kegiatan  dan  tanggung  jawab  keluarga  seiring  dengan  bertambahnya  kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat.
Umur  merupakan  faktor  yang  mempermudah  seseorang  dalam pembentukan  perilaku  namun  masih  banyak  faktor  lain  yang  dapat  menghambat
perubahan  perilaku  tersebut  seperti  lama  kerja,  dukungan  atasan,  penghargaan yang mempengaruhi seseorang dalam menampilkan sebuah perilaku. Semakin tua
umur  seseorang  maka  akan  cenderung  lebih  terpuaskan  dengan  pekerjaan  yang dilakukannya.  Kepuasan  petugas  dalam  pekerjaannya  dipengaruhi  oleh  berbagai
faktor  seperti  dukungan  atasan,  dukungan  mitra  kerja,  maupun  penghargaan  dari atasan.  Efek  dari  kepuasan  kerja  dapat  dilihat  dari  tingkah  laku  petugas  ketika
bekerja. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Kurniawan B 2006,
yang  menyatakan  terdapat  hubungan  antara  umur  dengan  praktik  penerapan prosedur  keselamatan  kerja.  Menurut  Priyoto  2014:81  semakin  tua  umur
seseorang,  maka  pengalaman  akan  bertambah  sehingga  akan  meningkatkan pengetahuannya  akan  suatu  objek.  Pegawai  yang  berusia  lebih  tua  cenderung
mempunyai rasa keterikatan atau komitmen pada organisasi dibandingkan dengan yang berusia muda sehingga meningkatkan loyalitas mereka pada organisasi.
5.1.2 Hubungan  antara  Pengetahuan  tentang  Pneumonia  Balita  dengan
Praktik Penemuan Pneumonia Balita oleh Bidan
Hasil  penelitian  menunjukkan  ada  hubungan  antara  pengetahuan  tentang pneumonia balita dengan praktik penemuan pneumonia ballita oleh bidan, bahkan
setelah  dilakukan  analisis  secara  bersamaan,  diketahui  bahwa  pengetahuan
merupakan  salah  satu  variabel  yeng  memiliki  kontribusi  kuat  terhadap  praktik penemuan  pneumonia  balita.  Hal  ini  berarati  responden  yang  memiliki
pengetahuan  baik,  akan  melaksanakan  praktik  sesuai  standar  dan  responden dengan pengetahuan kurang baik berpengaruh terhadap pelaksanaan praktik tidak
sesuai  standar.  Hasil  penelitian  ini  mendukung  penelitian  Duhri  2013  yang menyebutkan bahwa pengetahuan memiliki kontribusi dalam peningkatan kinerja
petugas P2TB. Pengetahuan  tentang  pneumonia  balita  yang  perlu  diketahui  bidan  adalah
tentang  penilaian  batuk  dan  sukar  bernafas,  klasifikasi,  menentukan  pengobatan, konseling  dan  pelayanan  tindak  lanjut.  Pengetahuan  bidan  yang  baik  tentang
pneumonia  balita  akan  membentuk  sikap  bidan  terhadap  penemuan  pneumonia pada  balita  dan  selanjutnya  bidan  akan  memutuskan  apakah  akan  melakukan
tindakan    atau  tidak  untuk  menentukan  klasifikasi  pneumonia  pada  tata  laksana kasus balita dengan keluhan batuk atau kesulitan bernafas.
Pengetahuan  responden  yang  kurang  akan  berkontribusi  42  kali  terhadap praktik  penemuan  pneumonia  balita  yang  tidak  sesuai  standar.  Hal  ini  dapat
terlihat  pada  hasil  penelitian,  bahwa  responden  dengan  pengetahuan  kurang khususnya  dalam  hal  cara  yang  benar  dalam  menghitung  nafas,  tanda
wheezing
, tanda bahaya umum dan menentukan jenis klasifikasi pada anak batuk yang lebih
dari  3  minggu  berdampak  pada  perilaku  praktik  responden  dalam  melakukan penilaian  klinik,  menentukan  klasifikasi  serta  pemberian  konseling.  Hasil
penelitian  menunjukkan  bahwa  hanya  sebagian  responden  yang  melakukan