Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi sebagai penyelenggara upaya Kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang memadai merupakan tumpuan masyarakat Permenkes
75 Tahun 2014.
2.2.
3 Upaya Kesehatan Puskesmas
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya
kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupatenkota bidang
kesehatan. meliputi Permenkes 75 Tahun 2014 : 1
Pelayanan promosi kesehatan; 2
Pelayanan kesehatan lingkungan; 3
Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; 4
Pelayanan gizi; 5
Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif danatau
bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing puskesmas. Untuk melaksanakan upaya kesehatan,
puskesmas harus
menyelenggarakan manajemen
puskesmas, pelayanan
kefarmasian, pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat dan pelayanan laboratorium Permenkes 75 Tahun 2014.
2.3 Praktik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas, Pusat Bahasa, 2013: 892 praktik adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori
melaksanakan pekerjaan dengan menerapkan teori keyakinan dan sebagainya. Notoatmodjo 2003 mengatakan seseorang yang telah mengetahui stimulusobjek
kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan mempraktikkan
apa yang diketahui atau disikapinya di nilai baik. Inilah yang disebut praktik
practice
kesehatan atau dapat dikatakan praktik kesehatan
overt behavior
. Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik
practice
, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut
overt behavior
, tindakan nyatapraktik
practice
. Notoatmodjo, 2003.
Tingkatan praktik
menurut kualitasnya
Notoatmodjo 2003,
mengemukakan bahwa praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu :
1 Persepsi
perception yaitu m
engenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat
pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya.
2 Respons terpimpin
guided response
yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator
praktik tingkat dua, misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotong-motongnya, lamanya memasak menutup
pancinya dan sebagainya. 3
Mekanisme
mecanism
yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang sudah mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu tanpa menunggu
perintah atau ajakan orang lain. 4
Adaptasi
adaption
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah di modifikasikannya tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut misalnya, ibu dapat mengenali gejala batuk yang hanya karena alergi dan gejala batuk yang merupakan tanda
pneumonia.
2.3.1 Praktik Bidan