningkatan jejaring kerja networking dengan pemangku kepentingan. Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari jejaring antara lain pengetahuan, keterampilan, informasi, keterbukaan, dukungan, membangun hubungan, dll dalam upaya pengendalian pneumonia di semua tingkat. Jejaring dapat dibangun dengan berbagai pemangku kepentingan sesuai dengan kebutuhan wilayah spesifik wilayah baik sektor pemerintah, swasta, perguruan tinggi, lembaga organisasi non pemerintah. Jejaring dapat dibangun melalui pertemuan atau nota kesepahaman MOU. Untuk menjaga kesinambungan jejaring, maka komunikasi perlu secara intensif melalui pertemuan-pertemuan berkala dengan mitra terkait Kemenkes RI, 2012 : 20.

2.1.14 Petugas Pemberantasan Penyakit P2 ISPA Puskesmas

2.1.14.1 Kriteria

Petugas Pemberantasan Penyakit P2 ISPA Puskesmas adalah petugas kesehatan yang : 1 Dipilih oleh Kepala Puskesmas yang disetujui dan dibina oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten. 2 Dalam melaksanakan kegiatan bertanggung jawab pada Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Puskesmas. 3 Mau dan mampu bekerja.

2.1.14.2 Peranan

Peran petugas Pemebrantasan Penyakit P2 ISPA Puskesmas antara lain : 1 Merencanakan kegiatan. 2 Melaksanakan komunikasi, informasi dan motivasi. 3 Penemuan dan pengobatan penderita Pneumonia. 4 Memberikan pelayanan. 5 Melakukan pencatatan dan pelaporan.

2.1.14.3 Tugas

Tugas dari petugas Pemberantasan Penyakit P2 ISPA yaitu : 1 Skrening penderita pneumonia balita . 2 Mengihitung frekuensi nafas pada penderita ISPA. 3 Diagnosa dan klasifikasi penderita. 4 Memberikan penyuluhan tentang penyakit ISPA. 5 Memberikan obat. 6 Merujuk penderita pneumonia berat ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

2.1.14.4 Sasaran pembinaan petugas Pemberantasan Penyakit P2 ISPA

Sasaran dalam pembinaan petugas Pemberantasan Penyakit P2 ISPA yaitu : 1. Keluarga penderita pneumonia . 2. Tokoh masyarakat, pamong desa, masyarakat, kelompok swadaya masyarakat dan kader kesehatan.

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

4 32 273

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita Di Kota Semarang Tahun 2013.

0 6 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIROTO TAHUN 2013.

0 5 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUNAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang.

0 1 16

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang.

1 3 5

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUNAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang.

0 1 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS MOJOGEDANG II Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Mojogedang II Kabupaten Karanganyar.

1 3 19

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Mojogedang II Kabupaten Karanganyar.

0 1 7

DAFTAR PUSTAKA Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Mojogedang II Kabupaten Karanganyar.

0 6 4

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Mojogedang II Kabupaten Karanganyar.

0 6 15