ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen
66
Lampiran 2 Indikator Instrumen Penelitian 89
Lampiran 3 Analisis Butir Soal 91
Lampiran 4 Instrumen Penelitian 93
Lampiran 5 RPP Kelas Eksperimen 101
Lapmiran 6 RPP Kelas Kontrol 129
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Kelas 156
Lampiran 8 Rubrik Penilaian LKS 167
Lampiran 9 Rekapitulasi Nilai LKS Eksperimen 174
Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai LKS Kontrol 175
Lampiran 11 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 176
Lampiran 12 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol 177
Lampiran 13 Hasil Normal Gain N-Gain Kelas Eksperimen 178
Lampiran 14 Hasil Normal Gain N-Gain Kelas Kontrol 180
Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen 182
Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol 187
Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen 192
Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol 197
Lampiran 19 Perhitungan Uji Homogenitas Pretetst 202
Lampiran 20 Perhitungan Uji Homogenitas Posttest 204
Lampiran 21 Perhitungan Uji Hipotesis 206
Lampiran 22 Hasil Lembar Observasi Proses Belajar 210
Lampiran 23 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru 222
Lampiran 24 Dokumentasi Foto Penelitian 234
Lampiran 25 Tampilan Desain Hypermedia 236
Lampiran 26 Lembar Validasi Kelayakan Hypermedia 238
Lampiran 27 Uji Referensi 246
Lampiran 28 Hasil Nilai Siswa 20132014 253
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pendidikan menuntut guru menjadi semakin lebih baik, salah satunya dengan menjalankan tugas-tugasnya sebagai guru. Menurut E. Mulyasa
yang dikutip Sofan Amri menyatakan bahwa tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang memberikan
kemudahan belajar facilitate for learning kepada seluruh peserta didik agar mampu menyiapkan proses pembelajarannya.
1
Guru sebagai fasilitator yang berupaya optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa, demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang ada di sekolah sebagian besar masih beranggapan bahwa
pengetahuan adalah seperangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Terlihat pada proses pembelajaran yang masih terfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan
teacher centered dan metode pembelajaran konvensional masih menjadi pilihan utama. Hal tersebut terjadi karena metode pembelajaran yang dapat membuat siswa
cenderung pasif dan hanya sebagai pendengar ceramah guru tanpa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
2
Pembelajaran yang berlangsung dengan ceramah bersifat teacher center, karena hampir seluruh informasi tentang
bahan ajar berasal dari penjelasan guru.
3
Pendapat Marjan dkk. Menyatakan bahwa “pembelajaran konvensional sudah
tidak begitu efektif untuk digunakan dalam pembelajaran sekarang, terlihat dari sebagian siswa tidak memahami materi sehingga tujuan yang diinginkan sekolah
1
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013, h. 19.
2
Agus G. Widiantara, I Wayan Lasmawan, dan Ni Ketut Suarni, “Determinasi Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri Sosial terhadap Sikap Sosial dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Singaraja
”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar, Vol. 3, 2013, h. 2.
3
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 97.