objek.  Adapun  komponen  konatif  adalah    kecenderungan  untuk  berperilaku  atau
berbuat dengan cara-cara tertentu  berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Sikap  terdiri  dari  berbagai  tingkatan  yaitu  1  menerima
receiving
,  2 merespons
responding
,  3  menghargai
valuing
,  4  bertanggung  jawab
responsible
Notoatmodjo,  2012:142.  Sikap  adalah  kecenderungan  untuk bertindak  praktik.  Sikap  belum  tentu  terwujud  dalam  tindakan,  sebab  untuk
terwujudnya  tindakan  perlu  faktor  lain,  yaitu  antara  lain  adanya  fasilitassarana dan prasarana. Seorang ibu sudah tahu bahwa anak yang sakit perlu diperiksa ke
Puskesmas  bukan  ke  dukun  bayi  dan  dan  sudah  ada  niat  sikap  untuk  periksa. Agar  sikap  ini  meningkat  menjadi  tindakan,  maka  diperlukan  bidan,  posyandu
atau  puskesmas  yang  dekat  dari  rumahnya  atau  fasilitas  tersebut    mudah dicapainya.  Apabila  tidak,  kemungkinan  ibu  tersebut  tidak  akan  memeriksakan
anaknya Hasil  penelitian  Indrawati  2009  :122-123  menunjukkan  ada  hubungan
antara  sikap  bidan  terhadap  praktik  penggunaan  partograf  pada  pertolongan persalinan  normal  p=0,001.  Murhayati  2010  menyatakan  ada  hubungan  sikap
ibu dengan praktek perawatan balita
p value
0,003, OR : 4,278. Pengukuran  sikap  dapat  melalui  observasi  perilaku,  penanyaan  langsung
dan  pengungkapan  langsung.  Metode  pengungkapan  sikap  dalam  bentuk
self report
yang  hingga  kini  dianggap  paling  dapat  diandalkan  adalah  dengan menggunakan  daftar  pernyataan  -  pernyataan  yang  harus  dijawab  oleh  individu
yang  disebut  sebagai  skala  sikap.  Skala  sikap  berupa  kumpulan  pernyataan
mengenai suatu objek sikap dari respon subjek dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap seseorang Azwar, 2013: 95.
2.5.5  Masa Kerja Lama Memegang Program
Masa  kerja  ada  karena  adanya  hubungan  kerja,  oleh  karenanya perhitungan  masa  kerja  dihitung  sejak  terjadinya  hubungan  kerja  antara  pekerja
dan  pengusaha  atau  sejak  pekerja  pertama  kali  mulai  bekerja  di  perusahaan tertentu dengan berdasarkan pada perjanjian kerja. UU No 13 tahun 2003 Psl. 50
UU Ketenagakerjaan. Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja pada suatu organisasi, lembaga dan sebagainya. Masa kerja seseorang dalam organisasi
perlu  diketahui  karena  masa  kerja  merupakan  salah  satu  indikator  tentang kecenderungan  para  pekerja  dalam  melaksanakan  aktivitas  kerjanya.  Misalnya
agar  produktivitas  kerja,  semakin  lama  seseorang  bekerja  maka  semakin  tinggi pula  produktivitasnya  karena  semakin  berpengalaman  dan  mempunyai
keterampilan yang baik dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya Siagian, 2003.
Setiap organisasi menginginkan para pekerja terus bekerja pada organisasi yang  bersangkutan  selama  masa  aktifnya.  Dengan  pertimbangan,  jika  banyak
tenaga  aktif  meninggalkan  organisasi  dan  pindah  bekerja  ke  organisasi  lain.  Hal ini merupakan pencerminan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam organisasi
tersebut. Hal ini yang dipertimabangkan adalah semakin banyak orang lama yang pindah bekerja, organisasi yang ditinggalkan dapat menderita kerugian.
Masa  kerja  berhubungan  erat  dengan  pengalaman-pengalaman  yang didapat  dalam  menjalankan  tugas  mereka  yang  berpengalaman  dipandang  lebih
mampu  dalam  melaksanakan  tugas,  makin  lama  masa  kerja  seseorang  maka kecakapan  mereka  akan  lebih  baik,  karena  sudah  menyesuaikan  diri  dengan
pekerjaannya.  menurut  Gibson  1996  bahwa  masa  kerja  sebagai  variabel individu  mempunyai  efek  secara  tidak  langsung  dengan  perilaku  dan kinerja
individu.  Penelitian  Ivantika  2001  menyatakan  ada  hubungan  yang  bermakna antara  lama  kerja  pengelola  P2  ISPA  dengan  cakupan  penemuan  penderita
pneumonia. Masa  kerja  dapat  diartikan  sebagai  lamanya  seseorang  bekerja  dalam
melakukan tugas tertentu secara terus menerus dalam suatu jangka waktu tertentu. Seorang bidan dikatakan terampil jika mempunyai pegaalaman klinik lebih dari 3
tahun dan mempunyai kesempatan atau sedang mengikuti pendidikan. Pengalamn praktik bidan lebih dari 3,5 bahkan 10 tahun dapat dikatakan bidan tersebut mahir
Sofyan M, et all, 2003. Dalam Penelitian ini, yang dimaksud dengan masa kerja adalah  berapa  lama  petugas  puskesmas  bidan  yang  ditunjuk  untuk  melakukan
tatalaksana  pneumonia  balita  di  ruang  KIA  Puskesmas  memegang  program Pneumonia sampai dengan waktu penelitian.
2.5.6 Ketersediaan F asilitas
Ketersediaan  adalah  kesiapan  suatu  sarana  tenaga,  barang,  modal, anggaran  untuk  dapat  digunakan  atau  dioperasikan  dalam  waktu  yang  telah
ditentukan  Depdiknas,  2013.  Ketersediaan  fasilitas  terkait  penanganan  praktik pneumonia  balita  meiputi  kelengkapan,  kesiapan  untuk  digunakan  dan  jumlah
yang  mencukupi  Kemenkes  RI,  2014,  Modul  7.  Fasilitas  adalah  seperangkat mesin dan peralatan kerja dalam unsur manajemen. Dengan adanya mesin,  maka