Uji Hipotesis Pengujian Prasyarat Analisis Data Tes Hasil Belajar

Keberhasilan pada penelitian ini dapat dilihat dari hasil nilai posttest, juga dapat dilihat dari hasil penilaian lembar kerja siswa LKS yang digunakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol saat pembelajaran berlangsung. Kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol pada setiap pertemuannya. Hasil penilaian LKS yang dikerjakan oleh siswa di kelas eksperimen memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan LKS yang dikerjakan oleh siswa di kelas kontrol. Meskipun demikian, nilai rata-rata kedua kelas dalam kategori baik sekali. Hal ini menunjukkan, bahwa keberhasilan media pembelajaran yang digunakan oleh siswa di kelas eksperimen dan kontrol dapat membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang terdapat di LKS. Selain dari hasil nilai posttest dan LKS, peningkatan hasil belajar juga dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai N-Gain dari kedua kelas tersebut. Hasil uji N- Gain disajikan dalam tabel 4.5 dimana siswa kelas eksperimen tidak ada yang termasuk dalam kelompok kategori rendah, sedangkan pada kelas kontrol terdapat 2 siswa yang masuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pada kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar yang cukup baik dibanding kelas kontrol. Hasil rata-rata nilai N-Gain di kedua kelas tersebut dapat disimpulkan keduanya dalam kategori sedang. Hasil N-Gain ini memperlihatkan adanya perubahan hasil belajar sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Salah satu pertanda bahwa seseorang dikatakan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, perubahan tersebut dapat menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif, sikap afektif dan ketrampilan psikomotorik. 2 Lembar observasi proses belajar juga digunakan untuk melihat sejauh mana efektifitas dan keberhasilan proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran hypermedia. Hasil penilaian lembar observasi dapat dilihat pada tabel 4.4 dimana pada hasil penilaian lembar observasi proses belajar siswa pada kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol setiap pertemuannya. Lembar observasi kelas eksperimen pada pertemuan pertama semua aktivitas belajar diikuti 50 siswa. Pertemuan ke-dua semua aktivitas 2 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran , Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, h. 3 belajar diikuti 50 siswa kecuali pada tahapan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru 50 siswa. Pertemuan ke-tiga dengan semua aktivitas belajar diikuti 50 siswa. Pertemuan ke-tiga 50 siswa dapat mengikuti semua tahapan proses pembelajaran dari awal hingga proses diskusi yang berlangsung dengan baik dan kondisi kelas sangat kondusif. Hasil penilaian lembar observasi proses belajar siswa kelas kontrol pada pertemuan pertama dengan semua aktivitas belajar diikuti 50 siswa kecuali pada tahapan menyimak pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pertemuan ke-dua dengan semua aktivitas belajar diikuti 50 siswa kecuali pada tahapan menempati tempat duduk masing-masing dan menyimak penjelasan awal guru dengan powerpoint 50 siswa. Pertemuan ke-tiga dengan semua aktivitas belajar diikuti 50 siswa kecuali pada tahapan menempati tempat duduk masing-masing 50. Aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol cenderung kurang kondusif baik dari tahapan awal pembelajaran hingga diskusi, siswa kebanyakan tidak menempati duduk masing- masing. Hal ini menunjukkan, bahwa penggunaan hypermedia juga dapat mempengaruhi keberhasilan tercapainya tahapan proses pembelajaran. Media yang digunakan oleh kelas kontrol adalah media presentasi yang sering digunakan oleh guru di SMAN 47 Jakarta. Pemanfaatan multimedia dalam presentasi menggunakan perangkat lunak yaitu powerpoint, dapat menyebabkan kegiatan presentasi menjadi sangat mudah, dinamis dan sangat menarik. 3 Media powerpoint ini dapat membantu sebuah gagasan menjadi lebih menarik dan jelas tujuannya jika dipresentasikan. Pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol dengan menggunakan media powerpoint belum seefektif menggunakan hypermedia, dimana dalam penyajian powerpoint hanya terdapat isi materi berupa teks, gambar dan video tanpa dilengkapi fitur-fitur unik yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa seperti pada hypermedia yang bersifat memudahkan. Siswa di kelas kontrol juga cenderung bercanda dengan teman sebangku, sehingga kondisi kelas tidak kondusif. 3 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada, 2012, h. 150. Media pembelajaran hypermedia yang digunakan oleh kelas eksperimen memiliki banyak kelebihan, diantaranya hypermedia itu mengasyikkan, berhubungan, kurangnya struktur individual, dan sesuai dengan kreasi guru dan siswa. 4 Media ini juga didesain untuk menarik siswa agar terus mau mempelajari isi materi. Hypermedia juga didesain dengan unsur kemudahan, dimana terdapat banyak kumpulan navigasi. Termasuk hyperlink yang mempermudah siswa untuk berpindah dari satu bagian ke bagian selanjutnya atau bagian sebelumnya. 5 Hyperlink tersebut dapat membantu siswa yang belum paham atau lupa dengan materi sebelumnya, sehingga mudah untuk langsung berpindah ke bagian lainnya. Fitur-fitur yang unik juga ditambahkan dalam hypermedia, seperti beranda utama, peta konsep, games interaktif, referensi dan glosarium yang memudahkan siswa mencari arti istilah-istilah sulit. Kemudahan mengakses hypermedia ini dapat memberikan informasi yang mudah dipahami untuk materi yang tidak dapat diinderai pada konsep sistem ekskresi. Media ini juga membantu siswa menjadi lebih aktif untuk terus mengeksplor satu persatu sajian isi materi pada konsep sistem ekskresi. Membantu memberi gambaran yang konkret terhadap materi yang tidak dapat diinderai pada proses fisiologi yang terjadi pada sistem ekskresi, dimana siswa sulit untuk mengamati langsung karena kurang terkait dalam kehidupan sehari-hari. Siswa di kelas eksperimen juga cenderung senang dan sangat berkonsentrasi dalam pembelajaran dengan laptop masing-masing saat menggunakan hypermedia. Kedua kelas yang digunakan dalam penelitian ini sama-sama menggunakan media yang masih dalam kelompok teknologi berbasis komputer. Kedua media ini juga diperkenalkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, akan tetapi siswa di kelas eksperimen menunjukkan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan hasil belajar pada kelas kontrol yang lebih rendah. 4 M. Iksan Ansori, Budiyono dan Nunuk Suryani, “Efektivitas Pembelajaran Hypermedia dan Slide Powerpoint terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Kemampuan Visuopasial”, Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 1, 2013, h. 325 5 Stephen M. Alessi and Stanley R. Trollip, Multimedia for Learning: Methods and Develompent Massachusets: Allyn Bacon, 2001, h. 138.