Patofisiologi Pneumonia Pneumonia pada Balita

mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveolar dan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya. Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus. Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia viremia generalisata . Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.

2.1.6 Pencegahan

Pencegahan penyakit Pneumonia dapat dilakukan dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat serta pemberian vaksinasi Pneumokokus, influenza, dan Pertusis Ditjen P2PL, 2012 .

2.1.7 Balita

Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Salah satu faktor penyebab kematian maupun yang berperan dalam proses tumbuh kembang balita yaitu ISPA. Untuk itu kegiatan yang dilakukan terhadap balita antara pemeriksaan perkembangan dan pertumbuhan fisiknya, pemeriksaan perkembangan kecerdasan, pemeriksaan penyakit infeksi, imunisasi, perbaikan gizi dan pendidikan kesehatan pada orang tua Kemenkes RI, 2012 .

2.1.8 Determinan kesehatan pada pneumonia balita

Pneumonia balita disebabkan oleh kuman yang menginfeksi saluran pernafasan anak balita. Namun penyebab ini tidak berdiri sendiri. Faktor-faktor lain berpengaruh terhadap status kesehatan balita khususnya berkaitan dengan ada tidaknya kejadian pneumonia. Faktor – faktor tersebut antara lain adalah faktor dari individu sendiri seperti daya tahan tubuh dan usia anak juga faktor dari luar individu seperti kebersihan lingkungan, pola asuh orang tua, sosial ekonomi keluarga terkait dengan pemenuhan gizi balita, perilaku hidup bersih dan sehat dan pelayanan kesehatan yang didapatkan. Masing-masing faktor tersebut secara bersama – sama atau kumulatif saling mempengaruhi kesehatan balita untuk terkena atau tidak terkena pneumonia, dan jika terkena pneumonia akan berpengaruh terhadap tingkat kesembuhan balita dari pneumonia Notoatmojo, 2012:5 Hal ini sejalan dengan teori klasik yang dikembangkan oleh Hendrick L Blum 1974 yang menyatakan bahwa ada empat determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Empat determinan tersebut adalah Notoatmojo, 2012 :4 : 1 Lingkungan Lingkungan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu lingkungan fisik yang meliputi cuaca, iklim, sarana dan prasarana serta lingkungan non fisik yang meliputi lingkungan sosial, budaya, politik dan sebagainya. Lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap kejadian ISPA dan pneumonia antara lain pencemaran udara yang dapat berakibat langsung terhadap gangguan pernafasan, higiene sanitasi yang tidak sehat akibat perilaku yang tidak bersih dan sehat sehingga memungkinkan berkembangnya bakterikuman penyebab penyakit.

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

4 32 273

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita Di Kota Semarang Tahun 2013.

0 6 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIROTO TAHUN 2013.

0 5 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUNAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang.

0 1 16

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang.

1 3 5

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUNAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang.

0 1 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS MOJOGEDANG II Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Mojogedang II Kabupaten Karanganyar.

1 3 19

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Mojogedang II Kabupaten Karanganyar.

0 1 7

DAFTAR PUSTAKA Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Mojogedang II Kabupaten Karanganyar.

0 6 4

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Mojogedang II Kabupaten Karanganyar.

0 6 15